Felix pulang kerumah untuk makam malam pada sabtu malam dan dia terlibat pertengkaran yang tidak menyenangkan lagi dengan ayahnya.
Sebenarnya dia tidak mau kembali. Ketika kerumah dia harus melihat keluarga dengan tiga orang yang penuh kasih dan bahagia, dan hanya dengan melihat itu dia akan merasa kenyang tanpa perlu makan. Tetapi ayahnya selalu membuat dirinya pulang sekali dalam sebulan. Dia mengira kenapa ayahnya seperti itu pasti karena takut orang-orang akan bergosip bahwa dia mengabaikan putra mantan istrinya.
Setelah makan malam, ayahnya memanggilnya ke ruang kerja dan mengajukan banyak pertanyaan tentang perusahaan.
Ayahnya memegang bagian yang relatif besar di perusahaan, dan selama dia ingin tahu tentang masalah besar dan kecil perusahaan, felix tidak bisa menyembunyikan dari ayahnya.
Ayahnya merasa bahwa dia telah mengalihkan terlalu banyak uang. Real estate dan hutang piutang adalah termasuk transaksi dengan periode pengembalian investasi yang panjang, sehingga ada resiko pemutusan modal. Felix sudah tahu semua kemungkinan yang akan terjadi dan dia juga tidak sebodoh itu.
Ketika mereka berdua tidak saling setuju, mereka akan bertengkar dan pada akhirnya perpisahan malam ini menjadi tidak bahagia.
Saat turun, dia sangat marah dan tidak memperhatikan langkah kakinya, jadi ketika dia menuruni tangga, tidak sengaja dia menendang vas porselen besar.
Dia ingat bahwa terakhir kali dia kembali, tidak ada vas di tangga.
Dia melihat kesekeliling dan berteriak ke pelayan, "Siapa yang meletakan vas ini disini?"
Kedua pelayan di ruangan itu hanya saling memandang dan tidak berani berbicara.
Ekspresi hyunjin dan ibunya tiba-tiba berubah.
"Karena sudah tinggal disini dan berpikir rumah ini milik sendiri? Siapa di rumah ini yang paling banyak menghasilkan uang? Kalau kalian punya otak, lain kali pikirkan sebelum bertindak sesuka hati." Setelah berbicara, dia pergi keluar tanpa melihat hwang yeji dan hyunjin.
Tubuh yeji bergetar, wajahnya pucat pasi, dan ada pancaran kebencian di matanya. Sedangkan hyunjin, dia melingkarkan lengannya di bahu yeji, sedikit mengguncangnya, dia menatap vas yang hancur dan matanya menjadi gelap tanpa dasar.
....
Ketika felix mengemudi, suasana hatinya sangat kacau. Merasa tidak aman, dia putuskan untuk memarkir mobil ke sisi jalan, membuka jendela dan merokok.
Dia mengeluarkan ponselnya dan menatap layar untuk waktu yang lama, pada akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan ke minho, :Apa yang sedang kamu lakukan?
Minho, :Online
Felix, :Online?
Minho, :Menonton Online.
Hanya beberapa percakapan yang tidak berarti tapi berhasil membuat suasana hatinya menjadi tenang. Felix tersenyum penuh arti sebelum dia mengirim file ke minho.
File itu berisi video gay yang berdurasi dua menit dan itu berolusi tinggi juga tanpa sensor.
Video itu memiliki judul yang biasa saja, jadi ketika minho melihatnya, dia tidak akan curiga, tanpa berpikir panjang dia langsung membukanya, dan ternyata itu adalah adegan vulgar dua pria yang sedang melakukan adegan panas, minho tertegun, lalu dengan cepat menutup video dengan kesal.
Dan pesan dari felix masuk, :Apakah pria yang berambut coklat mirip denganmu?
Tidak mau kalah minho menjawab, :Aku lebih merasa kalau yang berambut pirang lebih mirip denganmu, kalian sama-sama memiliki pinggang yang bagus." Setelah membalas, dia tidak bisa menahan tawanya saat memikirkan ekspresi felix sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love // Minlix
Teen FictionRemake from novel MY BELOVED FOOL versi minlix.