Sekarang waktunya Javier berpikir bagaimana caranya untuk meyakinkan Nachella, agar istrinya itu tidak lagi menuntut cerai darinya. Pertama-tama Javier akan mencoba meminta maaf dulu pada Nachella. Dan memperbaiki sikapnya yang selama ini sudah sering menyakiti Nachella baik secara mental maupun fisik. Javier sadar, ia lebih banyak membuat kesalahan pada Nachella.Saat memasuki kediamannya, Javier gugup setengah mati sekarang. Bagaimana reaksi Nachella nanti saat ia mengatakan ingin memperbaiki hubungan mereka.
Javier sengaja batuk untuk menghilangkan sedikit kegugupannya itu. Berusaha bersikap biasa saja. Ia kembali menegakkan tubuhnya agar tidak terlihat bungkuk saat sedang berjalan seperti itu. Ia harus terlihat tegap, gagah dihadapan Nachella.
"Nachella aku minta maaf atas kesalahan ku selama ini yang sudah membuatmu menderita.. Arhh!" Javier berlatih menyusun kata-kata untuk diucapkan nya pada Nachella nanti.
"Biar kuulang." Javier menghembuskan nafasnya sebelum berlatih. Ia harus bisa mengeluarkan kata-kata yang dapat meyakinkan Nachella.
"Nachella, bisakah kau memaafkan ku? Arrhh, bukan seperti itu!" Kali ini ia benar-benar prustasi. Permasalahan ini lebih rumit dari yang dia kira.
"Aku ingin memperbaiki kesalahan ku selama ini dan bisakah kau memaafkan ku? Oh, tidak, tidak. Dia pasti tidak akan memaafkan ku.. Bagaimana ini?" Javier memukul pelan kepalanya dan Ia menghentikan langkahnya untuk kembali berpikir.
Tidak ada kah kata-kata yang dapat meluluhkan hati Nachella? Javier rasa istrinya itu. sangat sulit ditaklukkan sekarang.
"Apa aku harus membelikannya bunga juga?" Tidak yakin apakah Nachella menyukai bunga atau tidak. Javier akan mencoba berbagai cara untuk meluluhkan hati Nachella. Dan Javier yakin tentu kebanyakan wanita menyukai bunga.
Saat hendak memutar arah untuk kembali keluar dari kediamannya itu, Javier kembali dibuat kaget dengan kehadiran dua orang pria dibelakangnya. Javier menatap kedua pria itu secara bergantian. Dan merekapun saling bertatapan tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Javier pasti sangat malu sekali jika rencananya didengar oleh kedua pria itu. Cukup lama mereka saling bertatapan tanpa suara, Javier mencoba bertanya. Ia memberanikan diri membuka suarasuara di situasi memalukan seperti ini.
"Zen, Mark. Sejak kapan kalian dibelakang ku?"
"Ah, itu sejak 'Nachella aku minta maaf atas kesalahan ku sela.. "
"CUKUP!" Javier memotong ucapan Mark.
Mark mencoba meniru Javier saat berbicara seperti itu. Dan Javier tentu sangat malu mendengarnya.
"Kami sudah mendengarnya dari awal." Zen sudah tidak bisa menahan tawanya sekarang, Javier yang terlihat malu-malu seperti itu membuatnya sangat lucu.
"Ck! kenapa kalian berdiam saja dibelakang ku? Kalian sengaja mengejekku dari belakang?"
"Bukan begitu, kami hanya sedikit kaget saat mendengar sesuatu yang mengejutkan. Makanya kami memilih mendengarkannya hingga akhir." Mark pun sama terlihat seperti Zen yang tertawa dihadapannya.
"Kalian mengejekku?!"
Apakah selama ini ia terlalu baik memperlakukan mereka berdua? Javier merasa dipermalukan saat ini."Apa terdengar seperti itu?" Zen mendekatkan jaraknya pada Javier.
"Itu terlihat jelas di wajah kalian. Aku ini tuan kalian. Bersikap sopan lah, hanya kalian yang berani mentertawakan ku di depan seperti ini." Javier menunjukkan wajah kesalnya, itu tidak membuat kedua pria didepannya itu merasa takut.
Javier kembali membalikkan badannya membelakangi Mark dan Zen. Ia membatalkan rencananya membeli bunga untuk Nachella. Ia terlanjur malu saat ini. Karena didepan Mark dan Zen lah Javier pernah bersumpah mengatakan ia tidak akan pernah sedikitpun menyukai Nachella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Ayo Kita Bercerai!
Random(BELUM DIREVISI) Nurra, seorang Jaksa yang harus mati karena pembunuhan berencana. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kebenaran dari kasus korupsi yang ia tangani. Rasanya belum cukup dengan kesialan itu saja, Nurra mendapati dirinya terbangun...