15 - Silent

146 18 0
                                    

Kini hari pertama setelah selesai meraih sarjana Wednesday pindah ke rumah yang baru di beli oleh ayah nya di Interlaken,Swiss.

Tidak ada yang menyenangkan dari sendirian dan tinggal di rumah serta negara kesukaan nya.

Semua nya sempurna sesuai harapan nya,hingga seorang gadis ceria berdiri di hadapan nya dengan beberapa tas.

"Hai,senang bertemu dengan mu,nama ku Enid Sinclair"ucap nya dengan riang lalu menjulurkan tangan nya.

"Maaf aku tidak mempunyai uang,Pintu keluar nya ada tepat di belakang mu"

Wednesday segera membuka pintu rumah lalu masuk ke dalam kemudian menutup dan mengunci nya.

Enid berkedip beberapa kali dengan tangan masih ter ulur.

"Ini rumah yang benar kan?"

*-*

"ikuti saja peraturan nya dan aku tidak akan mengusir mu dari rumah ini"

Enid menerima kertas yang diberikan Wednesday lalu membaca nya.

Rules.

pihak 1 : Wednesday Addams

pihak 2 : Enid Sinclair

1.Jangan mengajak Pihak 1 Berbicara dan sebaliknya.

"hanya satu?"

"Tidak ada percakapan,tidak ada masalah"

"kau tidak perlu menulis nya jika hanya 1 aturan Weds"

"Peraturan berlaku dari sekarang"

Kemudian Wednesday langsung meninggalkan Enid lalu masuk ke dalam kamar nya.

"Ayah benar-benar memberikan ku teman kamar yang baik"gumam Enid sambil menatap Wednesday yang menutup pintu kamar.

Enid menaruh kertas tersebut di atas meja lalu mengambil jaket nya dan mulai berjalan keluar rumah.

Gadis itu memasukki kedai kopi lalu memesan 2 kopi Macchiato dan 2 Roti Zopf,setelah nya ia kembali menuju rumah.

Ia menuju kamar teman serumah nya lalu mengetuk pintu.

cukup lama.

Namun akhir nya pintu Hitam itu terbuka dengan raut wajah tidak ramah dari pemilik kamar.

Enid langsung memberikan 1 gelas kopi dan 1 roti nya kepada Wednesday dengan sedikit paksaan,tentunya tanpa ucapan,kemudian ia langsung pergi dan masuk ke dalam kamar nya.

Wednesday sedikit mengerutkan dahinya sebelum kembali menutup pintu kamar.

Hingga suara pecahan membuat kedua gadis itu keluar dari kamar masing-masing dengan ekspresi masing-masing juga.

Wednesday dan Enid langsung menuju dapur.

Gelas pecah,Wednesday langsung pergi meninggalkan dapur dan Enid menatap punggung gadis itu kemudian menghela nafas.

Enid kemudian mendekati pecahan dan dengan perlahan memunguti nya.

Selesai membersihkan pecahan gelas,Enid berbalik.

"OH GOD!"

Wednesday dengan wajah datar nya dan rambut yang terurai,memegang sapu dengan Pengki.

Enid membuka mulutnya lalu kembali menutup mulut nya dan menggaruk alis nya yang gatal.

Ia menunjuk sapu dan pengki kemudian menunjuk lantai lalu menunjuk Kantung sampah di tangan nya dan memberikan jempol.

Wednesday menaikkan sebelah alisnya.

Enid menghela nafas kemudian ia menunjuk kembali sapu dan pengki yang di pegang Wednesday lalu menunjuk lantai dan kembali melakukan hal yang sama.

Wednesday mengangkat kedua alisnya lalu mengangguk kemudian ia mulai menyapu lantai.

Wednesday berbalik dan matanya melebar saat melihat sebuah jejak darah pada lantai.

Ia melihat langsung mendekat ke arah Enid yang sedang duduk di dekat meja makan lalu menepuk bahu gadis itu kemudian menunjuk ke arah kaki Enid.

Enid menaikkan alis bingung lalu bertanya dengan gerakan kepala.

Wednesday menunjuk lagi kaki Enid.

Enid mengangkat kakinya lalu Melihat seluruh bagian.

Wednesday berkedip dua kali lalu melihat ke arah kakinya,Enid mengikuti pandangan Wednesday.

Kaki nya lah yang menghasilkan jejak merah itu.

510 Kata,Terima kasih telah membaca,Nikmati hari kalian!


This time - OneShootsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang