7

50 4 0
                                    


Happy reading!

.

.

.

.

.

"Bunda, aku mau ke stand jajan dulu ya, bun," ujar seorang gadis cantik dengan dress pastel selutut.

"Ya sudah nanti bunda susulin kamu, ya?"

Setelah mendapatkan persetujuan dari sang bunda, gadis itu segera menuju stand jajan. Dengan gerakan lihai ia memasukkan berbagai cemilan dan jajanan ringan ke dalam keranjang belanja nya.

Karna terlalu asyik memilih ia tidak menyadari sekitar nya. Sibuk memilih sampai menabrak seseorang.

"Aduh," ringis nya.

"Eh, kau tidak apa-apa?"

Sementara gadis itu masih sibuk meringis. Merelakan kaki nya yang sempat terinjak oleh orang di depan nya.

"Loh, Aini?"

Eh?

Aini mendongak melihat siapa gerangan yang telah ia tabrak. Mata Aini membola seketika.

"Kita bertemu lagi,"

Aini sedikit meringis mendengar nya. Perasaan canggung menggerogoti dirinya.

"Kau sendiri?"

"Aku dengan bunda, Yud. Tapi bunda sedang membeli barang,"

Yah, dari sekian banyak orang kenapa harus Yudha yang ia jumpai? Apa tidak ada orang lain?

"Loh, Ay?" panggil Nana memastikan.

Gadis itu datang dengan dua orang lelaki yang tidak Aini kenali. Ada Nana juga ternyata?

"Ay, sama siapa kesini?" tanya Nana lembut.

Yah, jika sudah bersama Aini nada bicara kasarnya seketika lenyap. Bagaikan di telan bumi. Perlu di garis bawahi hanya berlaku bagi gadis bernama Aini Lovrianka serta kedua orang tua nya saja.

Selebih nya tidak akan.

"Ada apa dengan suaramu? Sangat tidak cocok denganmu suasananya terkesan horor," lihat mode julid Yudha sudah keluar.

"Hei, aku tidak berbicara denganmu ya. Aneh, sebanyak-banyak manusia kenapa aku harus bertemu dengan manusia sepertimu," sungut Nana.

"Mungkin jodoh," celetukan itu berasal dari Aini.

Nana dan Yudha yang mendengar itu, sontak menatap Aini horor. Apa-apaan gadis itu. Berbicara tidak pakai bismillah dahulu, kah?

"Ay, jangan sembarangan berbicara ya. Masa iya aku yang terkenal cantik ini jodohnya harus seperti Yudha?"

"Siapa juga ingin berjodoh denganmu!" Yudha menatap Nana sengit.

Aini tertawa melihat sahabat nya dengan wajah yang memelas. Dirinya cukup terhibur akibat tingkah gadis itu. Ah, rasanya menyenangkan.

Mereka yang disana tertegun. Melihat Aini yang tertawa. Tidak kali ini benar-benar tertawa lepas. Aini terlihat cantik dan manis.

Nana segera memeluk Aini. Hampir saja mereka ambruk, jika Aini tidak menjaga keseimbangan nya.

"Ay, kamu cantik kalau sedang tertawa lepas seperti tadi harus sering-sering ya?" ungkap nya.

"Iya kali ini aku setuju dengannya!"

P A N A C E A (O N  G O I N G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang