TWELVE

1.2K 197 8
                                    

Happy Reading~
Chap sebelumnya sebenernya belum kelar ngetik tapi ga sengaja keteken publish wkwkwkwkwk
Karena udah males ngedit lagi jd kubiarin aja, lanjutannya ku jadiin chap ini (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)


Seorang pemuda berambut abu-abu berdiri diam menatap pintu sebuah kamar, kamar miliknya sendiri. Ragu untuk masuk apalagi di waktu hujan ditambah petir seperti saat ini (timeline saat ini masih sama dengan chap 10). Sejak lima tahun terakhir ia sebisa mungkin selalu menghindar memasuki kamarnya, dan mengungsi ke kamar kembarannya Eita atau kamar adik laki-lakinya Koutaro yg memang keduanya jarang pulang kerumah. Eita lebih sering menginap di dorm agensinya atau di hotel bila sedang tour, sedangkan Koutaro tinggal di apartemen yg dia beli sendiri sejak masuk SMA.

Koushi menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya kasar sebelum akhirnya dia membuka pintu kamarnya.

Suara petir menggelegar bersamaan dengan memori yg lama yg sangat ia sesali. Koushi menatap satu-satunya lemari besar yg ada di sudut kamarnya. Tanpa sadar air matanya turun, dadanya terasa sesak. Ia teringat ucapan mendiang ibunya dikala ia kecil dulu.

"Seorang pendosa akan terus di gerogoti oleh rasa takut akan dosa yg ia buat seumur hidupnya. Karena itu Koushi harus selalu menjadi anak baik, mengerti? "

Ucapan ibunya benar, dan Koushi sedang merasakannya. Rasa takut dan penyesalan mendalam akan dosanya pada adik perempuan satu-satunya menghantui dirinya.

Masih terngiang di dalam ingatannya, momen ketika dia menampar wajah adiknya yg masih sangat kecil, bahkan dia menarik telinga adiknya sambil menyeretnya hingga memasukkannya ke dalam lemari besar di kamar miliknya kemudian menguncinya rapat hanya karena adik kecilnya itu menumpahkan coklat panas pada tugas sekolahnya. Padahal niat sang adik baik, membawakan minuman hangat untuk menemaninya bergadang mengerjakan tugas. Hari itupun sedang hujan deras di sertai petir, persis seperti saat ini.

Parahnya adalah dia tidak membukakan pintu lemarinya hingga keesokan harinya dia baru membukanya itupun karena Koutaro yg terus-terusan merengek mencari adiknya. Dan hal itu membuat (Name) sakit dan terbaring selama 2minggu lamanya dan lagi-lagi hanya Koutaro yg menjaga adiknya.

Itu bukanlah satu-satunya hal buruk yg dia lakukan pada (Name), entah sudah berapa banyak pukulan ia layangkan pada gadis kecil itu. Bahkan ia sendiri tak sanggup menghitungnya.

Setelah mengambil berkas yg ia butuhkan, Koushi segera keluar dan mengunci rapat kamarnya. Dihapusnya kasar jejak air mata di wajahnya. Kemudian dia membuka layar hpnya yg menampilkan wajah gadis remaja berambut hitam dan netra berwarna senada yg sedang tersenyum. Dari fotonya, terlihat jika gambar itu diambil secara diam-diam.

"Aku tidak bisa menebus dosaku, kau tidak perlu memaafkan aku. Melihatmu tersenyum bahagia seperti itu sudah cukup menjadi alasan untuk tidak membawamu kembali kerumah yang hanya ada kenangan buruk untukmu (Name) " gumam Koushi.

Tanpa Koushi sadari ada yg mendengar dan mengawasinya sejak tadi dari sudut gelap di lorong tak jauh dari tempatnya berada.

To be continued~
Karena kerjaanku lagi senggang dan ideku ngalir jd hari ini juga update ^^
Seperti biasa, kalau suka boleh di vote, kasih komen juga boleh. Terima kasih untuk yang sudah mau mampir ke lapak ini o(〃^▽^〃)o

Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang