Eighteen

867 116 10
                                    

Adakah yang kangen?
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya. Semoga puasa kita semua menjadi berkah dan diterima oleh Allah SWT.
(ʘᴗʘ✿)

Hari ini hari awal mula musim gugur, udara mulai mendingin dan daun-daun mulai berubah menjadi kecoklatan. (Name) duduk termangu di jok belakang mobil yang dikendarai Eita, mereka hanya berdua tanpa Koutaro. Suatu kemajuan bagi hubungan kedua kakak beradik ini. Apalagi (Name) mulai mau berbicara dan menjawab setiap kalimat yang diutarakan oleh sang kakak meskipun hanya sepatah duapatah kata. Namun tentu saja Eita sudah sangat dengan perubahan kecil itu.

Mobil Eita berhenti di sebuah kafe kecil di sudut kota yang tidak terlalu ramai. Mereka berdua turun dan memasuki kafe tersebut. Pandangan mata Eita melihat secara menyeluruh ke tiap sudut kafe hingga netranya menemukan apa yang ia cari. Eita menggenggam tangan (Name) dengan lembut dan menuntunnya menuju salah satu tempat duduk di sudut belakang kafe, tersembunyi diantara beberapa tanaman hias. Ada seseorang yang telah duduk lebih dulu disana, seorang gadis berambut hitam dan berkaca mata yang terlihat sangat cantik. Eita menarik sebuah kursi dan meminta (Name) duduk tepat dihadapan gadis tadi, sementara Eita duduk di samping (Name). Jujur saja saat ini (Name) merasa sangat gugup duduk berhadapan dengan gadis cantik tersebut.

"Maaf membuatmu menunggu lama Kiyoko" ucap Eita.

Gadis yang dipanggil Kiyoko tersebut tersenyum dan menggeleng.

"Belum terlalu lama, hanya sekitar 7 menit? Mungkin" ucapnya. Kemudian Kiyoko menatap (Name).

"Dia?"

Eita mengangguk.

"Benar, dia (Name), adik kami sudah kembali" Eita tersenyum senang, bahkan matanya ikut tersenyum. Eye smile.

"Selamat datang (Name)-chan" ucap Kiyoko.

"T-terima kasih" ucap (Name) sambil menunduk.

"Karena adikku sudah kembali, jadi seperti janjiku. Aku akan datang menemui orang tuamu dalam waktu dekat ini" ucap Eita. Kiyoko lagi-lagi tersenyum.

"Syukurlah" ucap Kiyoko sambil menghembuskan nafas lega kemudian mengelus perutnya yang rata. Gerak-geriknya tak luput dari pandangan mata Eita.

"Ada yang ingin kau katakan padaku kan, Kiyoko? " tanya Eita yang terdengar menuntut.

"Aku hamil Eita"

(Name) yang sedang minum seketika tersedak dan terbatuk-batuk. Eita langsung bergerak cepat membantu menepuk-nepuk pelan punggung adiknya. Setelah batuknya mereda, Kiyoko memberi minum pada (Name).

"Kau baik-baik saja? " ucap Kiyoko khawatir. (Name) mengangguk.

"Terima kasih" ucap (Name)

"Jadi berapa umurnya? " tanya Eita sambil menatap Kiyoko.

"Baru menginjak 6 minggu" jawab Kiyoko.

Eita menggenggam tangan Kiyoko erat kemudian menciumnya.

"Aku akan mempercepat kedatanganku untuk meminta izin pada orang tuamu. Tunggu aku sebentar lagi ya" ucap Eita, Kiyoko menggangguk senang.

"(Name) nanti kau ikut aku kerumah Kiyoko ya" pinta Eita pada (Name).

(Name) mengangguk. Mendapat respon positif dari sang adik, Eita langsung menerjang dan memeluk adiknya dengan erat. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tersenyum licik.

To be continued~

Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang