part 12

41.5K 2.9K 11
                                    


Merina menepuk-nepuk pipi Mark, namun pria itu tidak kunjung bangun.

"Dia terlihat sekarat." Ucap Merina

Merina menarik tubuh pria itu untuk bersandar di dinding.

"Hmm.. Berat sekali!"

Masih terlihat bekas darah yang keluar dari hidungnya. Nachella mendaratkan tinjunya tepat di hidung Mark dan membuatnya pingsan seketika.

"Kasihan sekali, maafkan Duchess Nachella. Dia pasti terpaksa melakukan itu. Jangan membencinya. Duchess itu orang nya baik sebenarnya." Merina berucap sambil menatap wajah Mark yang masih tidak sadarkan diri itu.

"Kau itu memang lemah atau Duchess Nachella nya saja yang kuat? Kenapa satu pukulan saja bisa membuatmu pingsan?"

Merina masih betah melihat pria itu. ternyata pria itu tampan juga, pikirnya.

"Hah! Sadar Merina! Apa yang kau pikirkan?"ucapnya.

Merina menepuk pipinya dan seketika berdiri untuk sedikit menjauh dari Mark.

_________________

Nachella dan Javier masih sibuk berdebat di ruangan itu.

"Iya, tapi dengan alasan apa aku menceraikan mu sekarang?!" Ucap Javier

"Kau bilang saja aku mandul, memang begitu kan rencanamu?" Balas Nachella.

"Orang tua kita pasti keberatan dengan itu. Mereka memberi kita waktu satu tahun. Setelah itu baru aku bisa menceraikan mu. Itu janjiku pada mereka."

"Javier, kita ini sudah dewasa. Tidak selalu kita mengikuti perkataan mereka. Pernikahan ini kita sendiri yang menjalani. Lambat laun juga mereka akan mengerti."

"Tetap saja aku tidak bisa!"

"Oh ayolah, anak yang tidak berani melawan orang tua itu memang baik. Tapi untuk keadaan seperti ini tolong kau pikirkan lagi. Jangan mengorbankan diri sendiri. Aku akan meyakinkan orang tuaku dan kau yakinkan orang tuamu. Mudahkan? Semarah-marahnya orang tua tidak mungkin dia akan membunuhmu. Mereka juga akan menyadarinya dan memaafkan mu. Jadi apa yang perlu ditakutkan?" Ucap Nachella.

"Nachella aku.. "

"Apa lagi?!"

Javier tidak tau harus berkata apa. kenapa ia tidak senang mendengar Nachella berucap seperti itu dengan penuh keyakinan. Seolah-olah tidak ada setitik pun rasa yang tersisa untuknya. Nachella terlihat seperti orang berbeda. Javier merasa belum siap jika harus ditinggalkan Nachella sekarang, terlepas dari perjanjian itu. Ada sedikit keraguan dihatinya.

"Berikan itu!" Javier menunjuk kertas yang sedari tadi ada ditangan Nachella.

"Janji kau akan menandatanganinya!" Ucap Nachella sebelum ia memberikan kertas itu kepada Javier.

"Iya, tinggalkan saja disini."

"Aku sudah tidak ada waktu menunggu lagi, kau tanda tangani saja sekarang."

Nachella tidak ingin ditipu oleh pria itu.

"Aku sibuk sekarang, berikan saja padaku."

"Sesibuk apa? Jika kau gunakan waktu bicara mu itu untuk menandatangani surat ini, selesai urusan ini. Tidak perlu waktu lima detik untuk kau menandatangani ini. Cepatlah, aku ingin menyerahkan surat perceraian ini segera. Dan pergi dari sini."

"Kau ingin pergi dari sini?"

"Kau ingin aku tetap tinggal disini setelah bercerai dari mu? Jangan gila!" Jawab Nachella

'Bodoh sekali' batin Nachella.

"Tinggalkan disini atau tidak sama sekali." Ucap Javier yang sama keras kepalanya.

"Kau jangan membuang waktuku, cepat tanda tangani ini sekarang juga! Aku tidak mau menunggu"

"Yasudah, aku juga tidak ingin menandatangani itu." Ucapnya Javier santai.

Ia kembali duduk di kursinya tanpa memperdulikan Nachella disana.

"Jika tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, keluarlah! Dan tinggalkan itu." Ucap Javier

"Tidak akan, aku ingin membawanya setelah kau tandatangani ini."

"Aku tidak bisa dipaksa seperti ini."

"Seharusnya kau senang. Ayolah, kasih tau kabar kepada kekasihmu itu bahwa kita akan bercerai secepatnya. Dia juga pasti akan senang mendengar itu."

Tidak ada jawaban dari Javier, dia hanya diam di tempat duduknya. Nachella tidak tahan melihat itu, dia memukul meja Javier dengan kuat sehingga membuat Javier sedikit terkejut atas tindakan Nachella yang mulai berani pada nya.

"Apa kau mulai menyukaiku?" Tanya Nachella.

"SIAPA BILANG?!"

Javier terkejut dengan ucapan Nachella yang blak-blakan. Bukan suka, hanya ada rasa tidak ikhlas jika ia harus menceraikan Nachella sekarang. Javier pun tidak percaya dia akan bertindak seperti itu. Padahal ini yang ia tunggu-tunggu. Setelah Nachella menyatakan dia menyerah, kenapa ia yang tidak bisa melepaskan?

Nachella terus menatap dalam ke arah mata Javier. Seketika membuat Javier salah tingkah ditatap seperti itu. Nachella memang sering merayunya. Tapi kenapa baru sekarang Javier merasa malu, ia membuang pandangannya dari Nachella namun, Nachella terus menatapnya dengan ekspresi wajah yang sulit Javier artikan.
Berulang kali Javier memalingkan wajah untuk menghilangkan kecanggungan nya didepan Nachella saat ini. Namun lagi-lagi Nachella semakin mendekatkan wajahnya dan menatap mata Javier dalam.

Javier tidak percaya kenapa ia tidak bisa berkutik, kenapa reaksinya seperti itu. Biasanya ia merasa jijik saat Nachella mencoba merayunya. Sekarang malah dia yang salah tingkah.

'Ada apa dengan ku?' pikir Javier

TAK!

"Arhhh" Nachella kesakitan ketika kepalanya tiba-tiba dijitak oleh Javier.

"Aku hampir tertipu dari mu Nachella. Ternyata niatmu sama saja seperti yang sudah-sudah. Kau datang kesini ingin merayuku?"

"Aku tidak sedang merayu mu, kenapa kau berpikiran seperti itu?!

Nachella memegang jidatnya yang sakit, padahal bengkak di jidatnya itu baru sembuh. Tidak mungkin membiru lagi.

"Pergi!" Ucap Javier

"Iya tapi setel..

"Iya aku akan tanda tangani itu, tapi tidak sekarang. Masih ada yang harus kupikirkan. Tinggalkan saja itu disini."

"Janji? Secepatnya ya?"

"Hmm.." Ucap Javier tanpa melihat ke arah Nachella.

Nachella mencoba mengalah, tidak ada habisnya dia berdebat dengan Javier jika sama-sama keras kepala. Yang waras mengalah. Dan yang terpenting Javier sudah menerima surat perceraian itu. Itu artinya dia akan segera bercerai dengan Javier. Ia yakin, tidak mungkin Javier berpikir sampai tiga bulan kedepan. Jika lewat dari itu ia akan mati.

Tidak ingin berlama-lama disana, Nachella keluar dari ruangan itu.

Merina pun masih setia menunggunya diluar, dia masih berdiri di depan pintu itu menunggu Nachella keluar dari ruangan itu.

Oh ya, Mark juga masih pingsan disana. Kasihan sekali.

"Dia belum sadar juga?" Tanya Nachella.

"Belum Duchess, apakah dia sekarat?" Tanya nya.

"Tidak mungkin separah itu." Nachella sedikit khawatir karena dia memukul Mark dengan kekuatan maksimal tadi.

"Dia akan baik-baik saja, ayo kita pergi dari sini. Biarkan Javier yang akan mengurusnya."

'Tinju ini mematikan' batin Nachella yang menatap genggaman tangannya.

Tidak lagi-lagi ia gunakan tinju itu kecuali dalam keadaan darurat. Bisa-bisanya dia membuat anak orang tidak sadarkan diri seperti itu.

Sudahlah, Nachella berniat nanti saja dia meminta maaf. Dia harus cepat pergi dari tempat itu sebelum kembali di amuk Javier.
Karena kekacauan yang sudah dia buat. Hari ini dia sudah cukup lelah untuk berdebat.

Duke, Ayo Kita Bercerai! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang