FOUR

1.7K 244 0
                                    

Happy Reading~




"(Name) -chan ikut klub apa? "

Pertanyaan dari Konoka seketika menghentikan pergerakan (Name) yg sedang memasukkan alat-alat tulisnya ke dalam tas.

"Entahlah, aku belum tau mau ikut klub apa.  Dan lagi, aku tidak tau punya bakat apa" Jawab (Name).

"Bagaimana kalau kau jadi manager tim voli saja (Name) " tiba-tiba Osamu ikut menimpali, membuat Konoka, (Name) bahkan Suna yg duduk di depan (Name) pun ikut menoleh. Jangan tanya kemana Mika, dia sudah pergi bersama pacarnya, Suguru Daishou dr kelas sebelah, benar, kelas yg sama dengan Atsumu.

"Akan ku pikirkan dulu ya, sekalian mau minta pendapat niichan ku dulu" jawab (Name)

"Terima kasih sudah memberikan saran untukku Osamu, aku menghargainya" (Name) tersenyum kemudian melanjutkan kegiatannya yg barusan tertunda, membereskan alat tulisnya.

"Kalau begitu kami pergi ke gym duluan ya, dah" ucap Osamu sambil melambaikan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya menarik Suna. (Name) membalas lambaian tangan Osamu.

"Aku juga harus pergi ke gym sekarang, sampai jumpa (Name) -chan" ucap Konoka sambil berjalan keluar kelas. Konoka adalah anggota tim voli putri, saat di SMP dia menjadi wing spiker no 1 Jepang tingkat SMP.

"Sampai jumpa juga Konoka-chan"

Begitu selesai membereskan alat tulisnya, (Name) bergegas berjalan ke luar menuju gerbang sekolah. Di depan gerbang sudah ada mobil milik Sakusa Kiyoomi. Tentu saja Kiyoomi menunggu di dalam mobil, kalau di luar nanti kotor, banyak kuman. (Name) lantas langsung masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan pulang, masih di dalam mobil, (Name) melepas lensa kontak yg terpasang di kedua matanya. Memperlihatkan warna asli pupilnya yg berwarna kuning keemasan. Kiyoomi melirik (Name) sekilas.

"Matamu pasti lelah ya, memakai lensa kontak seharian" ucap Kiyoomi. (Name) menoleh kemudian menggangguk.

"Apa harus memakainya? " tanya Kiyoomi lagi.

"Ya, di sekolah itu ada salah satu dari mereka. Aku tidak ingin mereka menyadarinya" jawab (Name), kemudian ia menghela nafas.

"Lagipula sebenarnya untuk apa sih mereka mencariku segala, kalau mereka diam saja kan aku tidak akan serepot ini" keluh (Name) sambil cemberut. Kiyoomi mengelus puncak kepala (Name) dengan sebelah tangannya, kemudian berpindah menjadi mencubit pipi (Name) gemas. (Name) menjerit karena merasakan sakit kemudian memukul tangan Kiyoomi. Setelah cubitannya terlepas, dia mengelus pipinya memerah.

"Kalaupun mereka menyadari keberadaanmu, dan menginginkanmu kembali, Aku, Papa dan Mama tidak akan melepasmu. Kamu putri keluarga Sakusa, dan selamanya akan tetap begitu" ucap Kiyoomi yg membuat (Name) melongo, karena tidak biasanya Kiyoomi berbicara panjang lebar seperti itu. Melihat (Name) yg melongo melihatnya, Kiyoomi seketika merasa kesal.

"Kau merusak suasana (Name) " katanya dengan aura hitam di sekelilingnya, jika orang lain melihatnya pasti akan bergidik ngeri. Namun yg kita bahas adalah (Name), yg sekarang justru sedang cengar-cengir sambil mengatakan "hehe".

'Baiklah, kurasa aku tak perlu menanyakan soal saran Osamu pada Niichan, kurang lebih aku paham apa yg akan dia katakan' batin (Name) yg kemudian melihat jalanan dr jendela samping dan tersenyum.

To be continued~

Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang