🥵🥵

532 45 5
                                    

Dua hari kemudian, ketika felix hendak tidur setelah mandi, minho menelponnya dan mengatakan bahwa dia ada didepan rumahnya. Felix tidak ingin para pelayan tahu, jadi dia turun kebawah dalam gelap untuk membuka pintu untuknya, dan keduanya memasuki kamarnya dengan tenang.

Minho berpakaian lusuh dan dia banyak berkeringat.

Felix bertanya, "Mau mandi?"

Minho menyeka keringat dari dahinya, "Kenapa kamu tidak bertanya padaku, apa yang terjadi ketika aku pulang dua hari ini?"

Felix menatapnya sambil tersenyum,  "Ketika aku melihat penampilan hyung, aku tahu semua tidak berjalan lancar."

Sudut mulut minho pecah, ada beberapa lebam juga diwajahnya. Dia tersenyum lembut, "Tidak apa-apa, setidaknya Ayahku tidak sekeras dulu, dia masih ingin bertemu denganmu, tapi aku ingin menunggu sampai dia bisa bersikap sopan padamu, pada saat itu aku akan membawamu pulang."

Felix cemberut, "Apakah hyung takut aku akan bertarung dengan paman?"

"Aku hanya tidak ingin membuatmu marah.".

Felix tidak bisa menahan tawa, dan mendorongnya, "Sana mandi, hyung bisa pakai pakaian ku."

Setelah beberapa saat, minho keluar dengan telanjang, felix tidak menyadari dan hanya meliriknya dengan santai, dia segera bereaksi.

Minho naik ketempat tidur dan memeluknya, "Yongbok, hyung sangat merindukanmu."

"Mari kita sepakat, kali ini aku."

Minho langsung tertawa, "Aku tidak bilang tidak, aku akan membiarkanmu meniduriku lebih dulu." Dia masuk ke pelukan felix, membuka kancing piyamanya dengan mulutnya, dan mencium dadanya.

Felix berkata dengan tiba-tiba, "Aku tidak punya kondom."

Minho berhenti, "Oh?"

"Ini pertama kali buat hyung, jadi tanpa kondom akan sangat sakit."

Minho tertegun sejenak dan berkata, "Itu juga pertama kali bagimu... dan saat itu aku juga tidak memakainya.... ayo, hyung akan membiarkanmu membalas dendam sekarang."

Felix berkata dengan marah, "Brengsek... aku baru ingat.. Lee minho, kamu juga tidak memakainya saat pertama kali, kamu Bajingan jahat."

Minho terus menciumnya dan berkata, "Jadi lakukan, aku tidak takut sakit."

Felix memikirkan saat pertama kali yang tidak menyenangkan di antara mereka berdua, dan dia merasa sedikit marah. Dia ingin melakukan hal yang sama pada minho dan membiarkan dia merasakan rasanya, tapi setelah dipikirkan, seks tanpa persiapan bukan hanya merusak kesenangan tapi juga menyakitkan.

Bercinta adalah hal yang membahagiakan, kenapa harus repot-repot jika dia tidak bahagia.

Frlix ragu-ragu dan minho tidak bisa menahannya.

Dia mengangkangi felix, menundukkan kepalanya untuk mencium dan bergumam sambil berciuman, "Jika kamu tidak mau, biarkan aku melakukannya, aku disini, aku tidak akan lari kemanapun, aku akan menunggumu untuk meniduriku kapan saja kamu mau."

Felix merasa jauh lebih nyaman mendengar kata-kata ini.

Minho mulai merobek piyamanya dan menciumi seluruh dada, terus kebawah. Dia melepas celana piyama felix dan menjilat kejantanannya melalui celana dalam sampai kain katunnya basah.

Felix tidak tahan dengan rasa gelinya, "Jangan mempermainkanku."

Minho merobek celana dalamnya, dan membuka mulutnya untuk memasukkan kejantanannya.

"Hmm." Felix tersentak, menggerakkan pinggangnya, dia perlahan bergerak keluar masuk dari mulutnya.

Mulut yang lembab dan hangat memberinya rangsangan yang luar biasa, dan pengetahuan minho terhadap tubuhnya membuat keduanya sangat cocok. Felix menikmati kesenangan yang diberikan minho, dan mengangkat lehernya. Dia menarik napas dalam-dalam, tubuhnya sedikit gemetar.

Minho menahan rasa sakit di mulutnya dan menunggu sampai felix klimaks.

Tubuh felix melemas, dan dia berbaring di tempat tidur dengan terengah-engah.

Minho memuntahkan sperma felix kejarinya dan menggosokkan jarinya kelubang belakangnya.

Felix mengerutkan kening, "Pelan-pelan, kita sudah lama tidak melakukannya."

Beberapa kenangan buruk muncul di kepalanya, tapi sekarang dia harus melewatinya. Dia tidak ingin dibayangi kenangan buruk di setubuhi hyunjin selama sisa hidupnya.

Minho berkata dengan lembut, "Jangan khawatir.... hyung tidak akan membuatmu merasa tidak nyaman."

Minho perlahan memasukan penisnya kedalam dan felix merasakan bagian bawahnya dipenuhi oleh benda keras dan panas.

Setelah berhasil masuk, minho menghela napas panjang, sebuah desahan dengan kepuasan.

Felix mengerang dan berkata, "Jangan membuatku kesal... lakukan seperti dulu kamu melakukannya, jadilah lebih agresif."

Setelah mendengar ini, minho tidak bisa mengendalikan dirinya lagi, memeluk pinggang felix dan mendorongnya dengan keras.

Felix berteriak singkat, dan kemudian hanya erangan pelan yang terdengar, "ahh... cepat... lebih cepat..  hyung... lebih cepat...."

Setubuhi aku dengan keras, hilangkan hal-hal yang tidak ingin aku ingat dari tubuhku, dan satu-satunya yang akan aku ingat adalah hyung.

Pinggang minho berkedut kuat, dan alat kelaminnya tenggelam ke dalam tubuh felix. Kemudian dia menarik keluar sampai batas, lalu memasukannya dengan keras, berulang kali, memanipulasi koridor panas itu sehingga tidak bisa lagi ditutup.

Minho mendorong dalam posisi ini selama lebih dari seratus kali, lalu meraih salah satu kaki felix dan menaruhnya di atas bahunya, membuatnya berbaring miring, dan menusuk lebih dalam.

Posisi ini membuat penyatuan keduanya menjadi sebuah kedalaman baru, felix hanya merasa bahwa minho menyentuh prostat di dalam tubuhnya dan menembusnya dengan panas.

Minho mengulurkan tangan, meraih penis felix dan mulai bergerak.

Felix memegang pergelangan tangannya sedikit kewalahan, tidak tahu, apakah ingin dia berhenti atau memepercepat.

Sensasi penjepit depan dan belakang sangat merangsang felix, matanya kabur, tubuhnya lemah, dan seluruh pikirannya dipenuhi oleh minho.

Mereka berdua tidak saling menyentuh selama lebih dari setengah tahun, dan ini benar-benar seperti minyak ketemu api, benar-benar diluar kendali. Minho melampiaskan semua rasa sakit dan kerinduannya selama ini. Keduanya seperti binatang buas yang tak kenal lelah, berjuang sampai mati dan terus bertahan sampai pagi.

Begitu ada keterikatan fisik, emosional keduanya langsung berbeda. Felix memandang minho sekarang, dan dia tidak melihat apa yang salah, bagaimana dia marah, dan nada bicaranya dengan minho jauh lebih baik. Setiap saat dia mengucapkan sepatah kata, dia ingin berlari kearahnya, dan suasana di antara mereka menjadi jauh lebih Harmonis.

Minho mendengarkan Kata-katanya,  dengan patuh kembali berlatih tinju dan mengikuti kompetisi. Dia meluangkan waktunya untuk memilah-milah aset atas namanya dan menyerahkan semuanya pada felix.

Tidak ada yang tidak senang dengan hal-hal baik seperti kejatuhan uang dari langit. Felix tersenyum dan berkata, "Benar-benar menyerahkan semuanya padaku?"

Minho berkata sambil tersenyum, "Aku memberikan semuanya padamu, dan aku akan mulai dengan perusahaanmu."

Felix menerimanya dengan murah hati, memikirkan dimana uang itu harus dibelanjakan dengan senyum diwajahnya.

Mengambil keuntungan dari kebahagiaannya, minho menekannya di sofa dan menyetubuihinya lagi.









Tbc-

Stupid Love // MinlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang