ELEVEN

1.2K 196 7
                                    

Happy Reading~

Di sebuah ruangan, seorang pemuda berambut abu-abu hitam tengah duduk di singgasananya dan memeriksa lembar demi lembar berkas yg bertumpuk di meja kerjanya. Dihadapannya berdiri seorang pria yg sedari tadi menunduk meneliti kembali kertas laporan yg di berikan atasannya, yg duduk dihadapannya itu.

"Lakukan sesuai yg tertulis di sana. Ingat jangan sampai ketahuan dan jangan melakukan kesalahan sedikitpun" Ucap pemuda berambut abu-abu hitam.

"Baik tuan muda Shinsuke" jawab sang pria, kemudian membungkukkan badannya.

"Apa yg sedang dilakukan ketiga adikku sekarang? " tanya Shinsuke.

Pria itu terdiam sejenak, menelan ludah kasar, baru kemudian membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan atasannya.

"Tuan muda Koutaro sedang mengikuti training camp bersama tim volinya. Lalu tuan muda Eita dan tuan muda Koushi.... " dia merasa ragu untuk melanjutkan.

"Kenapa berhenti? Lanjutkan" ucap Shinsuke dengan nada yg dingin, seketika aura di dalam ruangan tersebut menjadi mencekam.

"Tuan muda Eita menghentikan job manggung bersama band nya secara sepihak sejak musim semi hingga hari ini. Sedangkan tuan muda Koushi juga tidak pernah lagi datang ke kampus dalam waktu yg bersamaan dengan tuan muda Eita" ucap pria tersebut.

Shinsuke menghela nafas kemudian memijat pelipisnya pelan.

"Baiklah, kau boleh pergi" ucap Shinsuke. Kemudian sang bawahan membungkuk sejenak sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Shinsuke menarik salah satu laci di mejanya dan mengambil figura berisi foto bayi perempuan berambut abu-abu dan bermata emas yg wajahnya mirip dengan ibunya dan adiknya Koushi.

"Pulanglah, kau tau, ayah dan kakak-kakakmu menjadi kacau karenamu. Kami memang keluarga yg buruk untukmu, tapi kami tetap ingin kau kembali. Kami tau kau masih hidup (Name) " gumam Shinsuke sambil mengusap foto adik perempuan satu-satunya.

Ingatannya berputar kembali ke masalalu.

"Oniichan ayo bermain bersama (Name) "

"Oniichan, (Name) takut tidur sendiri, (Name) mau tidur bersama Oniichan"

"Oniichan, (Name) mau disuapi Oniichan juga seperti anak-anak lain"

"Oniichan hiks (Name) takut"

Semua suara (Name) masih sangat jelas teringat dalam benaknya, namun apapun yg dikatakan maupun dilakukan oleh (Name) kecil selalu berakhir ia abaikan atau yang paling parah mengusir gadis kecil itu dari ruang kerja sekaligus merangkap kamar miliknya tersebut. Ketika Eita dan Koutaro datang sambil menangis keras dan memberitahunya kalau adik perempuannya menjatuhkan diri di sungai, percayalah, seketika itu juga seluruh dunianya terasa hancur, rasa penyesalan menyusup ke relung hatinya. Kalau saja dia lebih bisa memperhatikan adik-adiknya, mungkin saja ia bisa mencegah kedua adiknya, Eita dan Koushi untuk menyalahkan (Name) atas kematian ibu mereka dan bersikap kasar padanya. Dan mungkin saja Koutaro bisa menjadi kakak yg lebih baik untuk (Name). Dan mungkin (Name) tidak akan berpikir untuk melompat ke sungai. Berbagai pemikiran kalau saja dan mungkin saja terus-terusan bermunculan dan mendobrak akal sehatnya.

Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke kamar ayah mereka. Di kamar, ayahnya terbaring diam, tubuhnya kurus tak terawat, pandangannya hanya menatap ke langit-langit, seperti orang mati namun masih hidup. Shinsuke duduk di bangku di sebelah tempat tidur, menatap sendu melihat kondisi ayahnya.





Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang