part 32

25.2K 1.7K 29
                                    


Setelah mengumpulkan tekad, Nachella yakin untuk membuat perjanjian dengan Ayahnya. Tidak bisa ia hanya berdiam diri dikamar tanpa melakukan apa pun.

"Putriku, ada apa?" Marvin menyadari kehadiran Nachella yang tiba-tiba menghampirinya.

"Ayah, aku ingin membicarakan sesuatu." Nachella menemui ayahnya yang sedang bersantai di sore itu.

"Apa itu?" Marvin menutup buku yang ada ditangannya, meletakkan buku itu di meja lalu ia meminum teh hangat yang sudah disajikan.

"Aku ingin meminjam uang pada Ayah, apa boleh?"

Mendengar pertanyaan Nachella, Marvin tersedak saat meminum teh itu. ia mengarahkan pandangannya kembali pada Nachella yang berdiri dihadapannya. "Tidak boleh!"

"Kenapa?" Selangkah ia mendekati Marvin, menunduk dengan mata memohon. Tidak percaya ia bahwa Ayahnya sepelit itu.

"Kau katakan meminjam? Tentu saja tidak boleh. Ayah akan berikan berapa pun putriku inginkan. Karena uang Ayah, uangmu juga." Merasakan lucu dengan tingkah Nachella, ia mencubit hidung putrinya sambil tertawa.

"Tapi aku tidak ingin memanfaatkan Ayah."

"Kenapa bisa dibilang memanfaatkan?"

Nachella menjelaskan bahwa tujuannya meminjam uang adalah untuk berbisnis. Dari uang itu, ia akan membeli lahan  untuk ladang anggur.

Ia membujuk ayahnya agar dapat memberikan modal untuk menjalankan bisnis itu. Dikarenakan membuka ladang anggur itu membutuhkan biaya yang besar, Nachella tidak ingin meminta begitu saja. Walaupun dia tahu Ayahnya kaya.

"Jika rencanaku tidak berjalan dengan baik, aku akan mengembalikan uang Ayah dengan menjual kembali lahan itu."

"Ah, tidak. Ayah berharap bisnismu sukses. Dan ayah akan membantumu, tidak perlu mengembalikan uang ayah jika sudah berhasil."

Nachella menggeleng kepalanya. "Uang Ayah akan tetap aku kembalikan, dan aku akan buat keluarga kita lebih kaya."

Marvin tertawa mendengar tekad putrinya. Walaupun Nachella keras kepala, ia senang anaknya memiliki semangat seperti itu.

Setelah bercerai pun, Nachella sama sekali tidak bersedih. Awalnya dia takut putrinya akan prustasi jika dipaksa berpisah dengan Javier, setelah menantunya itu berubah.

Tidak seperti dugaannya, Nachella malah semakin ceria. Tidak pernah lagi ia menyebut nama laki-laki itu.

Padahal dia tahu Nachella sangat mencintai Javier. Walaupun suaminya itu berselingkuh, dia tetap setia menunggu Javier untuk berbalik padanya.

Tidak ada kebohongan diwajah putrinya, ia benar-benar bahagia sekarang. Dan Marvin pun senang Nachella sudah berubah.

"Tidak bisakah ayah memberikannya saja? Apa perlu Ayah membelikan mu ladang anggur yang sudah jadi? Kau tinggal menikmati hasilnya saja."

"Tidak perlu sejauh itu, aku bisa memulainya dari awal. Dengan Ayah meminjamkan ku uang untuk modal sudah sangat membantuku."

"Memiliki uang Ayah tidak membuatmu berdosa."

"Ayah, aku sudah dewasa. aku tidak bisa menikmati hasil dari  meminta uang orang tua. Karena itu aku hanya ingin meminjam."

"Benar, kau sudah dewasa ternyata."

"Ayah kenapa menangis?" Nachella memegang pundak ayahnya ketika melihat mata pria tua itu berair.

"Ayah terharu dengan sikap dewasa mu. Kau bahkan berhasil melewati hari-harimu yang sulit. Maafkan Ayah sudah menjerumuskan mu dalam pernikaha-"

Duke, Ayo Kita Bercerai! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang