"Kau harus menggagalkan pernikahan itu, ibu tidak ingin jika ia mempunyai anak laki-laki nantinya dan akan menjadi keturunan raja."
"Ibu tentang saja, Hendrick tidak akan bisa menikah semudah itu selama aku ada disini."
Drustan menjawab tanpa mengalihkan pandangannya pada koleksi pisau yang ia susun di atas meja."Untuk apa kau menyimpan pisau-pisau berkarat seperti itu?" Olvana tidak mengerti dengan hobi gila anaknya.
"Ibu tidak mengerti kenapa aku menyimpannya," ucapnya dengan nada remeh.
"Ya kenapa?"
"Agar korbanku lebih tersiksa." Drustan menunjukkan seringainya sambil memainkan salah satu pisau ditangannya.
"Tidak bisakah kau bersikap normal saja, aku dan ayahmu sudah lelah menutupi kesalahan yang sudah kau lakukan." Seandainya Drustan tahu bahwa ia dulu dengan susah payah membujuk Bharion untuk tidak menghukum anaknya sendiri dengan hukuman mati.
"Karena itu aku berharap kaulah yang harus menikah, kau dan keturunanmu yang harus menjadi penerus kerajaan ini," sambungnya.
"Aku pun berencana merebut posisi Hendrick dari awal." Drustan menaruh kembali pisau yang ada di tangannya ketempat semula.
"Kau sudah memikirkan caranya?" Olvana mendekat dan bertanya dengan mengecilkan suaranya.
"Apa aku harus membunuhnya?"
"Kurasa itu sulit karena ia dijaga begitu ketat oleh banyak pengawal jika sedang keluar istana. Jika kau melakukan itu di sini tentu akan lebih berpotensi ketahuan." Olvana kurang setuju dengan rencana anaknya.
"Malam tadi saja aku berhasil menerobos ke kamarnya."
"Benarkah? Tetap saja kau jangan melakukan pembunuhan lagi disini."
Karena jika terjadi kasus pembunuhan di istana, apalagi jika korbannya putra mahkota, maka orang yang paling dicurigai adalah anaknya sendiri.
Orang-orang istana sendiri sudah tahu bahwa dua saudara itu tidak pernah akur. Apalagi semenjak kedatangan Drustan, tidak ada yang berani mendekatinya karena cerita yang beredar.
Jika Drustan tertangkap sebagai pelaku pembunuhan, maka rencana untuk menjadikan Drustan sebagai raja selanjutnya akan gagal. Bharion pasti tidak akan memaafkan lagi kali ini jika itu benar-benar terjadi. Karena ia sudah menaruh kepercayaan bahwa anaknya itu sudah berubah sepenuhnya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan selain membunuhnya? Begitu juga kan cara ibu bisa sampai di titik ini, dengan menghabisi nyawa seseorang."
"Pelankan suara mu itu! Untuk sekarang, kau harus menggagalkan pernikahan itu dulu."
"Siapa calon istrinya?"
"Sekarang ia seorang janda."
"Kenapa Hendrick ingin menikahi seorang janda?"
Olvana menceritakan segala informasi yang ia ketahui termasuk cerita Nachella yang masih diharapkan oleh mantan suaminya. Itu ia dengar dari mulut Hendrick sendiri saat sedang berbincang dengan Bharion. Hendrick tidak ingin Nachella kembali direbut oleh pria itu.
__________
"Sudah sampai mana bisnis ladang anggur mu itu Nachella? Apa berjalan dengan baik."
"Berkat uang ayah, aku bisa membeli lahan yang seluas itu. Tapi sepertinya aku masih kekurangan pekerja."
"Berapa lagi yang kau butuhkan?"
"Kira-kira sepuluh orang."
"Besok, ayah akan kirimkan sepuluh orang pekerja untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Ayo Kita Bercerai!
Random(BELUM DIREVISI) Nurra, seorang Jaksa yang harus mati karena pembunuhan berencana. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kebenaran dari kasus korupsi yang ia tangani. Rasanya belum cukup dengan kesialan itu saja, Nurra mendapati dirinya terbangun...