extra 3

400 39 7
                                    

Malam ini ketika felix pulang, ternyata minho belum pulang. Dia benar-benar kesal dan ingin bertanya kemana minho pergi, tapi dia tidak ingin menelpon, jadi dia hanya akan menunggu dan melihat jam berapa minho akan kembali.

Setelah menunggu sampai dua belas malam, felix mengantuk dan hampir tertidur di ruang tamu, tapi dia kembali sadar saat mendengar suara kunci membuka pintu.

Felix berdiri dan bertanya dengan tidak sabar, "Darimana kamu?"

Minho meletakan kuncinya dan berkata sambil melepas sepatunya, "Ada kolaborasi mc waktu ini, dan hari ini terakhir. Jadi kami merayakannya."

"Apakah kamu harus pulang selarut ini? Tidak bisakah kamu hanya sedikit berpartisipasi dan pulang? Kamu benar-benar membuang-buang waktu dengan hal yang tidak berguna!"

Minho memandangnya dengan heran, "Aku adalah mc pendatang baru. Apa menurutmu akan sopan jika aku melakukan hal seperti itu? Lagi pula aku seorang pekerja yang masih menerima bayaran."

"Sial!!! Apakah penghasilanmu menjadi mc sangat besar? Hah?!"

Minho mengerutkan kening, "Ada apa denganmu? Bukankah kamu sendiri yang menyuruhku untuk mencari kesibukan? Kenapa sekarang kamu kehilangan kesabaran seperti ini?"

Felix sedikit malu tapi dia masih berkata dengan marah, "Aku memang menyuruhmu untuk menjadi sibuk, tapi bukan berarti di akhir pekan begini kamu juga pulang selarut ini."

Minho menghela napas, "Minggu ini sedikit sibuk, tapi minggu depan tidak akan terlalu sibuk, saat itu aku akan kembali lebih awal."

"Bajingan, kamu bilang apa?" Felix semakin kesal, "Kamu bertingkah seperti presiden?"

Minho mendekatinya dan menatap dengan ketidakpuasan, "Yongbok, kamu kenapa? Aku sudah memiliki kesibukanku sendiri, Bukankah kamu harusnya senang karena aku tidak mengawasimu setiap hari? Ini kan yang kamu inginkan?"

"Minho, kamu tidak bermaksud marah padaku, kan?"

Minho terlihat polos, "Aku hanya melakukan apa yang kamu inginkan, dan aku masih salah di matamu."

Felix berkata dengan marah, "Semuanya memiliki batas. Bahkan dulu aku tahu batasku sendiri, apakah kamu berniat membalas dendam padaku?"

Minho mengerutkan kening dan berkata, "Kenapa kamu bisa berpikir begitu? Karena kamu berpikir aku menyebalkan, jadi aku mencari kesibukan lain untuk mengalihkan perhatianku, tapi kamu masih bisa mencari kesalahanku. Jika yang kamu inginkan adalah seseorang yang tidak memperdulikan kehidupanmu, hanya tinggal dirumah setiap hari untuk mencuci pakaian dan memasak untukmu, kamu seharusnya tidak mencari pasangan seorang pria." Minho berkata dengan dingin, dia berjalan melewati Felix dan berkata lagi, "Aku takut juga wanita seperti itu tidak ada."

Felix sangat marah, tapi sebelum dia bisa melampiaskan kemarahannya, minho sudah masuk keruang kerjanya dan menutup pintu.

Menurut temperamen sebelumnya,  saat ini seharusnya dia sudah menendang pintu itu dan menyelesaikan masalahnya, tapi setelah bersama dalam waktu yang lama, emosi mereka juga bercampur satu sama lain. Meskipun temperamen felix mudah tersinggung itu tidak seburuk sebelumnya. Yang paling penting adalah bahwa dibandingkan dengan minho, dalam hal ini dia merasa kurang percaya diri.

Felix mencoba yang terbaik untuk menekan amarahnya dan duduk di sofa sambil berpikir. Dia bertanya-tanya, apakah sikap minho sebelumnya yang begitu cemas, rewel, dan marah saat dulu dia selalu pulang terlambat dan tidak menelponnya, semenyebalkan ini? Merasa diposisi seperti ini, dia juga merasa sedikit bersalah, ternyata sebelumnya dia benar-benar salah. Sejujurnya, bukannya dia tidak mau tapi untuk beradaptasi dengan kehidupan seperti ini, dia hanya perlu sedikit waktu untuk terbiasa.

Stupid Love // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang