Felix sangat mabuk malam itu.
Ketika bangun, dia merasa tidak bisa bernapas dengan baik. Sesuatu yang begitu berat menekan dadanya.
Dia membuka matanya dan melihat lengan telanjang berotot seorang petinju memeluk dirinya.
Dia menoleh dan melihat wajah minho berada di dekatnya, rambutnya yang acak-acakkan tersebar di depan dahinya, bulu matanya sangat panjang, dan bibir merahnya terbuka sedikit.
Pada waktu bersamaan, dia merasa bahwa dia menempel pada kulit hangat minho, dan keduanya telanjang. Dia menggerakkan tangan juga kakinya dan menemukan semuanya normal, kecuali pusing, dia merasa lega.
Minho terbangun ketika merasakan gerakan dari sampingnya. Matanya sangat bengkak sehingga saat dia mencoba membukanya hanya ada sedikit celah, jadi dia hanya bisa menyipitkan mata pada felix.
Felix menggerakkan tubuhnya kebelakang, lalu menopang tubuhnya dengan tangan, dan bangkit dari tempat tidur.
Minho dengan repleks meraih lengannya, "Felix." Dia berkata dengan suara serak.
Felix bangkit dan selimutnya terlepas dari dadanya memperlihatkan bagian dadanya penuh dengan bekas cupang. Dia tertegun sejenak dan menoleh kearah minho.
Minho menggelengkan kepalanya dan berkata dengan malu, "Aku.... terlalu banyak minum... aku tidak ingat."
"Lalu di gigit anjing?" Felix menunjuk ke dadanya.
Minho berdiri karena panik, dia harus mencari alasan untuk menjelaskan. Dia juga telanjang. Ketika dia bangun seperti ini, felix dengan cepat menoleh ke arah lain, dan berputar-putar di ruangan, "Dimana pakaianku? Apakah anjing itu memakannya juga?"
Minho berkata tanpa daya, "Kemarin kamu memuntahkan semuanya ke kedua tubuh kita, jadi aku membuangnya."
"Kenapa di buang? Terus sekarang aku harus pakai apa?"
Minho menunjuk ke lemari pakaian, "Ada pakaianku di dalamnya, kamu bisa memakainya dulu."
Felix bahkan lebih marah, "Ini rumah sialan mu atau rumahku. Kenapa kamu membawa barang-barang mu kesini? Kapan kamu akan pergi dari sini?"
Minho berjalan dan membuka lemari, mengambil sepasang pakain dalam dan memakainya. Ketika dia membungkuk, dia secara tidak sengaja melihat ke jari-jari kaki felix. Dia tidak berhenti sampai dia melihat wajahnya, dan wajahnya yang cerah menunjukkan sedikit rona merah.
Bahkan orang yang tidak tahu malu seperti felix juga terkejut olehnya, dia mengeluarkan satu set pakaian olahraga minho dari lemari dan memakainya.
Dia mengenakan ke tubuhnya dengan jijik, dan menutup risletingnya dengan kesal.
Minho yang akan mengambil pakaian olahraga juga, berhenti. Dia memikirkannya, dan mengeluarkan satu set pakaian kasual yang di beli felix untuknya dan memakainya.
Felix mengangkat alisnya, agak terkejut, tapi dia terlalu malas untuk berbicara.
Minho tersenyum, "Aku akan memakai apa yang kamu suka aku pakai." Dia mengambil dua dasi, "Yang mana kamu pilih?"
Felix tertegun sejenak dan berkata dengan sinis, "Apa kamu sudah tidak waras." Setelah berbicara dia berbalik dan pergi kekamar mandi.
Setelah selesai mandi, dia berjalan keluar dari kamar dan melihat lelaki tua itu duduk di sofa sambil menonton berita.
Dia tercengang ketika melihat felix keluar, matanya tertuju pada wajahnya.
Felix tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh wajahnya, "Ada apa?" Kemudian dia ingat bahwa minho masih di kamar, dan lelaki tua itu pasti curiga mereka tidur bersama tadi malam. Dia hanya ingin kembali untuk menghentikan minho keluar dari kamar yang sama, tapi minho sudah keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love // Minlix
Teen FictionRemake from novel MY BELOVED FOOL versi minlix.