Javier yang tersadar, kembali melihat Nachella dan menarik tangan istrinya itu untuk pergi dengannya. "Ikut denganku.""TIDAK BISA!" Merina menarik kembali tangan Nachella yang digenggaman Javier.
Javier melirik kearah Merina dengan kemarahan yang terlihat di wajahnya. "Haruskah aku meminta izin mu terlebih dahulu untuk meminjam Nachella? Yang benar saja, aku ini suaminya. Kau jangan ikut campur!"
"Jangan memarahinya, dia tidak bersalah." Nachella melindungi Merina dibelakang tubuhnya.
"Tidak bersalah? Dia sudah lancang. Apa hak nya melarangku untuk membawamu?"
"Dia sudah melakukan tugasnya dengan benar, aku yang menyuruhnya seperti itu."
"Apa? Tidak bisa! Kau harus ikut dengan ku." Tangan Nachella kembali ditariknya, Nachella dengan cepat menggenggam tangan Merina, meminta untuk tidak dilepaskan tangannya. Merina pun menahan tangan Nachella agar tidak lepas.
Melihat itu, Javier berusaha memisahkan mereka berdua. "Tidak bisakah kau melepaskannya?" Javier menatap Nachella.
"Hei, aku ingin membawanya sebentar saja. Kenapa kau seperti ini?" Javier berusaha untuk tidak kembali marah pada Merina sambil menarik tangan Nachella dari wanita itu.
Nachella bertanya, "Kau ingat membawaku kemana?"
"Kau akan tahu setelah ikut dengan ku. Maka dari itu lepaskan tangan kalian."
"Tidak! Jika hendak keluar, aku ingin Merina ikut dengan ku."
"Yang benar saja! Untuk apa dia ikut? Ada aku yang menjagamu."
Nachella harus memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur. Kapan lagi dia bisa keluar dari kediaman ini? Javier tidak pernah mengijinkannya untuk pergi dan selalu mengurungnya saat hendak kabur.
"Benar, saya akan ikut dengan Duchess, jika anda ingin membawanya keluar." Merina menyadari sesuatu, apa yang dipikirkan Nachella pun sama dengan rencananya untuk kabur.
Tentu saja Javier tidak mengizinkan. Dia tidak ingin diganggu saat berkencan. Javier hanya ingin berdua saja dengan Nachella. Hari ini, Javier berniat membawa Nachella kesalah satu tokoh butik untuk membelikan istrinya itu gaun baru. Ia ingin memanjakan Nachella mulai sekarang dan menunjukkan kasih sayangnya.
Tidak menyerah, kedua orang itu terus saja menarik tangan Nachella masing-masing. Membuat kedua tangan Nachella terbentang, ia mencoba lepas dari tarikan Javier namun, pria itu dengan kuat menahan dengan keduanya tangannya yang kekar. Sama halnya dengan Merina yang mengeluarkan seluruh tenaganya menarik lengan Nachella.
Kedua orang itu tidak ada yang mau mengalah melepaskan Nachella. Bukan hanya itu, dari mulut keduanya keluar kata-kata kasar. Bahkan Nachella baru pertama kali mendengar Merina berani mengutuk Javier dengan kata-kata nya. Javier sendiri tidak henti-hentinya mengucapkan sumpah serapah pada Merina.
"Ada apa ini?" Zen datang menghampiri keributan itu.
"Zen!" Javier senang melihat kehadiran Zen. Ia menyuruh Zen untuk membantunya.
"Tolong kau lepaskan mereka, aku mau membawa Nachella," ucapnya.
Zen pun mencoba melepaskan tangan Merina dan Nachella yang saling bergenggaman dengan sedikit menarik tangan Merina.
"MENYINGKIRLAH!!" Merina melepaskan salah satu tangannya dari genggaman, lalu menarik rambut Zen dengan kuat.
"Aarghhh!" Zen menahan tangan Merina yang menarik rambutnya dengan paksa. Ia mencoba melepaskan dengan kedua tangannya, tapi tarikan itu semakin kuat. Membuat kepala Zen bertambah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Ayo Kita Bercerai!
Random(BELUM DIREVISI) Nurra, seorang Jaksa yang harus mati karena pembunuhan berencana. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kebenaran dari kasus korupsi yang ia tangani. Rasanya belum cukup dengan kesialan itu saja, Nurra mendapati dirinya terbangun...