bab 2

482 63 6
                                    

Tidak butuh waktu lama, untuk hyunjin selesai memasak, dia juga menaruh semua hidangan buatannya di atas meja makan.

Felix yang sudah selesai mandi datang membawa alkohol dan menuangkan ke tiga gelas, "minum ini sebelum makan."

Hyunjim hanya diam sedangkan minho, dia sudah biasa minum dirumah, tapi sekarang sepertinya dia tidak berminat, "felix, aku tidak minum alkohol."

Ketika seorang pria dewasa mengatakan dia tidak merokok itu masih bisa di maklumi, mungkin saja orang itu benci asap rokok. Tapi tidak juga minum? Kalau bukan orang itu akan melakukan hal memalukan saat mabuk sudah pasti dia berbohong.

Felix mendorong gelas ke depan minho, "Kamu tidak minum alkohol atau kamu tidak ingin minum alkohol? Tenang saja kadar alkohol ini sangat rendah, kau tidak akan mabuk jika hanya meminumnya sedikit."

Minho sedikit mengerutkan kening, "aku dan hyunjin masih ada pertemuan dengan kolega nanti sore."

"Hyung, apa kau benar-benar tidak ingin memberiku wajah?" Felix berbicara dengan nada lembut.

Sangat jarang untuk hyunjin dan minho melihat sikap felix yang seperti ini, jadi mereka hanya bisa saling menatap tanpa daya.

Minho mengambil gelas itu dengan kesal dan meneguk habis minuman yang di berikan felix.

"Lihat, pria dewasa memang harus seperti ini. Hyunjin kau juga ambil gelasmu."

Mau tidak mau hyunjin juga mengambil gelas itu, baru saja dia meneguk setengah dan wajahnya sudah memerah lalu terbatuk.

Minho menepuk punggung hyunjin,  "pelan-pelan,  mau aku ambilan air?"

"Gak usah, aku baik-baik saja."

Minho mengambil gelas di tangan hyunjin dan berkata, "Jangan dipaksakan, kau makan dulu."

Felix yang melihat itu merasa tidak suka, dia mengambil piring dan menyodorkan ke depan hyunjin, "hyung, seharusnya kau memberiku makan terlebih dulu, bukan?"

"Ah, kemarikan piringmu." Hyunjin yang hendak makan menaruh kembali sendoknya dan mengambil piring felix.

Minho yang menoleh tidak sengaja melihat goresan di tangan hyunjin dan ada sedikit kesedihan di matanya. Tangan hyunjin terawat dengan baik. Dia seorang pria tapi memiliki jari kecil dan panjang, itu sangat cantik jika dibandingkan dengan perempuan. Dia saja tidak paham bagaiman bisa hyunjin memiliki tangan secantik itu. Tapi melihat tangan yang begitu indah penuh luka membuat nya sedikit tidak suka.. hanya saja felix adalah adik hyunjin dan dirinya hanyalah orang luar yang tidak ada hak ikut campur.

Selama acara makan felix sedikit kesal akan hyunjin. Seharusnya dia tidak ada disini dan mengganggu pendekatan dirinya ke minho. Meskipun tidak seorang pun yang tidak tahu bahwa lee felix putra dari Lee dongwok seorang homoseksual. Semua keluarga ayahnya merasa malu tentang dirinya begitu juga keluarga ibunya yang sangat tertekan. Bahkan ayahnya sendiri pura-pura tidak tahu, itu karena lee felix sangat berpengaruh untuk ekonomi keluarga mereka. Meskipun di usia 22 tahun felix sudah berhasil menebus pasar International yang berhasil membuat perusahan nya menjadi semakin berkembang pesat.

Setelah makan, minho dan hyunjin berpamitan untuk kembali ke kantor.

Awalnya felix datang kemari hanya untuk mengambil beberapa keperluan. Dia tidak pernah mau tetap tinggal dirumah ini, dia akan datang seminggu sekali saja, pada dasarnya hubungan mereka tidak baik-baik saja. Dan felix tidak mau melihat hyunjin juga ayahnya setiap hari.

"Kalau begitu, aku akan mengantar kalian."

Hyunjin menjawab, "gak usah lix, kita bakalan di anter sama paman luo."

"Ck,kebetulan aku juga lewat sana kan, kenapa harus menolak sih?"

Melihat ketidaksabaran felix, Hyunjin memandang ke arah minho dengan malu, "lix, aku dan minho belum mandi."

"Aku juga tidak terburu-buru."

Felix sangat tidak sabaran jika menyangkut hyunjin, jadi dia berkata dengan cepat, "Kalau begitu aku akan mandi dengan cepat. Kau jangan khawatir, aku tidak akan membuatmu menunggu."

"Tunggu, lebih baik minho mandi dikamarku. Dengan begitu kalian tidak akan terlalu lama membuatku menunggu."

Sungguh, minho sangat membenci situasi ini, "tidak, aku akan menunggu dan mandi di kamar hyunjin."

"Ayolah, kau tidak berpikir aku akan macam-macam kan?"

Minho yang tidak menemukan cara lain untuk menolak dengan enggan mengikuti felix kekamarnya.

Felix menyerahkan handuk ke minho dan berkata, "Kamu bisa mandi, biar aku ambilkan pakaian untukmu."

Minho mengambil handuk itu dan pergi untuk mandi.

Sedangkan felix, dia menatap ke arah pintu kamar mandi dengan tatapan laparnya.

Situasi ini benar-benar membuatnya hampir gila. Bagaimana tidak, di dalam sana ada tubuh yang sudah siap di santap tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Minho hanya butuh 5 menit sampai selesai mandi, dia membuka sedikit pintu dan mendongak keluar, "felix , pakaian."

Felix mengambil pakaian yang sudah ia siapkan tadi ke minho, dan tidak sengaja dia melihat dada minho yang masih meneteskan air.

Felix benar-benar ingin mendorong tubuh minho dan menjilati seluruh tubuh itu dengan lidahnya. Apa seharusnya dia lakukan saja dan pikirkan akibatnya nanti?? Tentu saja dia tidak boleh melakukan itu!

Minho hanya mengambil pakaian tersebut tanpa memperhatikan tatapan sensual dari felix.

Minho dan hyunjin terlihat sudah selesai.

"Sudah selesai?"

"Hm" Jawab minho seadanya.

"Kalau begitu , ayo."

Begitu mereka tiba di garasi, mata minho dan hyunjin melotot sambil tercengang.

Siapa yang tidak menyukai mobil sport? Ketika minho se usia felix, dia juga mengendarainya tapi karena keluarganya bekerja di pemerintahan, dirinya tidak sebebas itu untuk memakai mobil mewah.

Melihat isi garasi ini benar-benar membuat minho keheranan, bagaimana tidak, di garasi ini ada sepuluh mobil sport termahal. Minho sedikit berpikir, sebesar apa kekuatan yang felix miliki sampai dia bisa menjadi seperti sekarang.

"Kalian mau naik yang mana?"

"Memangnya kenapa?" Tanya Minho tidak suka, dia benci bocah arogan dan sekarang felix terlihat sangat arogan.

Tapi minho masih berbicara dengan lembut, "Felix , tidak bisakah kau memilih dan kita bisa berangkat?"

"Tidak, karena ini pertemuan pertama kita setelah sekian lama. Aku akan memberikan hak spesial ini untukmu hari ini." Felix mengatakan itu sambil merangkul bahu minho.

Tubuh hyunjin membeku, berdecak kesal dan dengan cepat mengalihkan pandangan ke arah lain.

Minho menunjuk salah satu mobil sport didepannya.

"Aku rasa pajero tidak buruk."

Felix tersenyum bahagia, dia bahkan tidak berhenti melirik minho dengan rakus.

Dia pernah datang ke perusahaan minho, saat itu dia harus menggantikan ayahnya untuk pertemuan dengan lee jongsuk. 

Felix memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk dan berkata, "semangat untuk kalian berdua."

Tidak ada ekspresi dari wajah minho, dia hanya mengucapkan selamat tinggal lalu pergi begitu saja.

"Felix , terimakasih sudah mau mengantarkan kami." Ucap hyunjin dengan tulus.

Felix tidak menjawab dia kembali menyalakan mesin mobil dan pergi begitu saja.



Tbc-

Apa pensapat kalian?? Lanjut apa nggak.??

Stupid Love // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang