Benar saja. Besoknya, Nachella dan ayahnya pergi ke ibukota. Mereka ke sana ingin mengutarakan niatnya bahwa Nachella tidak bisa menikah dengan putra mahkota karena suatu alasan. Lebih tepatnya alasan yang mereka buat-buat.
"Benarkah begitu?" Bharion mendengar pengakuan langsung dari ayah dan anak itu sedikit terkejut.
Tentu ia harus berpikir lagi jika hendak menikahkan anaknya dengan Nachella. Walaupun dia tahu, Hendrick sangat mencintai Nachella.
"Bagaimana pun, putra mahkota pasti membutuhkan keturunan. Dan saya rasa wanita yang bisa memberikan itu bukan saya." Nachella menatap mata Hendrick dengan percaya diri. Dia berusaha terlihat jujur.
"Kami tidak bermaksud lancang dengan menolak permintaan ini, tapi kami tidak ingin ini menjadi masalah nantinya. Jika kami sembunyikan kebenaran yang ada, sama saja kami pembohong." Marvin menggenggam tangan putrinya.
Padahal yang dikatakannya itu adalah kebohongan sebenarnya.Demi Nachella, ia menjadi pembohong sesungguhnya.
Di ruang pertemuan itu, hanya Hendrick yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara. Matanya hanya terpokus pada Nachella dengan mulut tertutup dan ekspresi yang sulit diartikan.
Nachella menyadari itu, apa dia tahu aku berbohong?
Jika Hendrick tetap menikah dengan Nachella, dari mana dia mendapatkan anak. Apakah dari seorang selir. Bharion tidak ingin anaknya tidak memiliki keturunan yang sah. Dia tidak bisa menjadikan Nachella sebagai menantunya.
"Sayang sekali, padahal aku ingin menikahkan mereka berdua dalam waktu dekat. Terimakasih atas kejujuran kalian–"
"Tunggu dulu, jangan membuat keputusan secepat itu." Hendrick berdiri, ia memotong ucapan ayahnya.
Hendrick meminta izin ingin membawa Nachella keluar dari ruangan itu.
"Ada apa?" tanya Nachella.
"Aku ingin kita berbincang lebih dulu."
Nachella mengikuti langkah kaki Hendrick. Ia tidak tahu apa yang akan Hendrick katakan padanya. Hendrick menatapnya dengan aneh dari tadi, tapi Nachella benar-benar tidak tahu apa pikiran pria itu. Apa ia kecewa atau curiga Nachella berbohong.
"Kita mau kemana?" Nachella sedikit bingung, Hendrick mulai menarik tangannya.
"Aku tidak tahu ini akan berguna, kukira ibu hanya bercanda waktu itu."
"Apa?" Nachella sama sekali tidak mengerti yang dikatakan Hendrick, pria itu hanya tersenyum padanya.
Di lorong yang sepi dan sedikit gelap ini, Nachella tidak tahu ia akan dibawa kemana.
"Aku tidak mempermasalahkan itu, karena aku mencintaimu." Hendrick melirik Nachella sambil tersenyum.
Tidak bisa, ini tetap jadi masalah nantinya. Nachella yakin pria itu sudah dibutakan cinta makanya seperti itu. Ingatlah, kau itu putra mahkota.
Tidak mungkin seorang putra mahkota sebagai penerus kerajaan ini tidak masalah jika tidak memiliki anak.
"Tapi aku ingin membuktikan sesuatu."
"Apa itu?" Nachella lagi-lagi tidak mendapat jawaban selain senyum Hendrick.
Hendrick membawanya ke suatu ruangan. Di dalam sana banyak Buku-buku dan ada tempat tidur juga. Apa ini kamar?
Kenapa Hendrick membawanya ke tempat itu?
Hendrick menyuruh Nachella duduk di kursi yang ada di samping rak buku. Mereka duduk berhadapan, Hendrick menarik kursinya mendekati Nachella. Kedua lutut mereka hampir bersentuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Ayo Kita Bercerai!
Random(BELUM DIREVISI) Nurra, seorang Jaksa yang harus mati karena pembunuhan berencana. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kebenaran dari kasus korupsi yang ia tangani. Rasanya belum cukup dengan kesialan itu saja, Nurra mendapati dirinya terbangun...