21 - Patner

106 20 2
                                        

"TOLONG! TOLONG! Kejar jambret itu!"

Enid mendengar suara itu menoleh ke arah belakang dan melihat orang yang di teriaki banyak orang itu berlari ke arah nya.

Yang terfikir pertama oleh Enid adalah ia memasang posisi siap siaga untuk menangkap orang itu.

Namun seperti yang di perkirakan oleh Enid sendiri,badan nya terhempas ke pinggir.

Ia dengan cepat bangun tetapi ada wanita yang mencegahnya untuk mengejar pelaku pencopetan.

"Sudah dek,tidak apa-apa,tidak usah di kejar,biar Bapak-bapak itu yang mencari jambret nya,Terima kasih ya"

"Sama-sama bu,saya permisi dulu"

Enid tersenyum sedikit membungkuk lalu pergi meninggalkan lokasi untuk kembali menuju tempat tinggal nya.

Sesampainya di rumah,belum ada tanda-tanda orang di dalam nya.

Jadi Enid membuka pintu yang terkunci kemudian masuk ke dalam,mengambil segelas air mineral lalu mengambil kotak P3K dari dalam kamar.

Enid berjalan menuju ruang tengah kemudian duduk dan mulai mengambil kapas,alkohol serta betadine.

Ia membubuhkan alkohol pada kapas kemudian membersihkan luka pada lengan kirinya.

Selesai di bersihkan,ia meneteskan Betadine pada luka kemudian Enid balut dengan Handsaplast.

Kemudian ia membersihkan dan menyimpan kembali kotak P3K nya di dalam kamar.

Sesudah itu ia kembali ke ruang tengah dan mengeluarkan dompet,ponsel,pengisi daya dan beberapa barang lain nya.

Enid melirik ke arah jam dan sudah menunjukkan pukul enam lebih empat sore.

Gadis itu berjalan menuju dapur membuat masakan ringan untuk makan malam.

Hingga suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah nya dan sebuah pelukan dari belakang.

"Mengapa lama sekali?"

"Maaf ada sedikit kesulitan saat akan pulang"

"Lain kali telfon saja jika kamu benar-benar kesulitan,aku akan langsung membantu Weds"

Wednesday mengangguk kemudian mencium leher Enid sembari menghirup aroma gadis itu.

"Hentikan,itu geli"ucap Enid sambil tersenyum.

Wednesday menghentikan nya lalu mencium pipi Enid.

"Aku akan mandi dulu,langsung panggil saja ketika masakan mu sudah matang"

Enid mengangguk lalu melanjutkan acara masak nya hingga beberapa saat kemudian makanan sudah siap untuk di disantap.

"Wednesday,makanan sudah siap"

"Sebentar,aku sedang memakai baju"

Enid kemudian menyiapkan piring serta lauk pauk nya di atas meja.

Hingga Wednesday datang dan duduk di bangku sambil menatap lapar ke arah meja.

"Masakan mu selalu membuat ku lapar Enid dan juga baunya sangat enak"

"Mari makan"

Keduanya pun mulai menikmati makanan hingga Enid membuka suara.

"Penghasilan hari ini cukup lumayan untuk seminggu,rencana kita tidak begitu sia-sia"

"Tapi cukup berisiko,jika saja aku tidak segera menubruk mu tadi,mungkin aku sekarang sudah mendekam di penjara"

"Ya memang benar,untuk sasaran selanjutnya lebih baik kita kembali pada tempat biasa,tentunya saat malam"

Wednesday kembali mengangguk.

"Weds"

"Hmm?"

"Apakah kamu pernah terbesit untuk kita berhenti melakukan kegiatan seperti ini?"ucap Enid kemudian menghela nafas.

"Pernah,tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah kesana-kemari kemari mencari pekerjaan tetapi tidak ada yang mau menerima,apakah kamu punya ide?"

Wednesday menatap Enid dengan penasaran.

"Bagaimana kita memulai dengan yang baru"

"Yang baru?"

Enid tersenyum kemudian mengangguk.

"Iya,kita mulai dari menipu pemilik D'furniture,Bagaimana?"

500 Kata,Terima kasih sudah membaca!


This time - OneShootsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang