Ketika felix bangun, matahari menyinari wajahnya. Matahari di musim dingin selalu membuat orang merasa sangat nyaman.
Sprei di bawahannya telah diganti. Meskipun dia telanjang, dia tidak merasakan lengket. Itu jelas, tubuhnya pasti sudah dibersihkan. Hwang hyunjin sangat berhati-hati untuk membuatnya merasa nyaman.
Meskipun begitu, pikiran pertama felix ketika dia bangun adalah membunuhnya. Dia menyesal karena tidak minum alkohol lebih banyak kemarin, sehingga dia tidak bisa mengingat kejadian kemarin.
Hyunjin duduk di samping tempat tidur, dan menunggunya bangun. Melihat felix membuka matanya, dia dengan lembut menyentuh wajahnya, "Lixie, apa kamu lapar?"
Felix menatapnya dengan dingin, "Sampai kapan kamu berencana mengikatku?" Begitu dia bicara, suaranya sangat serak. Tadi malam dia tidak berhenti memaki hyunjin, dan hyunjin juga tidak berhenti menyetubuihinya.
Pada akhirnya keduanya kelelahan.
Hyunjin menurunkan kelopak matanya, "Aku juga tidak tahu.... akan lebih baik jika aku bisa tinggal bersamamu lebih lama."
Felix memalingkan wajahnya dan menutup matanya. Apa yang harus di katakan, apa yang harus di marahi, dia sudah mengatakannya sepanjang malam, dan sekarang dia sangat lelah, sehingga dia tidak ingin memikirkan apapun lagi.
Hyunjin membelai wajah felix sisi demi sisi dengan ekspresi penuh kasih sayang dan kerinduan yang tak tertahankan. Dia sangat ingin mengunci bocah ini dan tidak membiarkan siapapun melihatnya. Kenapa dia bukan miliknya? Hyunjin membenci semua alasan kenapa adiknya tidak bisa menjadi miliknya sendiri, sangat mengesalkan sampai dia ingin menghancurkan segalanya.
"Singkirkan tanganmu! Hwang hyunjin, kau tahu, kamu sangat menjijikkan."
"Ya, aku tahu, aku memang menjijikkan, aku tidak normal. Kamu lah yang membuatku seperti ini! Tapi felix, aku sangat mencintaimu.... aku sangat... sangat mencintaimu." Hyunjin menatapnya dengan sedikit kegilaan di matanya, "Aku paling suka ekspresi ini, kamu melihatku seperti kotoran, aku sangat menyukainya. Tahukah kamu kenapa? Karena aku sangat menantikannya, akan seperti apa wajah angkuhmu saat aku menidurimu dengan keras, benar, seperti tadi malam... kamu cantik sekali, felix yang aku buat mengerang di bawah tubuhku, cantik sekali." Hyunjin menunjukkan seringaian di wajahnya, yang membuat orang bergidik.
Felix aku mencintaimu..
Felix aku mencintaimu... aku sangat mencintaimu...
Tadi malam kata 'Aku mencintaimu' terus bergema di telinganya, seperti mantra yang menakutkan, mulai tertanam di benaknya.
"Lix, apa yang akan aku dapatkan jika aku menjadi kakak yang baik sepanjang hidupku? Kamu tidak akan pernah melihatku, jadi aku tidak menyesalinya, aku tidak menyesali semua yang telah aku lakukan, bahkan jika kamu membunuhku." Mencintai seseorang sampai tingkat yang begitu putus asa dan gila, dia terlalu malas untuk memikirkan balas dendam seperti apa yang akan dia dapatkan. Dia hanya tahu bahwa memiliki apa yang paling dia inginkan dalam hidupnya, bahkan jika itu hanya satu malam, itu sepadan dengan resiko yang akan dia dapat.
Felix memelototinya dengan jijik, lalu memalingkan wajahnya kesamping.
"Lixie, mau minum? Apa kamu lapar? Apa yang ingin kamu makan?" Setelah menunggu lama tanpa jawaban, hyunjin bergumam pada dirinya sendiri, "Katakan padaku apa yang ingin kamu makan..."
Melihat wajah felix yang anggun, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak terpesona. Dia melepas sandalnya, naik ketempat tidur, memeluk felix kesamping, membenamkan kepalanya di dadanya, dan mendengarkan detak jantungnya yang lambat. Ini mungkin saat terbaik dalam hidupnya. Dia sangat berharap waktu akan berhenti, membiarkan dia terus memeluknya seperti ini, bermimpi indah memiliki orang ini, dan tidak pernah bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love // Minlix
Teen FictionRemake from novel MY BELOVED FOOL versi minlix.