Minho mengangkat telepon yang tiba-tibaberdering, menatap layar dan wajahnya menjadi semakin pucat.
Felix melihat ekspresinya dan menebak, "soohyuk?"
Minho meliriknya dan mengangguk.
Felix mencibir dan berkata, "kenapa kamu takut? Kamu harus berani bertanggung jawab jika berani melakukannya."
Minho mengawasinya sebentar dan melemparkan telepon ke felix, "Kalau begitu, kamu jelaskan semuanya."
Kali ini felix yang tidak tenang, seharusnya minho lah yang mengangkat telepon itu dengan perasaan bersalah. Dan sekarang orang tua ini sengaja melempar ponsel kepadanya dan melarikan diri?? Sialan!!
Pada akhirnya felix menekan layar hijau dan suara soohyuk terdengar, "Felix, bagaimana tidurmu? Aku dengar kemarin kalian pergi kepantai, apakah itu menyenangkan?"
"Ya itu lumayan bagus."
Saat soohyuk hendak berbicara, felix buru-buru berkata, "Hyung, aku baru saja ingin menelponmu."
"Ada sesuatu?"
"Sebelumnya aku ingin meminta maaf. Aku mendapat telepon dari perusahaan dan itu sangat genting. Aku harus kembali."
"Benarkah?"
Minho menyeringai sambil mengawasi felix.
Felix melototi minho dan berkata, "ini aku sudah bersiap kebandara. Maafkan aku sudah merepotkan hyung."
Soohyuk buru-buru berkata, "Jangan katakan itu, kamu kembalilah dengan hati-hati. Masalah tanah, kamu jangan khawatir, aku akan menyimpannya untukmu. Datanglah ketika kamu bebas dan aku akan menunjukkannya padamu."
"Terimakasih banyak. Aku akan menyuruh kakakku tinggal, dia akan menggantikan aku selama disini. Tapi sebagai gantinya, aku akan membawa adikmu untuk membantuku menyelesaikan masalah di seoul."
Soohyuk tersenyum dan berkata, "oke, kamu bisa membawanya."
Minho memelototi felix dengan dingin, dan felix mengarahkan jari tengah ke arahnya.
Dia menutup telepon dan berniat menghubungi hyunjin, tapi dia masih merasa tidak enak karena masalah kemarin. Baiklah, tidak perlu menelponnya, cukup kirimkan pesan saja.
Minho melemparkan pakaian ke arah Felix, "cepat pakai itu."
Felix mengirim pesan tanpa mengangkat kepalanya, "apa yang kamu katakan pada hyunjin kemarin?"
"Kamu masih punya nyali untuk bertanya? Pergi dan jelaskan padanya."
Felix mendengus dan berkata, "Apa yang harus dijelaskan? Kamu dan aku kan memang tidak terjadi apa-apa."
Wajah minho semakin suram dan gelap, itu sangat tidak enak di pandang.
Felix meraih pakaian itu dan melemparkannya ke wajah minho, "Apa mata mu sudah rusak?? Kamu tidak lihat ukuran pakaian ini sangat besar. Selain membuat masalah, kamu tidak bisa melakukan sesuatu yang berguna!."
Minho merasa tekanan darahnya akan meningkat pesat jika lebih lama bersama felix. Bocah ini mungkin tidak pernah belajar apa artinya menjadi lemah. Bahkan sekarang ketika dia telanjang dan tidak bisa mengurus diri sendiri setelah disetubuhi pria, dia masih merasa besar dan tak terkalahkan.
Dia mencibir, "apa yang paling cocok bagimu adalah telanjang?"
Mendengar itu felix menarik selimut dan membungkus dirinya, sehingga penampilan memikatnya hilang.
"Kamu tidak ingin memberiku minum?!" Bentak felix.
Minho tertegun sejenak, menatap mata felix yang merah dan bengkak, rambutnya acak-acakan. Dia melihat ekspresi sengit di wajah mungilnya dan mendengar felix berkata, "Jika kamu berani datang, aku akan mengisap darahmu sampai habis." Tiba-tiba saja minho merasa sedikit tidak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Love // Minlix
Teen FictionRemake from novel MY BELOVED FOOL versi minlix.