MS - 22

2.6K 60 18
                                    

"Icha nggak jadi kuliah. Icha nggak mau kuliah." Geleng Icha tegas.

"Tapi, Cha?"

"Buat apa, Ma? A Arlannya juga udah sama Nesa. Udah nikah. A Arlan udah milik Nesa."

"Ya udah kalau nggak mau kuliah. Kita batalin aja pendaftarannya ya?!" Putus Ujang.

"Pak...." Delik Elis.

"Biarin, Ma."

Niat hati mengajak Icha mencari kost di sekitaran AMIK Sukabumi, Icha menolak mentah-mentah. Yang ia lakukan saat ini hanya berdiam diri di kamar.

"Gimana ini, Pak?" Tanya Elis pada suaminya.

"Bapak juga nggak tahu." Ujang menghela nafas.

***

"A, maksudnya apa? Nesa udah punya suami?" Weni menatap tajam putranya.

"Iya, Ma." Sultan tertunduk.

"Dan kamu mau khitbah dia?"

"Dia baru nikah, Ma. Dan dia nikah karena terpaksa."

"Terpaksa? Kamu nggak liat mesranya mereka kayak apa? Udah jangan ngada-ngada. Lupain Nesa." Tegas Weni. Kepala Sultan langsung terangkat.

"Ma." Protes Sultan yang tidak digubris Weni.

Sementara itu Arlan dan Nesa tengah menikmati waktu bersama. Keduanya makan makanan ringan sambil sesekali tertawa ringan akibat guyonan satu sama lain.

***

"Assalamu'alaikum, Teh?!" Ujang mengucapkan salam tepat saat panggilan teleponnya terhubung.

"Waa'alaikumsalam. Ehh Jang.... Apa kabar keluarga di Cianjur?"

"Ujang Alhamdulillah baik, Teh. Tapi...."

"Kenapa, Jang?"

"Ujang boleh minta tolong Arlan nggak, Teh?"

"Minta tolong apa?"

"Minta tolong semangatin Icha."

"Hmmmm... Icha kenapa?"

"Icha... Icha..." Ujang serba salah.

"Jang?!"

"Icha butuh ngobrol kayaknya sama Arlan." Cetus Ujang. Risma menelan saliva.

"Ohh nanti Teteh coba obrolin ke Arlan ya?!"

"Kira-kira Arlan kapan ya bisa ke sini?" Tanya Ujang.

"Duuh Arlan lagi nggak di rumah. Jadi Teteh nggak bisa langsung nanya."

"Ohh Arlan di mana?"

"Lagi di Sukabumi."

"Ohh iya."

"Nanti coba Teteh hubungi siapa tahu dari Sukabumi bisa ke Cianjur dulu."

"Iya, Teh. Makasih sebelumnya." Tutup Ujang.

"Gimana? Mau?" Tanya Elis penasaran.

"Arlan lagi di Sukabumi." Jawab Ujang singkat.

Risma mendesah saat kesulitan menghubungi Arlan. Arlan memang sengaja mematikan ponselnya, ia tidak ingin diganggu hari ini, terlebih waktu dengan Nesa hanya tersisa sekitar satu jam lagi saja.

Dan diam-diam dirinya juga mematikan ponsel Nesa tanpa sepengetahuan Nesa. Itu ia lakukan karena benar-benar ingin menikmati waktu berdua dengan Nesa tanpa gangguan. Meski hanya karena pesan promosi dari operator.

Icha yang samar mendengar percakapan orangtuanya itu hanya terdiam. Ia lalu membuka kunci layar ponselnya. Mencari postingan terbaru Nesa di sosial medianya. Tapi apa yang ia inginkan, tidak ia temui di sana. Tidak ada postingan status terbaru. Begitu juga status WhatsApp Arlan. Tidak ada pembaharuan status.

Menikahi SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang