Happy reading
.
.
.
Satu bulan sejak perdebatannya dengan Levin di mansion itu Alex tak pernah lagi menampakkan dirinya di depan Levin dan Sean. Bahkan Natha juga melakukan hal yang sama pada Levin, gadis itu mencoba menghindari Levin kala bertemu di kampus yang tentu saja membuat Levin semakin merasa bersalah atas apa yang dia lakukan pada Alex saat itu.
Dua hari sejak kejadian itu entah mengapa Levin dengan rajin menjalani konsultasi pada dokter untuk membantu mengingat kejadian semasa kecilnya itu, Win senantiasa berada di sisi anak itu saat Levin membutuhkannya. Win tahu bagaimana rasa sakit yang dialami anaknya, tubuh Levin selalu bergetar hebat setiap kali mencoba mengingat hal itu meski Levin tak pernah mengatakan apapun tentang apa yang diingatnya kembali.
Win merasa Levin butuh waktu untuk melakukan hal itu saat ini hingga Win tak menanyakan apapun tentang semuanya, dia hanya terus memberi semangat pada sang putra untuk melakukan konsultasi itu agar sang putra tak lagi mengalami trauma.
Meski begitu semangat Levin untuk tetap menjalani itu membuat Win bangga, entah apa alasan Levin bersikukuh melakukannya. Apakah karena rasa bersalah atau karena sebuah penyesalan yang saat ini berada di dalam hati Levin hingga setiap kali ingatannya kembali raut wajah sendu terlihat kala itu.
Levin menatap langit sore ini dengan diam, sinar matahari sore ini terasa hangat di kulitnya namun entah mengapa hatinya terasa hampa saat ini. Tak berapa lama sebuah mobil berhenti di depan mansion itu, terlihat Sean melambaikan tangannya sembari tersenyum ke arah Levin.
Levin yang mengetahui itu mulai melangkahkan kakinya menuruni tangga, Win yang melihat Levin sudah berpakaian rapi pun mengernyit heran.
" Apa kau akan pergi sayang?".
" Krab buna, phi Sean sudah menungguku di depan. Aku tak akan pergi terlalu lama na, aku hanya ingin pergi ke suatu tempat saja".
" Oke krab...hati hati na krab dijalan".
" Krab buna".
Levin segera melangkahkan kakinya keluar dari mansion dan memasuki mobil Sean dengan senyuman terulas di wajahnya meski nampak sedikit dipaksakan, Levin tak lagi bersemangat untuk pergi bersama Sean sekarang. Namun sekarang saatnya dia memastikan perasaannya jika pria di depannya sekaranglah pria yang selama ini dia dambakan.
" Kau ingin pergi kemana hari ini sayang".
" Bisakah kau mengantarku ke suatu tempat phi".
" Tentu saja "
Levin tersenyum tipis dan mulai mengarahkan jalan pada Sean menuju ke sebuah tempat yang ingin dia kunjungi. Tak butuh beberapa lama kini keduanya telah tiba di sebuah taman, Levin mengajak Sean duduk di sebuah bangku yang sering dia tempati dulu.
" Bukankah disini sangat nyaman phi Sean?"
" Hmm...kau benar pemandangannya sangat indah dan lumayan sepi, darimana kau tahu tempat ini sayang?".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fanboy My Daddy S2 🔞 (End)
Romancesekuel " My Fanboy My Daddy" bagaimana keseruan keluarga MewGulf dengan kedua putra putrinya yang semakin beranjak remaja. Kisah tentang sebuah cinta, kesalahpahaman, pengkhianatan, luka, cemburu dan juga kebahagiaan akan menghiasi keseharian kelua...