Persiapan dimatangkan karena lusa adalah puncak acara. Arlan sudah mengajukan cuti untuk beberapa hari. Sama seperti halnya Arlan, Nesa pun izin tidak masuk kuliah. Itu dilakukan karena sesuai tradisi, calon pengantin dilarang sering-sering keluar rumah.
Dan pagi ini selesai sarapan, Arlan mantap bertolak ke Sukabumi untuk acara akad nikah besok pagi. Ia dan Risma memang menjadwalkan ke Sukabumi pada H-1. Selama di Sukabumi mereka akan menginap di hotel. Itu dilakukan agar esok hari, mereka tinggal menuju KUA tempat Arlan dan Nesa menikah.
"A, Mang Ujang kasih tau jangan?! Mama lupa belum berkabar." Tanya Risma saat mobil yang dikendarai Udung mulai masuk tol Jagorawi.
"Gimana baiknya aja, Ma." Timpal Arlan.
"Kasih tau aja kali ya, nggak enak. Baik buruknya mending denger kabar dari kita daripada denger dari orang lain. Takut nanti malah kesinggung."
"Iya, Ma." Angguk Arlan. Risma pun segera mengontak salah satu nomor telepon yang tersimpan di ponselnya.
"Halo, Assalamu'alaikum."
"Waa'alaikumsalam." Sahut Ujang. "Teh, ada apa?"
"Maaf Teteh ganggu. Keluarga di Cianjur apa kabar?"
"Alhamdulillah, sehat. Teteh sama Arlan apa kabar?"
"Alhamdulillah baik juga." Jawab Risma. "Jang...."
"Iya, Teh."
"Teteh mau ngabarin....." Risma menggantungkan kalimatnya. Antara tidak enak hati dan canggung untuk mengabarkan. "Arlan besok nikah."
"Hah? Arlan besok nikah? Kok dadakan?" Ujang tampak terkejut mendengar kabar tersebut.
"Iya. Sepertinya mereka memang harus secepatnya menikah."
"Ohh... Di mana?"
"Di Sukabumi. Tapi nggak ada acara apa-apa cuma akad aja."
"Ohh...."
"Kalau Ujang dan Elis ada waktu, ditunggu. Kita ngumpul di Sukabumi."
"Acara jam berapa?"
"Pagi."
"Ohh iya."
Ujang kehilangan kata. Ia hanya bisa mengatakan ohh semenjak tadi. Pikirannya ke mana-mana. Icha, ya yang utama tertuju pada Icha. Bagaimana kalau Icha tahu? Padahal dia sedang berusaha seperti Nesa agar dilirik Arlan. Icha bahkan sedang memperbaiki penampilan, ia sedang mengupgrade diri. Batin Ujang.
***
Sementara itu, di Sukabumi tepatnya di rumah Ita. Ita sedang sibuk membuat beberapa macam dessert seorang diri. Demi menghormati keputusan dan keinginan Nesa, ia memang tidak banyak bicara mengenai rencana pernikahan putrinya itu kepada tetangga. Sehingga belum ada satu tetangga pun yang tahu.
Rumah Ita pun tetap polos, hanya satu sisi dinding di ruang tengah yang didekorasi simple namun elegan semalam oleh tim dekorasi yang dipesan Risma. Selebihnya tampak seperti biasa.
Risma dan Ita sempat merasa tidak yakin. Arlan dan Nesa merupakan anak mereka satu-satunya tapi Nesa yang tetap tidak ingin ada pesta pun didukung oleh Arlan yang tidak ingin membantah keinginan pujaan hatinya.
"Ta, besok catering anterin makanan sekitar jam berapa ya enaknya?"
"Jam 11an aja kali ya, Teh."
"Boleh-boleh. Nanti Teteh konfirmasi kalau gitu. Ehh kamu lagi apa?"
"Bikin wedding cake, ala kadarnya sama beberapa dessert. Masa iya nggak ada kue sama sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Sepupu
RomanceMenikahi Sepupu?! Beneran emang bisa? Gokil nggak sih?! Ceritanya ada di sini 🙂 Hanya untuk hiburan semata, don't baper please 🙏🏻 Happy Reading ❤️