NINE

1.3K 181 9
                                    

Happy Reading~
(^з^)-☆Chu!!

Sore itu para anggota tim voli berkumpul di rumah Kuroo, kamarnya lebih tepatnya. Semua anggota lengkap ditambah (Name) dan Akaashi, semuanya berjumlah 17 orang. Sempit? Tentu saja tidak, kamar Kuroo lumayan luas, rumahnya pun lumayan besar. Tidak ada latihan selama seminggu ke depan, berganti menjadi sesi belajar-mengajar. Karena minggu depan akan ada ujian dan setelahnya akan ada training camp musim panas untuk tim voli. Mereka harus lulus ujian untuk ikut, dan sebagian besar anggota nilainya cukup parah, termasuk (Name). Jadilah para kelas 3 (Kuroo, Ushijima, Yaku, Koutaro) ditambah Akaashi membantu menaikan nilai mereka. Tentu saja para anggota kelas 2 dan 1 kecuali (Name) terkejut mengetahui bahwa Koutaro adalah peringkat 1 parallel. (Name) tidak terkejut, karena bagaimanapun Koutaro adalah keturunan keluarga Kita dan dia terlahir normal. (Name) terlahir prematur di usia kandungan 7 bulan lebih 22 hari. Menyebabkan efek samping tubuh dan otaknya yg lemah.

Mereka semua akan menginap di rumah Kuroo, selain (Name) tentunya (rumahnya ada disamping jadi tak perlu menginap), mumpung orang tua Kuroo juga sedang ada perjalanan dinas di luar kota selama seminggu ke depan. Dan saat ini mereka membentuk beberapa kelompok belajar kecil. Kelompoknya Kuroo belajar kimia, karena Kuroo ahli dalam pelajaran kimia. Kelompoknya Akaashi belajar biologi. Kelompok Ushijima belajar Fisika. Kelompok Yaku belajar b.inggris dan Kelompok Koutaro belajar matematika. Suna lumayan pintar hampir di tiap mata pelajaran kecuali b. Inggris jd selama seminggu ke depan dia akan menghadapi omelan Yaku dan mungkin tendangannya juga. (Name) hanya pintar di Fisika jd dia akan belajar bergiliran selain di kelompoknya Ushijima. Osamu lemah di kimia dan fisika, sedangkan Atsumu lemah di semua mata pelajaran.

Mereka benar-benar fokus belajar sampai tak terasa sudah hampir makan malam. (Name) melirik jam.

"Sudah hampir jam makan malam, biar kumasakkan sesuatu untuk kalian" ucap (Name).

Kuroo langsung berkeringat dingin dan refleks berteriak.
"JANGAAAANN"

Membuat seluruh atensi terpaku melihatnya dengan keheranan. Sedangkan (Name) justru tertawa.

"Aku hanya bercanda kok Tetsu-nii. Aku juga tidak ingin meracuni kalian. Aku akan minta mama memasakkan untuk kalian sekalian" ucap (Name).

"Tidak usah (Name), biar aku saja yg memasak. Kasihan ibumu kalau harus memasak banyak untuk semua orang disini" ucap Osamu mengajukan diri. "Kalian tidak ada yg mau membantuku? " lanjut Osamu bertanya. Semuanya diam.

"Bukannya tidak mau membantu sih, tapi membedakan lengkuas dan jahe saja kami tidak bisa. Jadi.... Maaf" jelas Yaku sambil tersenyum canggung yang diangguki oleh semuanya.

"Biar aku saja yg bantu 'Samu" ucap (Name) yang sepertinya tidak sadar bahwa dia sudah memanggil Osamu dengan nama panggilan yg biasanya hanya dipakai oleh Atsumu dan Ibunya si kembar saja. Hanya satu panggilan saja berefek sangat luar biasa untuk jantung Osamu yg menjadi berdetak sangat cepat ditambah rona merah yg menjalar di pipinya.

(Name) yg tidak peka justru mengira Osamu yg diam sebagai tanda dia khawatir (Name) akan mengacau.
"Kalau hanya sekadar memotong sayuran aku bisa kok" ucap (Name) sambil cemberut.

"B-baiklah ayo kita ke dapur sekarang" ajak Osamu. Keduanya pun bergegas ke dapur dan mulai memasak, mereka hanya memasak kare saja agar praktis dan tidak memakan banyak waktu.

"(Name) boleh minta tolong ambilkan gula? Aku tidak tahu tempat menyimpannya" ucap Osamu sambil mengaduk kare di panci besar.

"Oke" ucap (Name) sambil menghampiri dan membuka pintu lemari atas di samping Osamu, namun dia kesulitan meraih toples gula karena tingginya yg tak seberapa alias dibawah rata-rata. Osamu yg menyadari sang gadis tengah kesulitan lantas bergegas membantu, tak ada niatan lain, namun posisi yg Osamu ambil membuat orang salah paham. Dia berdiri di belakang (Name) dengan satu tangannya berpegangan pada meja disamping tubuh (Name) sedangkan tangan satunya mengambil toples garam, dengan kata lain (Name) terhimpit oleh meja counter dan Osamu. Jangan tanyakan kondisi jantung (Name), pasti tidak baik-baik saja, ditambah wajahnya yg berubah semerah tomat. Osamu mulai sadar dengan posisi ambigu mereka pun juga mulai salah tingkah, namun masih berusaha bersikap normal dan kembali melanjutkan memasak.

Setelah makan malam, Osamu mengantar (Name) kembali kerumahnya, walaupun hanya ke sebelah tetap saja mereka khawatir apalagi (Name) adalah perempuan jadi setelah jankenpon yg sengit, Osamu lah yg mengantar (Name) ke depan rumahnya. Padahal biasanya (Name) hanya akan melompat lewat balkon kamar Kuroo, (Name) masih normal jd dia masih punya rasa malu untuk tidak menunjukan kebiasaannya di depan teman-temannya. Kini Osamu dan (Name) berhadap-hadapan dalam situasi hening dan canggung. Lalu Osamu menggenggam kedua tangan (Name).

"Selamat malam, tidurlah yg nyenyak dan mimpi indah" ucap Osamu.

(Name) menggangguk, "Kau juga" ucap (Name) sambil tersenyum manis.

Kemudian Osamu mencium dahi (Name) dan mengusap lembut puncak kepalanya lalu berbalik kembali kerumah Kuroo sambil menyembunyikan wajahnya yg merah dengan punggung tangan kirinya. (Name) pun berlari masuk ke dalam rumah bahkan ke kamarnya sampai-sampai Ibunya mengomel. Sesampainya di kamar, dia menutup pintunya dengan sedikit keras kemudian menenggelamkan wajah merahnya di bantal dan berteriak yg tentu saja tidak terdengar karena tertutup bantal.

To be continued~
Seperti biasa, kalau suka cerita ini boleh kasih votenya~
Saran, kritik, atau komentar absurd juga gapapa, boleh banget
(^з^)-☆Chu!!

Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang