Seluruh tubuh minho menegang dan wajahnya berubah menjadi merah. Dia jelas bisa menendang felix dengan satu gerakan, tapi tubuhnya berkata lain.
Felix diam-diam berpikir, jika saja minho bisa tulus padanya, dan suatu hari minho memintanya untuk tetap menjadi pihak bawah, meskipun selama hidupnya dia hanya pernah menjadi pihak atas, untuk minho dia akan mengalah. Bagaimanapun minho adalah orang yang di cintainya. Tapi melihat minho semakin menjauh dia merasa sedikit terhina.
Satu-satunya cara untuk mengembalikan harga dirinya yang terluka adalah dengan menjatuhkan minho lagi dan lagi. Dia tidak akan membiarkan minho pergi.
Felix menggigit leher minho dan menjilatnya dengan lembut, dia berkata dengan samar, "sebentar saja."
Minho merasa jantungnya akan berhenti berdetak, darah di seluruh tubuhnya berkumpul di perut bagian bawahnya. Tangan yang mendorong berubah arah ke belakang, dan langsung masuk ke dalam pakaian felix, dia mulai menggosok punggung yang halus itu.
Begitu dia Jujur pada keinginannya sendiri, dia benar-benar tidak menahan diri lagi, tidak akan menjadi munafik. Dia akan bertindak seperti pria yang tergoda, dan tangannya menyusuri ke sembarang tubuh felix. Dia gunakan tangan satunya untuk meraba-raba dan menekan tombol kursi dan meratakan kursi kebelakang.
Pintunya tidak tertutup rapat tapi suhu di dalam mobil sangat panas. Felix sedikit mundur dan duduk dia atas paha minho. Dia mulai membuka ikat pinggang minho dan menurunkan risletingnya. Dirinya juga mulai mengeluarkan penisnya dan menyatukannya dengan minho. Kedua daging panas itu melekat erat satu sama lain. Felix yang tidak cukup menggunakan satu tangan dia gunakan dua tangan dan menggenggam kedua penis mereka, dia menggesek satu sama lain dan kesenangan datang bergelombang.
Felix juga terangsang, dia sedikit mengangkat lehernya dan mengerang dengan suara rendah.
Minho yang melihat leher ramping felix tidak tahan lagi, dia dengan segera bangkit dan mengisap jakunnya dengan perlahan.
Felix mendesah, seluruh tubuhnya gemetar mendapatkan rangsangan tiba-tiba seperti ini dari minho.
Minho menjilat daun telinganya, pipinya, menghirup bau harum dari lehernya, dan terus membelai tubuh felix dengan kedua tangannya, seolah-olah ini bukan pertama kalinya dia melakukan hal semacam itu atau mungkin ini karena pikirannya yang sudah berfantasi akan melakukan hal ini berkali-kali dengan felix.
Selam proses ini tak satupun dari mereka ada yang berbicara, sampai minho memasukan tangannya ke bagian belakang dan meremas pantat felix, dia juga menjulurkan dua jari dan mencoba memasukannya kedalam, felix tiba-tiba membuka matanya.
"Brengsek, apa yang kamu lakukan?" Felix mencoba menarik tangan minho tapi yang lebih tua sedikitpun tidak berniat untuk patuh.
Keduanya saling memandang dan ada perasaan malu di antara tatapan nafsu mereka, terutama minho.
Matanya kabur sperti orang yang mabuk, dan saat ini dia juga merasa tidak senang sama seperti dia yang bersiap menikmati makanannya tapi di hentikan oleh orang lain. Dia melihat wajah felix memerah, matanya berair, rambut di dahinya berantakan dan butiran keringat halus di ujung hidungnya. Yang di pikirkan dirinya saat ini adalah dia ingin menekan felix di bawah tubuhnya dan memasukan pensinya dengan dorongan yang kuat, dia ingin melihat felix berteriak keenakan karena di masuki oleh dirinya.
Minho menarik tangannya dan menjambak rambut belakang felix, dia menempelkan wajahnya padanya, menjilat bibirnya dan berkata, "Bukankah kamu mencariku untuk ini?"
"Memang, tapi akulah yang akan menidurimu."
Tiba-tiba minho dengan ganas mencium bibirnya, menjulurkan lidahnya dengan kasar, dan bergerak dengan tidak sabaran. Felix yang menyadari ciuman minho tidak berpengalaman membimbingnya dengan lidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love // Minlix
Teen FictionRemake from novel MY BELOVED FOOL versi minlix.