Dalam dua hari terakhir Nachella disibukkan dengan menguras surat perceraian. Ia tidak perduli dengan pendapat Javier yang tidak menyetujui keputusannya untuk segera bercerai. Nachella tetap mengurus perceraian itu tanpa memberi tahu Javier. jika pria itu tahu, dia pasti menghalangi Nachella. Apalagi disaat pertama kali Nachella meminta untuk segera diceraikan, Javier menentangnya."Akhirnya, hanya perlu tanda tangan Javier saja." - ucapnya yang melihat surat perceraian itu.
Dia berniat segera memberi surat itu kepada Javier. Nachella penasaran seperti apa ekspresi Javier jika terkejut? Nachella ingin membuktikan kepada Javier bahwa ia tidak main-main dengan ucapannya.
"Akan kutunjukkan padanya bahwa aku, Nachella serius ingin bercerai darinya." Gumamnya.
Nachella berdiri dari tempatnya dan ia berjalan menuju ruang kerja Javier, ditemani pelayannya Merina.
'Dia pasti disana' pikir Nachella. Sesampainya disana, Nachella dicegat didepan pintu oleh Mark yang baru keluar dari ruangan itu dan mendapati Nachella ada sana."Duchess, ada urusan apa anda kemari?" Tanya Mark, terlihat ia cepat-cepat menutup pintu itu agar Nachella tidak bisa masuk.
"Yang jelas bukan urusanmu! Bukakan pintunya, aku ingin menemui Javier sekarang juga."
"Duke tidak bisa diganggu, ia sedang bekerja." Jawab Mark.
Mark menahan pintu itu agar tidak di dorong oleh Nachella. Mark tau bahwa Javier selalu marah setiap saat Nachella mencoba masuk diruang kerjanya. Wanita itu selalu mencari cara agar bisa berduaan dengan Javier. Apapun ia lakukan hanya untuk mencari perhatian Javier. Sebenarnya Mark kasihan melihat Nachella yang selalu diabaikan. Namun, dia juga tidak bisa menolak perintah dari tuannya, Javier. Pria itu tidak ingin berdekatan dengan istrinya.
Karena itu, Javier menyuruh Mark untuk menghalangi Nachella yang berniat untuk dekat dengan nya. Dan Mark juga tidak ingin dimarahi hanya karena ia tidak becus bekerja. Namun, dilubuk hatinya yang paling dalam, ia menyimpan harapan agar tuannya itu dapat mencintai istrinya.
"Maaf, sebaiknya Duchess kembali saja, Duke benar-benar tidak bisa diganggu. Duchess tau sendiri jika Duke marah seperti apa. Bukannya saya tidak ingin membantu, tapi ini suruhan dari Duke Javier sendiri. Maafkan saya Duchess." Ucapnya
"Akan ku maafkan jika kau membuka pintu ini."
"Saya tidak bisa Duchess." Jawabnya.
"Kalau begitu minggirlah! Akan ku buka sendiri." Jawab Nachella.
"Bukan itu maksud saya Duchess, tapi Duke Javier tidak memperbolehkan Duchess masuk ke ruang kerjanya." Mark berucap dengan hati-hati.
Nachella ingat bahwa Javier selalu melarangnya untuk datang ke ruang kerjanya. Dan apabila dia berhasil masuk, Javier langsung mengusirnya dan memarahinya. Dia selalu memerintahkan Mark, untuk menghalangiku. Nachella tahu, Mark sangat patuh kepada Javier.
"Hei, kali ini saja ok? Aku tidak akan membuat kekacauan disana. Janji, hanya ada hal penting yang harus ku sampaikan kepada tuanmu itu saat ini juga. Aku tidak punya banyak waktu."
"Duchess bisa katakan kepada saya, nanti akan saya sampaikan pada Duke segera."
"Sejauh mana kau mencampuri urusan rumah tanggaku hah! Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan melalui perantara. aku harus sampaikan sendiri padanya."
"Bukan maksud saya...."
"Sudahlah!" Nachella memotong ucapan Mark
'Tidak ada cara lain' batin Nachella.
Setelah sekian lama, akhirnya ia harus mengeluarkan jurus rahasianya. Yaitu membuat orang pingsan dengan satu pukulan. Ia kurang yakin masih bisa melakukan itu dengan tubuh barunya. Tapi tidak akan tau, jika belum dicoba.
"Baiklah, dengarkan aku baik-baik. Tundukkan sedikit wajahmu, kau terlalu tinggi." Ucap Nachella seperti hendak membisikkan sesuatu.
Mark menuruti itu, ia senang sekarang Nachella mencoba mengalah.
"Ini mungkin sedikit mengejutkamu, tapi aku terpaksa MELAKUKAN INI!!"
BUGH! Nachella berhasil mendaratkan satu pukulan diwajah Mark yang sekarang mengeluarkan darah di hidungnya dan..
BUKK! Mark jatuh pingsan.
Merina hanya bisa terdiam menganga melihat kejadian didepannya. Merina menutup mulutnya karena kaget. Dia tidak percaya Nachella sekuat itu.
"Duchess, apa dia baik-baik saja?" Merina langsung menghampiri Mark yang sudah tergeletak di lantai itu dengan hidung berdarah.
"Untunglah dia masih bernafas." Ucap Merina.
"Tidak mungkin dia Mati hanya karena satu pukulan."jawab Nachella.
Tapi Nachella berhasil membuat Mark pingsan hanya dengan satu pukulan. Itupun membuat Merina takjub.
"Tolong kau urus dia sebentar Merina, aku ingin menemui Javier dulu."
Nachella membuka pintu itu dan berjalan masuk kedalam. Nachella dulu memang sering mencoba masuk keruangan itu. Tapi ini baru pertama kali baginya memasuki ruangan itu setelah menjadi Nachella.
Ruangan itu luas, dua kali lebih luas dari kamarnya. Dan Nachella melihat meja kerja Javier diujung ruangan itu. Pantas saja dia tidak mendengar keributan diluar, 'apa disini kedap suara juga?' pikirnya.
Nachella kembali sadar, ia tidak bisa terus mengagumi keindahan ruangan itu dengan dekorasi klasik. Ia terus berjalan menuju meja kerja Javier. Javier ada disana, duduk dikursi dengan membelakangi meja kerjanya seperti memikirkan sesuatu.
'Dia pasti tidak menyadari kalau aku yang masuk kesini' batin Nachella.
"Apa ada yang perlu dibicarakan lagi Mark?" Ucap Javier tanpa melihat siapa yang ada dibelakangnya.
Tuh kan, dia tidak sadar.
"Aku bukan Mark" Nachella berucap.
Mendengar itu, Javier langsung memutar kursinya kearah depan. Ia tau suara siapa itu.
"Sudah berapa kali ku katakan kau jangan pernah menginjakkan kaki disini! Dimana Mark?"
"Mark? Dia ada didepan." Jawab Nachella.
Javier terlihat marah bisa-bisanya Mark mengabaikan perintahnya untuk menghalangi Nachella jika ia datang ke ruang kerjanya. Javier berdiri dari tempat duduknya. Berniat untuk memarahi pria itu.
"Tenanglah! Dia tidak bisa diganggu sekarang." Entah apa yang Javier lakukan padanya jika ia tau Mark pingsan karenanya.
"Maksudmu?"
"Kau jangan memarahinya, aku yang memaksa masuk kesini. Aku cuma mau memberi ini."
"Apa itu?"
"Surat cerai!"
"APA!!"
"bisakah kau santai sedikit jika berbicara dengan ku? Jangan meninggikan suaramu seperti itu."
"Jadi kau benar-benar berniat untuk bercerai dengan ku?" Tanya Javier.
"Memangnya aku terlihat bercanda? Kau juga berniat akan menceraikanku kan? Yasudah, kita ini punya tujuan yang sama sekarang. Tidak perlu sekaget itu." Jawab Nachella.
Javier bingung dengan tindakan Nachella kali ini. Wanita itu datang menemuinya dengan membaca surat cerai, bukan berniat untuk bertingkah manja padanya seperti yang sudah-sudah Nachella lakukan ketika setiap kali menemuinya. Apa ini? Nachella benar-benar berubah pikiran?
"Tapi itu tujuh bulan lagi Nachella, kau tidak perlu menyibukkan dirimu sekarang. Aku nanti yang akan mengurusnya." Ucap Javier.
"Sekarang ataupun tujuh bulan lagi, kita tetap akan bercerai."
'Jika aku tidak mati' batinnya.
Tidak, cara satu-satunya untuk menghindari kematiannya adalah bercerai secepatnya. Sebelum takdir itu menjadi kenyataan. Nachella akan mengubah jalan ceritanya.
Dicerita aslinya, Nachella tidak sempat bercerai dengan Javier karena ia lebih dulu mati. Jika ingin selamat, maka ia harus mengubah jalan cerita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Ayo Kita Bercerai!
Random(BELUM DIREVISI) Nurra, seorang Jaksa yang harus mati karena pembunuhan berencana. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kebenaran dari kasus korupsi yang ia tangani. Rasanya belum cukup dengan kesialan itu saja, Nurra mendapati dirinya terbangun...