20 - Smile

116 19 4
                                        

"Hei Weds!,cepatlah sedikit!,kita sudah hampir terlambat!"Teriak seseorang.

"Sebentar!,aku hanya harus mengikat tali sepatu!"balas Wednesday.

Wednesday dengan cepat mengikat tali sepatu sneakers nya dan kemudian memakai kemeja coklat muda polos tipis dengan kaos putih di dalam nya.

Lalu ia dengan tergesa turun ke bawah dan segera menuju pintu rumah.

Setelah mengunci pintu,ia kemudian menuju halaman depan.

Teman nya pasti sudah menunggu cukup lama.

"maaf telat,aku lupa waktu"

"Gapapa,pasang sabuk pengaman nya,kita akan langsung pergi"

Wednesday memasang sabuk pengaman kemudian mobil melaju menuju tempat tujuan mereka.

Hingga tampak sebuah rumah yang cukup besar dan kendaraan yang cukup padat terparkir pada halaman.

"Kau masuk lebih dulu saja,aku akan mencari tempat parkir,aku tidak enak kita terlambat terlalu lama karena mencari parkir,kau bisa mewakilkan ku jika ada yang bertanya"

Wednesday mengangguk mengerti kemudian turun dari mobil dan sedikit merapikan baju serta rambutnya.

Lalu ia melangkah menuju pintu masuk dan suara musik country pun menyambut pendengaran nya.

"Hei Weds! Mengapa lama sekali sampai?"sapa seseorang sambil memeluk ringan Wednesday

"Maafkan aku,aku lupa dengan waktu dan jalanan sedikit padat tadi"jawab Wednesday ikut membalas pelukan.

"Kudengar kamu datang bersama Tyler?"

Wednesday mengangguk.

"Dia harus mencari tempat parkir dulu,cukup penuh di dekat halaman"

Lawan bicara Wednesday mengangguk mengerti lalu Wednesday pamit untuk mengambil minum.

"Pak,tolong buatkan 1 gelas bir"

Bartender itu mengangguk mengerti lalu segera menyiapkan pesanan Wednesday.

Wednesday bersandar pada meja bar dan memperhatikan sekitar nya.

Tidak butuh waktu lama,minuman yang diminta oleh Wednesday telah siap dan gadis itu kemudian meminum nya sedikit demi sedikit sambil menunggu Tyler datang.

Hingga bir nya tersisa setengah gelas lagi barulah pria itu datang dengan senyum.

"Pak,tolong buatkan aku 1 bir ya,Terima kasih"

Bartender itu mengangguk lalu mulai membuatkan minuman Tyler.

"Maaf membuat mu menunggu,aku benar-benar kesulitan mencari tempat parkir,aku harap kamu tidak kesal menunggu"

"Tidak masalah,aku menikmati suasana disini,cukup menyenangkan"jawab Wednesday tanpa menoleh pada Tyler,memperhatikan beberapa orang yang cukup mabuk sedang menari.

Tyler mengikuti arah pandang Wednesday kemudian terkekeh.

Wednesday menoleh kemudian kembali menatap ke depan.

"Permisi,ini bir mu"

"Terima kasih" Ucap Tyler menerima dan kemudian menyesap bir nya sedikit.

"Tidak menghampiri mantan mu?"

"Tidak,kenapa? kamu tertarik mengencani nya?" Tanya Tyler kemudian tersenyum menggoda.

"hanya iseng bertanya saja"jawab Wednesday kembali melihat ke arah Tyler.

Tyler menyenggol lengan Wednesday kemudian menunjuk dengan dagunya.

Wednesday menoleh dan melihat Enid tengah berjalan ke arah mereka dengan senyum.

"Hei Weds! Lama sekali kamu sampai kesini"ucap Enid kemudian mengambil gelas bir di tangan Wednesday lalu meminumnya hingga tandas.

"Tidak masalahkan? Yang penting aku sudah disini sekarang"Jawab Wednesday terus menatap Enid dengan senyum tipis terpaut.

"Hei Enid" Sapa Tyler sambil tersenyum.

"Hai" Balas Enid dengan malas.

Kemudian Enid menaruh gelas itu dan menarik Wednesday ke lantai dansa.

Enid menaruh kedua lengan Wednesday pada pinggang nya kemudian ia mengalungkan tangan nya pada leher Wednesday dan mendekatkan wajah nya.

"Aku ingin berkata serius" Ucap Enid dengan wajah serius.

"Apa itu?" Tanya Wednesday sambil tersenyum.

"1-10,Seberapa seksi aku sekarang?" Tanya Enid dengan nada cukup rendah menatap tepat ke arah mata Wednesday.

Wednesday ikut mendekatkan wajah nya pada Enid lalu bersikap seperti sedang meneliti.

"6"

"6?"

Wednesday mengangguk.

"Not bad" Ucap Enid lalu menggosokkan hidung nya pada Wednesday.

Wednesday terkekeh.

Enid memangku wajah nya pada bahu Wednesday dengan sesekali menghirup nya.

Kemudian kedua nya mulai bergerak ke kanan dan ke kiri,memulai tarian ringan masih dengan posisi yang sama.

"Semua mata pria disini sedang menatap mu sekarang" Ungkap Wednesday sedikit menoleh pada sekitar.

Enid menatap Wednesday,menyelipkan anak rambut kemudian mengarahkan kembali pandangan Wednesday padanya.

"Benarkah?,Mungkin pria-pria itu sedang menatap mu karena iri kamu bisa memeluk dan berdekatan dengan ku"

Wednesday sedikit terkekeh.

Kemudian diantara mereka tidak ada lagi perbincangan hanya ada tarian kecil.

Enid menatap ke arah mata Wednesday,begitu juga sebaliknya.

Enid memajukan wajah nya lalu menempelkan bibir nya dengan bibir Wednesday kemudian sedikit melumat nya.

Wednesday sedikit tersenyum dalam ciuman itu kemudian ia pun ikut melumat bibir Enid,Wednesday menangkup pipi Enid dengan satu tangan nya.

Keduanya semakin dalam,hingga sebuah gelas jatuh menyadarkan keduanya.

Pautan keduanya terlepas,Wednesday dan Enid tidak ada henti nya tersenyum dengan kedua kening mereka bersentuhan.

"Ada waktu besok?"tanya Wednesday sambil mengelus-elus pipi Enid.

"ada apa? Ingin mengajakku berkencan?"tanya Enid kemudian menjauhkan wajah nya.

"Y-ya,seperti nya begitu"

Enid tersenyum.

"Okay,but I will not accept if you don't take me now to the room Weds..."

753 Kata, Terima kasih sudah membaca teman-teman!

This time - OneShootsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang