"Bro, lu sebenarnya sama siapa? Citra, Lulu atau Nesa?"
"Apanya?"
"Iya maksudnya lu sebenarnya lagi jalin hubungan sama siapa?"
"Nggak sama siapa-siapa."
"Gue pikir...."
"Apa?"
"Lu sama salah satu dari mereka." Ujar Rizky.
"Gue sih ngarepnya sama Nesa." Cetus Sultan.
"Tapi.....?!"
"Nggak ada tapi-tapian. Gue nunggu momen tepat aja."
"Momen tepat buat nembak? Awas jangan kelamaan, kesalip orang, repot."
"Nembak? Bahasa lu kayak ABG aja."
"Terus momen buat apa?"
"Lamar."
"Hah?!"
"Lha... Usia kita bukan buat pacaran lagi kan?! Tapi lebih buat serius membangun rumah tangga."
"Wuidih berat obrolannya."
"Lagian gue nggak dibolehin pacaran sama bokap nyokap di rumah. Bisa kualat gue kalau ngebantah. Makanya sebagai pendekatan, gue ajak Nesa ke rumah. Tapi ternyata dia belum siap katanya. Jadi gue nunggu momen yang pas itu maksudnya, nunggu Nesa siap diajak ke rumah buat kenalan sama orangtua gue."
"Ohh...." Rizky mengangguk-angguk. "Terus kenapa lu seolah kasih harapan juga ke yang lain, Bro?"
"Kasih harapan apa?"
"Ya sekilas lu kayak sana oke sini oke, tahu nggak sih lu?!"
"Masa?" Tanya Sultan. "Padahal gue cuma berusaha ramah aja. Ya status gue di kampus kan selain mahasiswa juga asdos. Gue pengen dikenal sebagai asdos yang baik bukan asdos yang tengil, belagu atau judes." Terang Sultan.
"Tapi Nesa tahu kalau dia itu lu incer?"
"Cewek sepinter dia masa nggak ngeh lagi gue deketin? Lagi gue pepet?"
"Terus yang lain tahu, kalau lu udah punya gebetan?" Sultan angkat bahu. "Ya jangan sampai miss aja." Rizky mengingatkan. Sultan manggut-manggut. "Saran gue, perjelas. Biar Nesa tahu dan lu bisa mulai penjajakan. Sekaligus ajang biar yang lain nggak ngerasa lu kasih harapan." Ujar Rizky. Sultan terdiam.
***
"Cieee...."
"Apa?"
"Calon manten." Guyon Fio. "Gimana perasaannya? Deg-degan kan pasti?"
"Kalau lagi inget ya pasti deg-degan. Kalau nggak inget biasa aja tuh." Jawab Nesa saat dua sahabat itu tengah mengerjakan tugas bersama di rumah Fio.
"Jadi pengen....."
"Hayoooo, biar gue ada temen." Seru Nesa.
"Hayo jidat lu? Ke penghulu sama siapa gue? calon aja belum ada." Sewot Fio, Nesa nyengir.
"Ya siapa tau salah satu sepupu lu tiba-tiba ada yang lamar lu juga."
"Mana ada? Sepupu gue bocah semua. Lupa babeh gue anak pertama. Terus enyak gue anak satu-satunya." Cerocos Fio. Nesa tergelak.
"Bentar... Bentar..." Seru Nesa sembari mengeluarkan ponselnya. Fio mengangguk. "Halo." Sapa Nesa kemudian.
"Halo, Nes. Lagi di mana?" Tanya Arlan saat Nesa menyapa.
"Di rumah Fio."
"Masih lama? Mau dijemput nggak pulangnya?"
"A Arlan lagi di mana itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Sepupu
RomanceMenikahi Sepupu?! Beneran emang bisa? Gokil nggak sih?! Ceritanya ada di sini 🙂 Hanya untuk hiburan semata, don't baper please 🙏🏻 Happy Reading ❤️