Drtt.drtt
Laia melenguh sambil menguap kesal, dari tadi ponselnya tidak berhenti berbunyi entah siapa gerangan yang menelpon nya pagi-pagi buta seperti ini
Dengan wajah bantalnya cewek itu mengambil ponselnya yang berada di atas nakas, lalu mengangkatnya dengan mata terpejam
"Halo.."
"Bawain gue bekel"
"Hah? Maaf siapa ya.."
"Bangun dulu makannya bocah!"
"Ohh.. iyaa" Laia mengusap bibirnya dan membuka matanya sedikit
"Udah bangun belum"
"Gak tau.."
"LAIA IDIOT BANGUN!!"
Laia tersentak dan membuka mata sepenuhnya, dia menatap kaget ponselnya yang terhubung dengan nomor tidak dikenal
"h-alo"
"Halo halo mata Lo noh halo, cepet bangun bawain gue sarapan"
Laia meringis lalu melihat jam yang tertera 04:35
"Masih pagi loh kak, ganggu banget sih ihh!"
"Jangak banyak ngomong, cepet mandi!"
"Gak mau ah, masih ngantuk banget ini" balas Laia meringikk
"Jadi Lo gak mau coklat mahal dari gue, yaudah gue kasih kepembantu gue aja!"
"Eehh jangan dong, Kak Ren mah suka gitu deh" Laia tertawa garing
"Yaudah, harus ada timbal baliknya dong. Gue kasih lo coklat Lo bikinin gue sarapan"
"Iya-iya kak, ampun deh"
Amit-amit ternyata berurusan dengan Ren seribet ini, mending kenal tapi pura-pura tak kenal daripada kenal tapi disuruh seenaknya
"Cepet! Lo masih babu gue ya"
"Baik yang mulia pangeran kodok hijau yang terkutuk!!" Balas Laia dongkol
"KUR--"
Tutt.
Laia mematikan sambungan nya lalu melemparkan ponselnya dengan kesal, dia berguling-guling di kasur dengan perasaan luar biasa dongkol
•••••
Jam menunjukkan pukul enam pagi. Laia duduk dengan fiona di meja makan memulai sarapan paginya diiringi obrolan ringan
"Harusnya aia kasih tahu bunda kalau mau bawa bekal, Jadi aia gak perlu bangun pagi banget" ucap fiona melihat kotak bekal didalam paper bag
Laia tersenyum menganggapi ibunya, ia tak akan repot-repot bangun pagi hanya untuk bekal jika ia yang menginginkan nya, Laia meniup poninya saat teringat kelakuan sangat sopan dari Ren untuk dirinya
KAMU SEDANG MEMBACA
REN
Teen FictionRen dinobatkan sebagai dewa disekolah. Melihatnya seperti itu membuat Laia merasa hidup didunia yang berbeda, tapi semua orang berhak menyukai siapapun didunia ini. sama seperti Laia yang tidak bisa mengatur pada siapa hatinya akan berlabuh Setelah...