FIVETEEN

1.2K 175 23
                                    

Happy reading~
Karena kerjaan lagi sibuk jadi updatenya ga menentu (╥﹏╥)

Lewat beberapa minggu setelah training camp, kini (Name) telah kembali ke rutinitas biasa. Sekolah dan manjadi manager setelahnya. Namun yang berbeda adalah (Name) yg terang-terangan menjaga jarak dan menjadi canggung dengan Suna, Osamu, Atsumu dan Kuroo juga tentunya. (Name) masih berangkat dan pulang bersama Kuroo, hanya saja sekarang ditambah kehadiran Koutaro dan Akaashi. Bagaimanapun (Name) belum pernah merasakan yang namanya cinta, jadi dia masih bingung dengan perasaannya sendiri. Sementara keempat orang yang disebutkan tadi menjadi semakin gencar mendekatinya.

Saat ini (Name) memilih mengajak Yaku dan Ushijima untuk menemaninya berbelanja keperluan klub di salah satu pusat perbelanjaan. Pilihan bagus karena Yaku punya kemampuan tawar-menawar yang setara dengan emak-emak dari negeri wakanda. Dan Ushijima yang punya tenaga badak berguna membawa banyak barang berat seorang diri. Poor Ushijima.

Selesai mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan, mereka bertiga beristirahat di sebuah bangku panjang yang ada di taman samping tempat perbelanjaan tadi. Hanya berdua sebenarnya karena Ushijima sedang ke toilet.

Saat Ushijima keluar dari toilet dia dikejutkan dengan (Name) dan Yaku yang dipaksa masuk ke sebuah mobil oleh beberapa orang berpakaian serba hitam, ingin mengejar namun ia kalah cepat. Mobil itu keburu melaju jauh. Akhirnya dia mengambil barang-barang mereka dan berlari secepat yang ia bisa untuk kembali ke sekolah.

Ushijima membuka pintu gym dengan kasar lalu menjatuhkan barang-barang tadi dengan sedikit kasar. Nafasnya terengah. Tentu saja semua orang yang ada di gym langsung menghampirinya.

"Hei kenapa kau seperti habis dikejar setan begitu Ushi? " tanya Kuroo.

Ushijima mengatur nafasnya yang semula tak beraturan.
"(Name) dan Yaku, mereka dibawa pergi oleh beberapa orang berpakaian hitam menggunakan mobil" jawabnya

Tentu saja hampir semua orang di gym berteriak panik. Namun orang yang harusnya dan biasanya paling panik justru diam dan hanya melihat kearah layar hp nya.

"Tidak perlu khawatir, aku tau mereka berdua ada dimana dan bersama siapa. Kalian tunggu disini saja, aku akan membawa mereka kembali" ucap Koutaro dengan raut wajah yang penuh keseriusan.

"Aku ikut" ucap Kuroo, Suna, Osamudan Atsumu bersamaan. Dan keempatnya saling pandang dengan tatapan seolah sedang bersaing.

Koutaro mengangguk.
"Baiklah ayo ikuti aku"

Koutaro menepuk pundak Ushijima.
"Kau istirahat saja disini" katanya yang diangguki oleh Ushijima.

Mereka berlima kemudian pergi menggunakan mobil beserta sang supir yang memang bertugas mengantar jemput tuan muda keluarga Kita.

Ditempat lain, (Name) dan Yaku sedang duduk di sebuah sofa yang terdapat di sebuah ruangan di lantai teratas sebuah gedung bertuliskan Kita corp. Didepan mereka berdua terdapat meja yang penuh dengan kue dan makanan manis lainnya yang semuanya mengandung coklat, yang mana merupakan kesukaan (Name). Dan di berseberangan dengan keduanya terdapat seseorang yang duduk tenang dengan menyilangkan kakinya juga sambil menyeruput secangkir kopi. Pria tersebut memiliki rambut abu-abu dengan ujungnya berwarna hitam. Pria tersebut adalah Kita Shinsuke.

(Name) menelan ludahnya kasar dan memegang erat kaus milik Yaku, sehingga membuat Yaku sadar kalau sang gadis merasa tidak nyaman dengan kehadiran pria di hadapan mereka.

"Maaf tapi kenapa kami dibawa kemari? " tanya Yaku.

Shinsuke meletakkan cangkir kopinya ke atas meja kemudian menatap (Name) lekat.

"Tidak apa-apa, aku hanya merasa perlu bertemu dan membawa tuan putri keluarga kami pulang setelah bermain petak umpet selama 5 tahun" ucap Shinsuke masih dengan tatapan yang terkunci pada (Name).

Raut wajah bingung tercetak jelas pada wajah Yaku.

"Kalau ingin tahu, kau bisa menanyakan maksudku pada (Name) atau Koutaro" ucap Shinsuke.

(Name) menggeleng sambil menunduk.
"Aku tidak mau" ucapnya kemudian menatap Yaku.

"Senpai, ayo kita pulang. Aku tidak mau disini" ucap (Name) sambil menarik pelan kaus Yaku. Yaku yang masih berusaha mencerna situasi di hadapannya tidak bereaksi pada (Name).

Shinsuke menghela nafas.
"Kau tidak bisa keluar dari ruangan ini sekarang. Setidaknya makanlah sedikit dan kita bicara dulu bisa kan? "

(Name) diam dan menunduk lagi.

"Maaf" ucap Shinsuke.

(Name) mengangkat wajahnya dan menatap Shinsuke dengan mata berkaca-kaca.

"Aku paham, kata maaf saja tidak cukup. Tapi aku tetap ingin mengatakannya padamu. Anggaplah ini sebagai keegoisanku agar beban di hatiku sedikit berkurang"

Shinsuke bangkit dari duduknya dan menghampiri (Name), kemudian dia duduk berlutut di hadapan sang adik dan menggenggam kedua tangannya erat.

"Maaf aku sudah menjadi kakak yang buruk untukmu, Eita, Koushi dan Koutaro. Maaf sudah mengabaikan kalian selama ini sampai kau harus menanggung luka yamg begitu menyakitkan. Aku sungguh berharap kau mau memberiku kesempatan untuk menjadi sosok kakak yang lebih baik untuk kalian kedepannya, karena aku tau aku tidak bisa memperbaiki maupun mengganti semua kenangan buruk yang telah kau lalui selama ini. Dan terima kasih karena kau masih tetap hidup sampai saat ini, Kita (Name)" ucap Shinsuke sambil tersenyum. Senyum yang pertama kalinya terlihat dan ditujukan pada (Name).

Air mata yang selama ini berusaha (Name) tahan akhirnya mengalir tanpa bisa ia hentikan. Dan Shinsuke maju memeluk adik kecilnya sambil menepuk-nepuk pelan punggung kecilnya. Dan Yaku sepertinya sedikit paham apa yang terjadi meski belum sepenuhnya.

Suara bantingan pintu mengalihkan perhatian Shinsuke dan Yaku, sementara (Name) masih menangis bahkan lebih keras.

"Bisakah kalian masuk dengan lebih sopan? Bahkan pintunya tidak terkunci" ucap Shinsuke tajam membuat ketujuh pelaku bantingan pintu terdiam karenanya.

Tunggu, tujuh?

Ya tujuh. Kelima orang tadi, Koutaro, Kuroo, Suna dan kembar Miya bertemu dengan kembar Kita, Eita dan Koushi di depan gedung yang setelah dijelaskan oleh Eita, mereka berdua selalu membuntuti dan melihat (Name) dari kejauhan selama ini, kecuali saat training camp. Itulah alasan dibalik Eita yang menghentikan kegiatan band nya dan Koushi yang absen kuliah.

Melihat adik mereka menangis dipelukan sang kakak tertua, Koutaro, Eita dan Koushi berlari menghampiri dan ikut memeluk keduanya disertai banyak ucapan maaf dari kedua kembar Kita. Yaku berdiri dan menghampiri teman-teman setimnya yang lain yang sedang cosplay menjadi patung dadakan, kecuali Kuroo tentunya. Kuroo hanya tersenyum melihat reuni keluarga yang dipenuhi tangis dihadapannya

"Sebenarnya apa yang terjadi? " ucap ketiga orang di samping Kuroo.

To be continued~
✧(。•̀ᴗ-)✧ semoga kalian suka chapter kali ini ya

Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang