14

50 10 13
                                    

.

.

.

"Raya, ini enak banget Anka suka!" adunya pada Raya dengan wajah yang berbinar.

Raya terkekeh melihat gadis ini kenapa menjadi sangat lucu? Ah, apakah Raya harus bersyukur dengan perubahan ini?

"Iya, makan nya dihabisin dulu baru boleh ngomong, oke?"

Anka menggangguk, ia melanjutkan memakan jajanan yang dibeli oleh Raya. Jangan lupakan susu kotak rasa kelapa sesuai janji gadis itu.

Plakk!

Tamparan keras diterima oleh Anka secara tiba-tiba. Kepalanya tertoleh kesamping menghadap Raya. Raya sangat terkejut ketika Anka ditampar secara tiba-tiba. Kejadian itu terjadi begitu cepat.

Anka hendak menangis, sial ini perih sekali. Ia memegang pipinya yang memerah tampak tercetak jelas jejak tangan itu tepatri dipipi mulus nya.

"Sialan lo, kenapa lo nampar dia Hah!!!" bentak Raya murka.

Mereka menjadi tontonan seisi kantin, orang bodoh mana yang berani mencari masalah dengan Queen bullying?

"Lo emang perempuan ga tau diri yaa!? Punya hak apa lo heh nampar Anka!?" Raya benar-benar marah.

Kemarahan Raya membuat mereka bergidik ngeri. Gadis itu mencekam kerah milik Naura membuat gadis itu sedikit susah bernafas.

"Lo jangan cari masalah sama gue cewe jalang!" bentak Raya.

Brugh!

Dengan kasar ia mendorong Naura membuat punggung gadis itu membentur meja kantin.

"Arghh!!!" pekikan Naura terdengar nyaring,

Tidak ada yang membantu gadis itu sama sekali. Mereka bahkan menatap gadis itu dengan tatapan cemooh secara terang-terangan.

Naura mengepalkan tangannya, geram dengan keadaan yang tak selalu berpihak padanya. Ia menatap benci kearah gadis yang baru saja dia tampar, selalu saja ada yang membela gadis ini. Apa yang mereka lihat dari gadis biasa-biasa ini?

"Seharusnya yang marah itu gue! Kenapa lo egois banget! Kenapa!?! Kenapa lo harus ngehancurin hidup kita berdua, lo egois banget Aini!" teriak Naura.

Aini masih diam tidak bergeming dari tempatnya. Ia masih dalam posisi tertoleh kesamping dengan wajah menunduk seraya memegang pipinya.

"Bener-bener ga waras nih anak. Gue kira versi gila itu yang kayak gue, tapi ternyata ada yang lebih gila dari gue," desis Raya tajam.

"Gue ga pernah ada masalah sama lo, Raya. Gue cuman punya urusan sama Aini!" bentak Naura tajam.

"Berurusan sama bocil gue juga siap berurusan sama gue, Bitch!"

"Lo yang jalang!!"

Hey, apa gadis itu baru saja berteriak pada Queen bullying? Benar-benar gila.

Brugh!!

Plak!

"Arghh!"

Nampan yang berisi makanan itu berserak kelantai.

P A N A C E A (O N  G O I N G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang