Malamnya, Javier berniat menemui Nachella yang ada dikamarnya."Nachella, aku ingin bicara." Ucap Javier yang sudah ada dikamar Nachella tanpa sepengetahuan Nachella.
"Ouuh! Berani sekali kau seenaknya memasuki kamarku!" Ucap Nachella.
Entah sejak kapan pria itu masuk ke kamarnya, Nachella sama sekali tidak mendengar langkah kakinya. Ataupun suara pintu dibuka. Lain kali dia akan mengunci pintu itu dengan rapat.
"Apa salahnya aku masuk kesini?" Tanya Javier
"Salah besar! Kau juga melarangku masuk kekamar mu." Ucap Nachella.
"Itu karena kau ingin melakukan sesuatu kepadaku." Jawab Javier
"Sesuatu seperti apa?"
"Kau mencoba mencium ku, memelukku, dan.. Hmm.. Sudahlah, bukan itu yang inginku bahas. Ada hal lain yang ingin ku bicarakan."
"Tidak bisakah besok saja, aku lelah." Jawab Nachella.
Javier teringat dia juga pernah mengatakan itu pada Nachella.
"Kau keluarlah! Aku mau tidur. Jangan memasuki kamarku lagi."
Nachella menarik tubuh Javier dan hendak mendorongnya keluar dari kamar itu. Seperti yang pernah Javier lakukan padanya.
"TUNGGU DULU! APA KAU DENDAM PADAKU?!" tanya Javier.
"Baguslah kau menyadarinya." Ucap Nachella
"Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan lagi mengusir mu ketika kau masuk ke kamarku lagi."
Javier tidak percaya dia berkata seperti itu, apa dia berharap Nachella memasuki kamarnya lagi? Apa yang Javier harapkan dari itu?
"Apa? Seorang Javier mengucapkan kata maaf? Baiklah, kumaafkan. Tapi untuk apa aku kekamar mu lagi?"
"Mungkin saja suatu saat kau perlu sesuatu." Ucap Javier yang sedikit batuk setelah mengucapkan kata itu
Javier membuang pandangannya dari Nachella. Kenapa dia terlihat malu sekarang? Salah tingkah karena ucapan sendiri?
"Suatu saat itu tidak akan datang, lagipula tidak ada yang kubutuhkan dari mu!" Jawab Nachella.
Entah kenapa Javier canggung untuk melihat Nachella, karena Nachella terlihat cantik malam ini. Apalagi dengan gaun tidur yang dikenakannya. Sangat pas dibadan Nachella yang sedikit berisi itu. Nachella terlihat seksi. Javier terus saja membuang muka dan melihat ke sisi lain.
'Apa aku disihir?' pikir Javier
"Auw!" Javier terkejut karena Nachella menendang kakinya tiba-tiba.
"Kenapa kau jadi kasar seperti ini? Kau tidak takut padaku? Kalau tulangku patah bagaimana? Kau itu perempuan, dapat kekuatan darimana kau bisa menendang sekuat itu" Ucap Javier. Ia masih memegangi kakinya yang sakit.
Lebih baik ia berdebat dengan Nachella, Javier lebih berani menatap Nachella saat sedang bertengkar.
"Karena kau diam saja dari tadi! Katanya ada yang harus kau bicarakan, Apa?" Tanya Nachella.
Muak sekali mendengar Javier berucap seperti itu. 'Padahal dia sendiri pernah menghukum Nachella tanpa belas kasih. Bukan hanya tulang yang patah, tapi nyawanya pun hilang.' batin Nachella.
"Oh soal itu, tadi sore benar kau menampar Ikasya?" Tanya Javier
"Jadi dia mengadu padamu? Lalu kau ingin menghukum ku karena aku sudah menampar kekasihmu itu? Maaf, aku tidak ingin menerima hukuman itu lagi. Karena memang bukan salah ku dari awal." Jawabnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Ayo Kita Bercerai!
Random(BELUM DIREVISI) Nurra, seorang Jaksa yang harus mati karena pembunuhan berencana. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kebenaran dari kasus korupsi yang ia tangani. Rasanya belum cukup dengan kesialan itu saja, Nurra mendapati dirinya terbangun...