MS - 5

1.8K 64 7
                                    

Note :
Sambungan dari AddPart/Extra Part di KaryaKarsa

Happy Reading ❤️

***

Nesa tidak menyia-nyiakan kesempatan. Saat Arlan sedang berada di kamar mandi ia segera kabur. Ia kuatkan hati, singkirkan halusinasi dan hilangkan ketakutan tentang hal-hal yang tidak ia lihat, ia segera keluar kamar dan terus berjalan keluar hotel.

Ia berlari kecil agar tidak tertangkap oleh Arlan. Nesa terus berlari. Beruntung kini ia sudah berada di gerbang pintu tempat wisata itu artinya di depan sana biasanya ada angkutan umum kota yang lalu lalang.

Benar saja, ada angkutan umum kota yang sedang menunggu penumpang tak jauh dari posisi Nesa. Nesa pun segera naik dengan tubuh masih gemetar juga lemas. Selain karena sikap Arlan, ia gemetar dan lemas karena belum sempat sarapan pagi.

"Nes, mau man...." Arlan mengerutkan dahi. "Nes..." Panggilnya lagi. "Nesa?" Arlan mencari ke seluruh ruang kamar hotel yang tidak begitu luas itu termasuk ke dalam lemari pakaian. Siapa tahu Nesa sembunyi di sana, pikirnya. Nihil. Arlan segera membuka pintu kamar hotel. "Fuck." Umpatnya saat mendapati sekitar hotel sepi.

Arlan segera bersiap. Ia check out pagi itu juga. Tujuan utamanya rumah Ita. Ia harus menemui dan bicara dengan Nesa.

Nesa yang tahu Arlan akan mencarinya, menghindari pulang ke rumah untuk sementara waktu. Ia pun memilih ke rumah sang sahabat. Fio.

"Tumben jam segini udah nongol di rumah gue."

"Hehehe nggak ada temen gue di rumah."

"Nyokap ke mana?"

"Ke Jakarta."

"Pantesan."

"Fi...."

"Apa?"

"Ada yang jual sarapan nggak deket sini?"

"Lu belum sarapan?"

"Hehehe belum."

"Ya udah tunggu. Kalau nggak salah ada nasi goreng. Mau nggak? Tapi pasti udah agak dingin sih."

"Jangan, ngerepotin. Gue beli aja."

"Jam segini nanggung, Nes. Biasanya udah abis atau udah beres jualannya."

"Iya sih."

"Udah makan yang ada dulu ya?! Ntar belinya di kantin kampus aja, gimana? Daripada masuk angin."

"Beneran nih nggak apa-apa? Ngerepotin nggak sih?"

"Udah.... nggak usah nggak enakan gitu. Kayak ke siapa aja." Seloroh Fio sambil melenggang ke dapur dan tidak lama ia kembali dengan sepiring nasi goreng.

"Thanks ya..." Ucap Nesa sembari menerima piring tersebut.

"Lu ditinggal nyokap ke Jakarta aja kelabakan. Nesa... Nesa..." Fio geleng-geleng kepala, Nesa hanya mampu tersenyum tipis.

Arlan sudah mengetuk beberapa kali. Tapi tidak ada sahutan bahkan memang tidak ada tanda-tanda orang di dalam sana. Arlan mengatupkan rahang. Ia pun segera mengeluarkan ponsel. Hendak menelepon saat ia sadar ia tidak menyimpan nomor Nesa. Ia pun kembali mengumpat.

"Ke mana dia ya kira-kira?" Arlan berpikir keras. "Kampus... Ya kampus. Tapi kampus dia di mana?" Gumamnya sembari kembali ke dalam mobil.

Di dalam mobil, Arlan lantas membuka media sosial untuk mencari akun milik Nesa. Ada. Segera ia buka, ia cari postingan yang ia cari. Dan akhirnya ia dapat nama kampus Nesa.

Menikahi SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang