Laia menatap clarice yang terlihat marah kepadanya. Sejak kejadian ia jatuh tadi dia langsung ke kelas karena malu ditertawakan satu kantin, tapi ternyata clarice salah paham dan berakhir dia dipojokkan disini
Alora dan zeera tidak ada disini karena clarice menyuruh nya menjaga pintu, mungkin jika ada alora ia sedikit tenang menghadapi clarice saat ini. Tapi perempuan itu tidak mengijinkan sahabat sesungguhnya itu masuk
"Maksudnya apaan? Lo centil ke anggota hell angels hah?!" Tanya clarice
Laia menggeleng "Gak gitu cla"
"Terus gimana?!" Bentak nya tidak terima
Laia tidak menjawab tapi berpikir andai saja clarice tahu jika ini juga salah dia karena telah membully flora dan ia yang berakhir bertanggung jawab, untung saja Ren membawanya, walaupun menjadi babu cowok itu laia tidak masalah asal tidak berakhir dengan rangga yang ringan tangan
"Gue dijadiin babu sama kak Ren, kenapa lo marah"
"Yang gue lihat gak kayak gitu, lo sama Anggota hell angels keliatan akrab banget. Kasih apa lo ke mereka Hah?!"
Laia tidak bisa bohong jika hell angels tidak seburuk yang beredar, nyatanya mereka ramah walaupun sikap rangga seperti itu. tapi dia sungguh mengerti mungkin cowok itu kecewa karena ia membully orang yang akhir-akhir ini dekat dengan dia
"Gue kayak gini karena ketahuan bully flora!" Kesal laia karena merasa terus dipojokkan
Clarice menatap laia tajam lalu mencengkeram pipi gadis itu "Itu terjadi karena kebodohan lo, ngapain juga lo samperin si cupu hah!"
Laia meringis saat wajahnya tertoleh kesamping karena clarice melepaskan cengkeramannya dengan kasar
"Gue punya hati cla, selama ini flora bantuin kita banyak banget. Semua tugas kita dia yang kerjain, apa salah gue ngerasa bersalah" ucap laia sambil menatap clarice
"Ngerasa bersalah?" Clarice tertawa "kenapa baru sekarang hah? Lo inget waktu kita bully alina sampe dia hampir bunuh diri, apa lo juga ngerasa bersalah?"
Jelas ya, sialan. Jawab laia dalam hati
"Tenang gue bakal maafin lo kali ini, tapi inget lo harus jauhin Ren sama temen-temennya. Atau nggak.." clarice menjeda "nyokap lo, gue depak dari perusahaan!"
Inilah alasannya dia selalu nurut pada clarice, karena ibunya bekerja di perusahaan milik orang tua perempuan itu. Mana tega ia membiarkan ibunya dipecat karena dirinya
"Ngerti hm?" Clarice tersenyum sambil mengusap kepala laia
••••
Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, semua siswa membawa tas nya masing-masing untuk segera pulang. Tapi tidak sedikit juga yang masih ada disekolah entah untuk extrakulikuler ataupun hanya untuk melihat Ren and the geng bermain basket yang sangat sayang jika dilewatkan
KAMU SEDANG MEMBACA
REN
Teen FictionRen dinobatkan sebagai dewa disekolah. Melihatnya seperti itu membuat Laia merasa hidup didunia yang berbeda, tapi semua orang berhak menyukai siapapun didunia ini. sama seperti Laia yang tidak bisa mengatur pada siapa hatinya akan berlabuh Setelah...