FOURTEEN

1.2K 179 12
                                    

Happy Reading~
(^з^)-☆Chu!!

Koutaro dan Kuroo duduk di bangku sebelah vending machine yang berada tidak jauh dari penginapan. Setelah hampir 20 menit tak ada berbicara, Koutaro menghela nafas dan mulai menceritakan segalanya tentang (Name). Mulai dari Ibunya yg meninggal sesaat setelah melahirkan (Name), Ayahnya yang depresi dan menjadi seperti mayat hidup, kakak pertamanya yg mengabaikan adik-adiknya, anak kedua dan ketiga yg menyalahkan (Name) atas kepergian sang ibu dan berbagai perlakuan buruk yang mereka lakukan pada (Name). Hingga perbuatan buruk yg dilakukan Koutaro sendiri, yang sebenarnya dia sendiri sebelumnya tidak tahu kalau yg dilakukannya buruk. Bagaimanapun Koutaro hanya berumur dua tahun lebih tua dari (Name) dengan kondisi keluarganya yang hancur begitu tak ada yg memberitahunya bagaimana seharusnya dia bersikap dan juga para pengasuh maupun pembantu di rumah mereka tidak memberitahu hal itu karena bagaimanapun mereka adalah orang asing.

Kuroo jadi tahu penyebab semua trauma (Name) berasal. Kuroo menggertakkan giginya dan tanpa basa-basi langsung melayangkan tinjunya di wajah Koutaro yg membuat luka yg sebelumnya menjadi makin parah.

"Itu hanya sedikit balasan atas apa yg kau lakukan pada (Name)-chan" ucap Kuroo berdecih namun tangannya kemudian terulur ke arah Koutaro yg masih tergeletak, terkejut atas serangan dadakan dari sahabatnya.

Koutaro memegang tangan Kuroo yg terulur padanya. Kemudian bangkit dengan bantuan Kuroo.

"Pukulanmu lumayan sakit. Tapi aku pantas menerimanya" ucap Koutaro meringis menahan perih di sudut bibirnya.

Mereka berdua berjalan kembali ke penginapan dengan Kuroo yg memapah Koutaro.

"Aku beri kau restu untuk mendekati (Name), jadi lakukanlah dengan benar kalau tidak mau di rebut salah satu dari adik kelas kita" ucap Koutaro.

Rona merah terlihat di wajah Kuroo.
"Kau tidak boleh menarik ucapanmu lagi" jawabnya sambil mengalihkan pandangan ke arah lain. Kemudian mereka berdua tersenyum lebar.

Esok paginya semua anggota berkumpul untuk sarapan, termasuk (Name) yg sudah membaik walaupun masih menempel pada Koutaro karena masih merasakan sedikit perasaan takut. Atensi beberapa orang berpusat pada wajah Koutaro.

"Kurasa luka senpai tak separah itu kemarin? " ucap Atsumu yg disetujui oleh anggota yg lain.

Koutaro tertawa dan memasang wajah polosnya.

"Semalam aku terlalu bersemangat dan terpeleset hingga jatuh menabrak tiang di luar" jawabnya masih sambil tertawa. (Name) tak mempertanyakan karena memang Koutaro sudah memberitahunya kejadian semalam.

"(Name) " panggil Osamu. (Name) menoleh dan bertatapan dengan Osamu.

"Matamu-"

"Ah ini mata asliku, biasanya aku pakai contact lens. Pihak sekolah juga sudah tau kok"

Ya, saat ini (Name) tidak memakai contact lens seperti biasanya dan memutuskan untuk berhenti memakainya.

"Matamu indah" puji Osamu. Wajah (Name) seketika menjadi merah. Suna, Atsumu dan Kuroo menatap sinis Osamu dan tidak luap aura permusuhan yang dikeluarkan ketiganya kea arah Osamu. Sedangkan Osamu tetap bersikap santai seolah tidak peduli.

Setelah sarapan selesai, mereka kembali berlatih di pantai. Namun kali ini mereka makin overprotektif menjaga (Name). Mereka bergantian duduk di sebelah (Name) guna memastikan gadis itu tetap baik-baik saja.

Kali ini giliran Kuroo yang menjaga (Name). Mereka berdua duduk berdampingan di bawah payung lebar, hanya saja sekarang mereka menggunakan tikar bukan bangku seperti kemarin.

Mereka fokus melihat latihan dengan (Name) yg sesekali mencatat perkembangan tiap pemain.

"(Name) " panggil Kuroo. (Name) menoleh dan terkejut karena wajah Kuroo yg sangat dengat dengan wajahnya bahkan bibir mereka sempat bertemu walau hanya sekilas.

Seketika mereka menjauhkan diri dan memalingkan wajah dengan wajah yang merona.

"Aku menyukaimu" gumam Kuroo yg masih bisa terdengar jelas oleh (Name).

To be continued~
(˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵) Eiiii Kurtet mulai beraksi aja nih

Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang