aku tidak ingin pergi

270 54 0
                                    

Felix mengemudi tanpa tahu kemana dia akan pergi.

Apa yang harus dia lakukan selanjutnya? Membuka perusahaan? Menghasilkan uang? Dia tidak pernah merasa semalas ini dalam hidupnya.

Felix berpikir bahwa jika itu adalah dirinya dari setengah tahun yang lalu bertemu dengan dirinya yang sekarang, mungkin keduanya akan bertarung sampai mati. Dulu dia bersemangat tinggi dan ambisius, tidak pernah mau berhenti sebelum merasa puas. Tapi sekarang, dia merasa lelah secara fisik dan mental, terjebak di tempat, tidak tahu langkah apa yang harus dia ambil selanjutnya.

Bagaimana dia bisa menjadi seperti ini? Bagaimana dia bisa menjadi pengecut yang paling dia benci.

Lee felix, apakah kamu tidak malu seperti ini?

Mobilnya berhenti, dan ketika sadar, ternyata dia sudah sampai di rumah jaemin.

Dia berpikir bahwa seharusnya dia tidak tinggal disini. Dia tidak bisa bersembunyi seumur hidup. Dia harus bangkit, jangan sampai orang yang membencinya menemukan keterpurukannya.

Dia juga harus bersiap, bersiap untuk melawan hyunjin, dia harus berubah menjadi dirinya yang dulu, felix yang hidup bahagia dan nyaman sebelum dia mengenal minho.

Felix mematikan rokoknya dan berjalan ke lift. Ketika lift berhenti di lantai dua belas, dia bergegas dan keluar dari lift.

Tiba-tiba ada sosok yang melintas di depannya, dan sebelum dia bisa melihat siapa yang datang, dia di tarik keluar dari lift, didorong kedinding, dan kemudian bibirnya di cium.

Suara minho terdengar sedikit tidak jelas di telinganya, "Aku merindukanmu..... sangat...sangat merindukanmu."

Felix sangat marah, dia mencoba yang terbaik dan mendorong minho sekuat tenaga.

Minho sedikit terkejut, sepertinya dia banyak minum, dia berhenti, wajahnya terlihat tanpa darah, dan dia terlihat kehilangan banyak berat badan.

Mata minho memerah, entah berapa lama dia tidak tidur. Dia menyentuh sisa rasa di bibirnya dan berkata, "Aku sangat merindukanmu.... setiap hari aku sangat merindukanmu."

Felix mencibir, "Aku tidak memerlukannya. Di klub yang kau kunjungi terakhir kali, banyak orang merindukanku setiap hari."

Minho menundukan kepalanya, dan mengangkat seluruh dokumen ke depan felix, "Felix, ini adalah 30% dari saham perusahaanku. Aku pasti akan memberimu kompensasi untuk sisanya. Aku akan membayarmu dua kali lipat atas kerugian yang kamu derita, aku mohon, felix, beri aku kesempatan. Sekali saja, aku janji akan memperbaiki semuanya."

Felix benar-benar ingin menampar mulut besar minho. Apa dia benar-benar berpikir bahwa obsesinya adalah uang? Dia menahan amarahnya dan menekan tombol buka lift, "Kamu keluar dari sini, atau aku akan melemparkanmu lewat jendela!"

Minho menggelengkan kepalanya, "Felix, kamu sudah tinggal disini terlalu lama, apa kamu berencana untuk tinggal disini selamanya? Kapan kamu akan pulang? Aku selalu menunggumu dirumah."

Felix berkata dengan marah, "Aku tidak punya rumah! Ibuku sudah meninggal, ayahku menikah lagi, dan semua keluargaku sangat sialan."

Mata minho di penuhi kesedihan, "Kamu bisa menjadikan aku rumah. Aku terlalu buruk sekarang, tapi aku janji untuk kedepannya kamu bisa mengandalkanku. Kamu menyukaiku, dan kamu akan terus menyukaiku. Kali ini aku bersumpah tidak akan mengecewakanmu lagi."

Felix merasa tidak nyaman. Di masalalu, ketika dia merasa lelah dengan minho, dia selalu berpikir akan menaklukan minho, membuat minho untuk merayu dan mengaguminya. Sayang sekali, setelah keinginannya tercapai, dia merasa sangat sedih, karena dia juga kehilangan dirinya sendiri. Kesukaan dan kesenangannya pada minho tampaknya sudah menjadi kebiasaan, kebiasaan buruk yang tidak baik, tapi dia masih tidak bisa berhenti.

Stupid Love // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang