Happy Reading~
Training camp kali ini berbeda dengan sebelumnya. Jika sebelumnya sma mereka camp di area gunung, kali ini mereka mengadakan di area pantai. (Name) yg mengusulkan dengan saran dari kakaknya Sakusa Kiyoomi yg bukan hanya mahasiswa biasa namun juga merangkap sebagai pemain timnas voli, bersama sepupunya Komori juga tentunya. Hanya saja kegiatan voli Kiyoomi sedang cuti sejenak dikarenakan dia sedang menyusun skripsinya, menjadi mahasiswa tingkat akhir memang sulit.
Saat ini sedang ada mini game pertandingan voli pantai 2 vs 2 antara Kuroo tetsuro - Miya Osamu vs Kita Koutaro - Miya Atsumu. Pertandingan berlangsung sengit, padahal hanya latihan, ditambah kedua Miya yg saling memprovokasi, bedanya Osamu bersama Kuroo yg memang memprovokasi sudah mengalir jauh dalam urat nadinya. Sedangkan Atsumu bersama Koutaro yg tak bisa membaca situasi.
(Name) menonton mereka sambil duduk di kursi pantai ditambah payung super besar yg disiapkan oleh para anggota tim voli. Semenjak kejadian dia sakit dan semua anggota tim voli tau tubuhnya lemah, mereka semua menjadi protektif pada (Name) sampai membuat gadis itu merasa tidak enak.
Ditengah pertandingan, (Name) ingin ke toilet tapi dia merasa sungkan untuk minta di temani pada anggota yang lain. Setelah melihat-lihat dan menemukan letak toilet yg cukup jauh namun masih dalam jangkauan penglihatan, ia memutuskan untuk pergi sendiri. Naasnya ia lupa untuk sekedar ijin ke toilet pada pelatih maupun pada para anggota tim.
Peluit berbunyi tanda berakhirnya mini game antara Kuroo-Osamu vs Atsumu-Koutaro dan akan dilanjutkan dengan mini game oleh anggota lain. Kuroo, kembar Miya dan Koutaro menghampiri tempat (Name) duduk untuk mengambil minuman dan handuk namun tak melihat keberadaan sang gadis, Kuroo dengan sedikit panik dan cemas bertanya dengan suara cukup keras hampir bisa disebut berteriak.
"(NAME) KEMANA?"
Namun semuanya menggeleng dan tidak tahu keberadaan gadis itu.
"Kuroo tenanglah, mungkin (Name) hanya ke toilet" ujar Yaku mencoba menenangkan kaptennya.
"BAGAIMANA AKU BISA TENANG, (NAME) ITU BUTA ARAH" jawab Kuroo masih dengan kepanikan yg terlihat jelas. Semua anggota yg mendengar perkataan Kuroo pun mulai ikut panik. Mereka mulai berpencar mencari manager mereka dengan berpasangan dan sambil melakukan panggilan grup dengan saran dari Suna agar bisa saling tahu lokasi jika ada yg menemukan (Name).
Sementara itu diantara batu karang besar, ada seorang gadis yg sedang di sekap oleh beberapa pria dewasa, kedua tangannya dipegangi, mulutnya di bekap jadi mustahil untuknya berteriak meminta pertolongan. Meski bisa beladiri, namun perbedaan fisik dan jumlah membuatnya tak bisa berkutik. Dia ketakutan dan hanya bisa menangis sambil memejamkan matanya erat dikala salah satu dari mereka mulai menggerayangi tubuhnya.
Suara hantaman terdengar bersamaan dengan lepasnya tangan-tangan yg memegangi dan menggerayangi tubuhnya, berganti dengan pelukan protektif dari seseorang yg aroma tubuhnya sangat (Name) kenal. Perlahan dia membuka matanya dan mendongak, melihat wajah seseorang yg memeluknya erat.
"Osamu" gumamnya lirih.
Osamu menoleh dan menatap (Name) lekat.
"Tidak apa-apa, kami disini" ucap Osamu sambil mengelus kepala (Name) lembut.
(Name) melihat kearah lain, ketempat seseorang yg datang bersama Osamu sedang memukuli para pria tadi dengan membabi-buta. Orang tersebut, Kita Koutaro. Kalah jumlah seakan bukan masalah baginya, dia terus memukuli orang-orang itu sambil meneriakkan kalimat yg membuat (Name) ingin menangis terharu dan berlari memeluk Koutaro.
"JANGAN BERANI MENYENTUH ADIKKU DENGAN TANGAN KOTOR KALIAN"
Disatu sisi Osamu ingin menghentikan amukan Koutaro dan disisi lain dia juga ingin membunuh orang-orang yang berani menyentuh gadisnya. Bolehkah Osamu menyebut (Name) sebagai gadisnya?
Tak lama Kuroo dan Ushijima muncul menghentikan Koutaro yang kalap dan hampir saja menjadi tersangka pembunuhan, disusul Yaku dan Atsumu lalu Suna dan para anggota lain yg membawa polisi. Para pria yg tergeletak diamankan langsung diamankan dan dibawa oleh sang polisi dibantu oleh beberapa anggota tim voli yang tak perlu kita ketahui namanya bersama dengan Washijo-sensei. Sedangkan sisanya kembali ke penginapan untuk mengobati luka Koutaro dan menenangkan (Name).
Setelah makan malam, Koutaro menemui (Name) dikamarnya. Mereka berdua duduk diam tak mengatakan sepatah kata pun. Sampai akhirnya Koutaro memeluk (Name) erat dan mengucap maaf berkali-kali.
"Kou-nii selama ini sudah tau dan berpura-pura bodoh ya? " lirih (Name). Koutaro menggangguk sebagai jawaban.
"Sejak kapan? " tanya (Name).
"Sejak pertama melihatmu aku langsung sadar" jawab Koutaro. (Name) menghela nafas.
"Apa penyamaranku seburuk itu? " tanya (Name) yang dijawab dengan gelengan oleh Koutaro.
"Maaf, aku kakak yang buruk kan? Aku selalu nakal dan berbuat buruk padamu, karena itu kau pergi" ucap Koutaro masih sambil memeluk (Name) erat, kali ini disertai isakan, ya Koutaro menangis. (Name) mengelus punggung lebar Koutaro dan menggeleng.
"Kou-nii memang sering berbuat buruk, tapi Kou-nii juga yang merawatku saat aku sakit, yang menyuapiku saat aku merengek minta disuapi, yang menemaniku tidur, yang memelukku saat aku takut, semuanya Kou-nii yang melakukannya. Maaf karena aku tidak menyadarinya selama ini, sampai aku melakukan hal bodoh seperti mencoba bunuh diri. Meskipun kakak yg lain membenciku, padahal aku masih memiliki Kou-nii yang selalu di sampingku" ucap (Name) yg juga mulai ikut menangis bersama Koutaro.
"(Name)-chan mau memaafkan Kou-nii?" tanya Koutaro. (Name) mengangguk. Mereka berdua terus berpelukan sambil menangis, sampai (Name) tertidur.
Tanpa di sadari, ada seseorang yg mendengar semua percakapan keduanya dari luar kamar (Name). Saat Koutaro keluar kamar, orang itu menghadang Koutaro.
"Kita harus bicara" ucapnya dengan raut wajah serius, tatapan matanya tajam seakan menusuk lawan bicaranya. Tak ada raut jenaka yg biasanya tergambar di wajah orang tersebut.
Koutaro menghela nafas dan mengangguk.
"Akan ku ceritakan semuanya. Tapi tidak disini, ayo kita pergi ketempat lain, Kuroo"To be continued~
(^з^)-☆Chu!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late [END]
Fiksi Penggemar[Name] , putri bungsu sekaligus satu-satunya dari 5 bersaudara bermarga Kita harus menanggung kebencian dr ayah dan ke 4 kakaknya karena mereka mengganggap gadis kecil itu merupakan penyebab nyonya Kita meninggal. Sampai akhirnya gadis yg seharusny...