16: Street food

122 8 0
                                    

Laia mengeratkan pelukannya pada pinggang Ren, saat angin jalanan menerpa tubuhnya dengan kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laia mengeratkan pelukannya pada pinggang Ren, saat angin jalanan menerpa tubuhnya dengan kencang. Dia menuju jalan pulang diantarkan oleh Ren karena Alfa dengan tidak bertanggung jawab nya meninggalkan Laia dengan alasan bisul kekasih gelapnya pecah dan harus segera dilarikan ke rumah sakit

"Kak aia laper!!" Teriak Laia yang teredam helm kebesaran milik koen

Betapa baiknya cowok itu karena meminjamkan nya pada laia

Ren berdecak "Nanti ajalah makan dirumah Lo, gue males puter balik."

Pasalnya beberapa kafe sudah terlewat dan ia malas putar balik. Lagian kenapa baru bilang sekarang sih

"KAK BERHENTI!!"

Cittt

Laia meringis saat kepalanya bertubrukan dengan bahu Ren

"Lo kenapa sih? Bahaya tahu gak!!" Bentak Ren setelah turun dan membuka helm nya

Laia menunduk menyadari kesalahannya

"M-aaf.."

"Ada apa?" Tanya Ren sedikit lembut

Laia menggeleng membuat Ren menghela nafas sabar dia melihat sekeliling dan langsung paham saat menemukan banyak pedagang di pinggir jalan

"Lo mau makan disini?"

Refleks laia mengangguk semangat "Boleh kan?"

"Kita puter balik aja cari kafe" kata Ren bersiap memakai kembali helm nya

Pasalnya dia tidak yakin dengan kualitas dan kebersihan makanan nya. Wajar, Ren tidak pernah sekalipun makan dipinggir jalan seperti ini

Laia melepaskan helmnya dan turun dari motor

"Pokoknya aku mau makan disini!" Ujar Laia lalu pergi ke stan bakso dan duduk dikursi plastik yang berada disana. Bodo amat perutnya sudah sangat keroncongan

Sedangkan Ren, cowok itu mengumpat kesal. kalau saja Laia itu laki-laki sudah dipastikan dia akan babak belur karena sudah membuat Ren kesal tiada Tara

"Pak bakso satu di bening bih--"

"Bihun doang pedes asem request bawang gorengnya di banyakin, udah hapal diluar kepala bapak mah neng aia"

Laia tertawa begitupun si bapak penjual bakso tersebut, Dia memang langganan dan seminggu tiga kali mampir setiap pulang sekolah. Dia juga kadang pergi bersama alora dan Nazeera bertiga karena clarice selalu menolak setiap kali ia ajak

"Kak Ren mau?" Tanya Laia saat Ren duduk disebelahnya

"Gak!"

"Yaudah"

"Nah ini pesanan neng aia dan ini minum nya es teh manis yang manisnya semanis gula"

"Kirain semanis senyum nya aku" jawab Laia sambil tertawa

REN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang