.
.
.
Dulu kalimat yang mengatakan dunia hanya milik si cantik maka semua orang akan setuju. Tetapi hari ini kalimat itu akan mereka tanam dalam otak bahwa tidak selamanya dunia ini hanya milik si cantik.Tidak percaya?
"Nana, mata lo emang buta atau gimana, Hah!? Lo ga liat gue lagi lewat!?" teriak seorang perempuan blasteran dengan penuh emosi.
Nana memasang wajah polos. Lalu celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.
"Gla, bulu kuduk gue merinding ada yang ngomong tapi ga ada wujudnya!" adu Nana ekspresi nya terlihat ketakutan.
Mereka yang berada dikantin sontak tertawa melihat adegan itu. Sudah menjadi makanan sehari-hari Nana dan Gladis seperti tidak bosan-bosannya mengganggu Naura. Gadis yang sedang trending dengan gelar selingkuhan nya itu.
"Sorry gue kira lo makhluk kasat mata, soalnya tadi gue ga ngeliat ada orang disini," ucapnya penuh sesal.
"Drama lo murahan, bangsat!" Naura tersulut.
"Benarkah?" netra Nana berbinar senang terlihat sekali jika ia kegirangan.
"Murahan nya udah sama belom sama harga diri lo?" sorot mata bahagia tadi menghilang seketika digantikan dengan tatapan tajam Nana.
Nana si pokerface.
Naura naik pitam, perempuan dihadapannya ini memang tidak henti-henti nya mencari masalah. Seolah dia adalah sebuah hama yang harus dibasmi dengan segera.
"Mau lo apaan sih, ANJING!" Naura itu tipikal yang emosian dihadapkan dengan Nana si pemancing emosi. Maka beginilah jadinya.
"Cuma satu kok, Gue. Mau. Lo. Hancur." ucapan itu terdengar sungguh-sungguh.
"Mau ngehancurin gue? Yakin, mampu?" Naura terkekeh sinis.
"Menarik, ngehancurin lo bukan hal sulit bagi gue. Lo udah berurusan dengan orang yang salah. Lo yang mulai Naura," Nana benar-benar ingin sekali menuntaskan hasrat membunuh yang berada diotak cantiknya ini.
"Kalau lo merasa ngehancurin gue itu mudah, hancurin sekarang!" Naura menantang seraya bersedekap dada, merasa percaya diri.
Nana terkekeh, ia melihat Naura seperti seorang idiot. Airmata nya sedikit mengalir akibat tertawa. Apa ia pikir dengan bersikap seperti itu terlihat badas?
"Lo kelihatan idiot. Lucu deh, saking lucunya gue pengen cubit ginjal lo," perkataan Nana membuat mereka kembali tertawa.
Inilah yang membuat mereka betah, pertengkaran ini seperti ajang adu skill ketajaman mulut. Tidak ada yang mau mengalah. Sejauh ini, Nana masih memegang kendali ketika beradu mulut dengan Naura. Mereka tidak heran lagi jika Nana menang melawan Naura, mengingat dengan siapa gadis itu belajar. Oh tentu saja Aini Lovrianka. Gadis yang tiba-tiba menghilang ditelan bumi. Eksistensi nya pun masih menjadi pertanyaan.
"Kehadiran lo itu pembawa sial! Layaknya kuman yang pantas dibasmi. Lo itu kayak penyakit gatal, selain minta di garuk juga bikin menular. Makanya lo harus dibasmi!"
"Berasa paling suci banget lo. Lo bersikap kayak gini karna temen sampah lo yang gamon itu ya?" Naura menatap remeh.
Nana mengepalkan tangannya ia berjanji pada dirinya jika perempuan menjijikkan ini menyebutkan nama sahabatnya, maka jangan salahkan dirinya jika ia hilang kendali.
"Kenapa diem? Bisu? Atau jangan-jangan bener lagi ucapan gue? Yah, temen lo ternyata masih gamon ya? Lihat, dia bahkan ga muncul-muncul, apa jangan-jangan dia depresi lagi gara-gara ditinggal Yoga, terus berakhir di rumah sakit jiwa,—ups." Naura menutup mulutnya seakan itu fakta.
KAMU SEDANG MEMBACA
P A N A C E A (O N G O I N G)
Teen FictionBagaimana jika seorang protagonis mendadak berubah menjadi antagonis? Ini sebuah kisah seorang gadis dengan percintaan yang awalnya berjalan mulus. Semua itu menjadi sebuah petaka ketika hubungan mereka menerima kehadiran sosok perempuan tanpa terdu...