jangan pernah percaya pada siapapun

283 51 1
                                    

Keesokan harinya minho datang dengan soohyuk.

Mereka mengobrol sebentar dan soohyuk pamit ke perusahannya.

Felix berdiri dan berkata, "jika ada kesulitan, kamu bisa bertanya kepada bangchan."

Minho mengangguk, "jadi apa yang akan aku kerjakan?"

"Karena Kamu ingin belajar tentang bisnis, menjadi asisten ku tidak masalah kan?"

Alis minho terangkat, "Kalau begitu... bagaiman dengan hyunjin?."

"Aku akan memikirkannya."

Minho menjawab tanpa ekspresi, "aku mengerti."

Tidak butuh waktu lama untuk minho berbaur di perusahan.

Tapi Felix tidak ada waktu untuk menggoda minho. Sekarang dia sedang sibuk mengurus proyek yang tiba-tiba bermasalah.

Felix menghentikan pekerjaannya saat melihat nomor rumahnya menelpon. Tanpa pikir panjang Felix menekan tombol Jawab dan suara hyunjin lah yang dia dengar.

Felix merasa ini trik baru dari hyunjin. Jika orang ini menelpon dengan nomornya sendiri sudah pasti Felix tidak akan mengangkatnya.

Felix menyadari sesutu, sejak kapan hyunjin yang biasanya lebih memilih menghindar sekarang selalu berusaha agar terus menempel dengan dirinya.

"Ini aku hyunjin."

"Ada apa?"

"Apakah minho sudah mulai berkerja?"

"Hm."

"Aku juga akan datang besok."

"Tidak. Kalau aku membiarkan mu datang besok, bisa-bisa kamu hanya membuat masalah. Turuti perkataan ayah dan datang minggu depan."

"Aku tidak akan merepotkanmu."

"Aku bilang tidak."

"Minho saja sudah bisa memulai hari ini, itu berarti aku juga bisa datang besok. Biarkan..."

Tidak menunggu hyunjin selesai bicara, dia langsung mematikan telepon secara langsung.

Yang artinya hyunjin tidak ada kesempatan untuk negosiasi.

Benar saja, hyunjin tidak berani menelpon lagi. Suasana hatinya sedang buruk sekarang, jika dia berani menelpon lagi itu hanya akan jadi pelampiasan kemarahan darinya.

Felix membeli sebidang tanah di jeju tahun lalu. Dia berencana untuk membangun sebuah hotel disana. Ketika mulai membangun, dia mengeluarkan banyak uang. Tapi sekarang terjadi sebuah kecelakaan. Dia tidak takut melibatkan dirinya. Bahkan jika terlibat dia akan membayar dalam jumlah kecil. Masalahnya dia harus menjalani pemeriksaan secara keseluruhan dan itu akan membawa dirinya ke maut yang mematikan. Ia memiliki semua dana, tim teknik, rencana dan semuanya sudah di siapkan hanya tinggal menunggu ijin untuk mulai bekerja. Tapi jika masalah datang pada saat kritis, semuanya akan menjadi kerugian besar.

Hari ini dia marah besar dan suasana seluruh perusahan cukup hening. Kecuali minho, tidak ada yang berani mengajaknya bicara.

Dia harus pergi ke jejeu dan berbicara dengan orang yang bertanggung jawab disana. Mungkin tidak akan berjalan lancar tapi dia harus mencobanya.

Felix menyuruh minho untuk mengantarkan ke tempat tujuan.

Selama dua hari ini Felix terlalu sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk tidur. Begitu masuk kemobil dia langsung tertidur. Mungkin karena ac mobil terlalu besar, dia bangun dan bersin-bersin.

Minho mengerutkan kening dan menatapnya, "apakah kamu masuk angin?"

"Persetan dengan masuk angin. Malam ini aku harus menyelesaikan masalah ini."

Stupid Love // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang