6

1.3K 140 14
                                    

Namjoon terus memaksa otak nya untuk berfikir membuat lirik lagu, setiap kata ada yang benar dan ada yang salah, sudah banyak lembaran kertas yang dia buang karena penuh coretan yang menurut nya tidak penting. Walaupun sudah minum kopi setiap kali mengantuk, tapi mata yang lelah tidak bisa di ajak kompromi untuk tetap terjaga.

Berkali kali dia menggelengkan kepala nya, mengerjapkan mata yang memaksanya untuk memejam, tapi pada akhirnya dia tertidur di jam tiga pagi karena rasa kantuk tidak sekuat keinginan nya untuk terjaga.

Ya. Namjoon tidur dengan posisi duduk di kursi, kepala bertumpu pada meja dengan tangan kanan memang kertas dan tangan kiri memegang pena.

Trak

Suara pena yang jatuh ke lantai karena lepas dari tangan namjoon, walaupun suara itu tak terlalu keras, tapi membuat namjoon terbangun.

"Ya ampun aku ketiduran"

Namjoon langsung mengusap wajah nya agar lebih segar, dia melihat jam yang sudah menunjukan jam Lima pagi.

"Lama sekali aku tidur" gumam namjoon dan mengambil pena yang jatuh ke lantai.

Tes

Namjoon langsung mendongak saat melihat setetes cairan berwarna merah di lantai, dengan buru buru namjoon menekan hidung nya yang baru saja mimisan.

"Kebiasaan sekali, selalu saja mimisan seperti ini. Kau ini benar benar payah namjoon-ah"

Namjoon menggerutu pada diri nya sendiri yang dia anggap lemah, padahal tubuh nya memang lelah dan butuh istirahat.

Tok!tok!Tok

Mendengar suara pintu yang di ketuk dari luar, namjoon buru buru membersihkan hidung nya dan mengelap darah yang di lantai.

"Namjoon-ah, kau sudah bangun?"

Suara seseorang yang mengetuk pintu sangat Namjoon kenal.

"Eoh jin hyung, tunggu sebentar"

Sahut namjoon, setelah membuang sampah namjoon membuka pintu nya dengan santai.

"Hyung, kenapa pagi pagi sudah di  sini?" tanya namjoon setelah membuka pintu. " masuklah!" titah namjoon dan seokjin mengangguk sebagai jawaban.

"Aku mengkhawatirkan mu, aku yakin kau pasti tidak pulang dan gila kerja seperti ini" sahut seokjin dan mengeluarkan sup ayam yang dia buat.

"Kau belum makan kan?" tanya seokjin

"Ini terlalu pagi untuk makan hyung" sahut namjoon dan duduk setelahnya.

"Sudah ku duga, kau pasti tidak memikirkan perut mu" seokjin meletakan tempat makan berisi sup  ayam di depan namjoon.

"Makanlah! Perut mu perlu di isi" titah seokjin dan namjoon mengangguk.

"Terimakasih hyung, kau selalu saja perduli dengan kami" kata namjoon dan menyendok kuah sup untuk dia makan.

"Kalian adik adik ku, bagaimana mungkin aku tidak perduli" sahut seokjin dan namjoon tersenyum mendengarnya.

"Hyung, cobalah tambahkan penyedap rasa sedikit! Rasanya sedikit hambar" kata namjoon.

"Sudah makan saja! Kata ibu ku tidak bagus menggunakan penyedap rasa" sahut seokjin.

"Lidah ku dan lidah mu berbeda hyung" kekeh namjoon setelah mengatakannya.

"Kau ini, mau hyung sentil kening mu itu? Eoh!" canda seokjin dengan mengangkat tangan yang sudah siap menyentil, tapi namjoon menggeleng di sertai tawa kecil.

Seokjin menggeleng melihat sikap namjoon, kemudian melihat ke meja. 

"Apa ini?"

Seokjin mengambil buku berwarna hitam di depan nya.

I'm Okay  (Terbit) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang