Hai!
*-*
"YOKO! YOKO! OMG, lihat dia! Cantik sekali! Rasanya aku akan terjatuh kedalam pesonanya"
Yang disebut-sebut namanya hanya memutarkan mata dengan malas.
"Kamu sudah lebih dari itu Enid dan bisakah kamu berhenti memandangi nya seperti orang aneh? Menakutkan sekali"
Enid tidak menanggapi ucapan teman nya dan terus memandangi Wednesday yang tengah mengambil buku pada loker nya.
Yoko menghela nafas lalu menarik lengan teman nya itu untuk pergi.
"Hei! Hei! Lepaskan, lepaskan, biarkan aku memandangi nya lebih lama Yoko!"
"Terus pandangi dia dan kamu akan mendapat hukuman dari Ms.Thornhill, Enid"
Enid membuang nafas nya dengan berat.
"Kamu benar, selain mengagumi Wednesday ada kewajiban lain yang harus aku jalani"
"Jika jadi kamu mungkin aku akan menerima ajakan Ajax untuk berkencan"
Enid melirik ringan ke arah Yoko lalu mendengus malas.
"Dia itu pemain wanita, Yoko"
"Jika begitu fokus saja pada nilai ujian mu Enid, rumor nya gadis gothic itu sudah pernah berkencan dengan Xavier" ucap Yoko sembari membuka pintu kelas.
"Satu kali!, mereka baru berkencan satu kali, dan itu pun di kuburan..."
"Daripada dirimu dengan dia tidak pernah, mungkin dia tahu nama mu saja tidak"
Enid kembali mendengus lalu duduk di bangku nya.
"Terima kasih dukungan nya Yoko" ungkap nya dengan nada malas.
"Aku memang pantas mendapatkan nya"
Hingga bel berbunyi dan beberapa siswa yang sedang berkumpul segera duduk di bangku mereka.
Dan Ms.Thornhill pun dengan langkah santai nya masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi semua, hari ini kita akan membahas bagaimana tumbuhan Tropis bertahan ketika musim kering melanda"
Pelajaran terus berjalan dengan lancar sampai rasa bosan menghampiri Enid dan ia memilih untuk meminta izin pergi menuju kamar kecil.
Enid dengan sengaja melambatkan langkah kakinya lalu ia masuk ke dalam toilet dan hanya duduk di atas kloset duduk.
Pikiran nya kini tertuju pada gadis yang akhir-akhir ini terus berputar dalam pikiran nya.
Wednesday.
Si gadis monoton, membosankan, aneh tapi cukup untuk menarik perasaan Enid.
Ia merasakan debaran pada dadanya dan perasaan gembira yang membuncah setiap dirinya memikirkan Wednesday.
Setelah beberapa menit yang singkat, Enid memutuskan untuk keluar dan kembali berjalan lambat menuju kelas.
Hingga ia tak sengaja melihat Wednesday yang tengah berjalan dengan langkah terburu.
Rasa penasaran Enid pun langsung melonjak.
Gadis itu pun mengikuti Wednesday dari jarak cukup jauh.
Hingga tibalah ia halaman taman belakang sekolah dan melihat Wednesday menghampiri seseorang yang tengah berdiri dibawah pohon rindang.
Membuat Enid merasakan perasaan aneh pada hati nya, rasa yang paling ia tidak sukai ketika Wednesday bersama orang lain secara empat mata.
Namun Ia tetap memperhatikan keduanya.
Samar-samar gadis itu mendengar nada suara Xavier yang meninggi.
Enid mengepalkan tangan nya ketika melihat Xavier menampar Wednesday.
"apa gunanya dia sekolah jika seperti itu!"
Merasa tak tahan, Enid keluar dari persembunyian nya dan menghampiri keduanya lalu mendorong bahu Xavier.
"Kamu keterlaluan Xavier!" kesal Enid.
"Lihat? Aku sudah membantu mu Weds dan besok giliran mu yang melakukan nya, aku pergi dulu, bye gadis hitam putih" ucap Xavier lalu pergi sembari memasukkan kedua tangan nya pada saku jaket.
Enid mengernyitkan dahinya lalu menatap Wednesday yang sudah sedaritadi menatap lekat dirinya.
"Apa yang terjadi? Kamu tidak apa-apakan?"
"Tidak lebih baik dari ini"jawab Wednesday.
Enid berdeham kemudiannya tersenyum lalu menjulurkan tangan pada Wednesday.
"H-hai, kenalkan nama ku Enid Sinclair"
Wednesday melangkah maju satu langkah lalu memajukan wajah nya mendekati wajah Enid.
Hingga sebuah kecupan mendarat di pipi Enid.
"Kamu mau jadi pacar ku?"
558 Kata, Terima kasih sudah membaca!

KAMU SEDANG MEMBACA
This time - OneShoots
FanfictionKumpulan One shoot Wenclair!! ! Caution ! Untuk teman yang memiliki Homophobia atau merasa aneh dengan cerita seperti ini bisa langsung meninggalkan halaman,terima kasih.