14: Toko kue

125 6 0
                                    

Ren menarik Laia menuju tempat nya biasa berkumpul disekolah, walaupun sedikit kewalahan karena gadis itu terus berontak ia tetap tak menyerah dan berhasil mendudukkan Nya di sofa yang berada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ren menarik Laia menuju tempat nya biasa berkumpul disekolah, walaupun sedikit kewalahan karena gadis itu terus berontak ia tetap tak menyerah dan berhasil mendudukkan
Nya di sofa yang berada disana

Tadi saat mendengar ucapan Alfa tentang flora mereka langsung bergabung untuk melihat kebenaran nya dan sesaat mereka terdiam melihat kondisi tubuh tak bernyawa flora dengan tangan kiri berlumuran darah

Laia menutup wajahnya dengan tangan lalu menangis dengan keras, tidak peduli dengan para kakak kelasnya yang saling tatap karena bingung. dia hanya shock mendengar berita flora, padahal belum sejam Laia dan flora bertemu saling tersenyum dan berpelukan untuk pertama kalinya

Ren menghela nafas sebelum mengangkat Laia kepangkuan nya agar leluasa menenangkan gadis itu

"Dia keliatan terguncang banget" komen lingga

Koen mengangguk menatap punggung Laia yang bergetar, berita yang menurutnya biasa saja ternyata bisa membuat seseorang terguncang dengan hebat

"Wajar sih dia begitu, mungkin ngerasa bersalah" kata Rangga yang disambut tabokan dibelakang kepalanya oleh Ren

Tangisan Laia makin kencang dan pelukannya pada Ren juga makin erat. Rangga benar andai saja dia tidak meninggalkan flora pasti cewek itu masih ada hingga sekarang

Ren menatap tajam Rangga, tubuhnya sesak karena eratnya pelukan gadis itu, ceruk lehernya juga makin basah karena Laia menyembunyikan kepalanya disana

"Lo diem ya setan!" Ucap Ren pada Rangga

Koen ikut mendelik "Paling suci kali lo"

"Santai yorobun" lerai Arlo

"Laia.. aia denger gue dulu.." Ren menarik Laia agar melepas pelukannya. bukan apa-apa, gadis itu gampang Overthingking karena omongan orang jadi dia harus sedikit memberikan pencerahan kepada nya

Laia melepaskan pelukannya lalu menunduk dengan air mata yang masih turun dengan deras

Ren dengan telaten menghapus air mata laia, dia juga menyampirkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajah gadis itu

Ren menangkup pipi berisi Laia dan menatapnya

"Denger gue! Flora mati bukan karena siapapun, dia mati karena itu emang pilihannya. Jangan pernah berpikir itu salah lo karena gue gak bakalan pernah maafin orang yang udah buat lo berpikir kayak gitu. Ngerti?"

Laia menatap wajah Ren sesenggukan "T-api tadi hiks.. aku ketemu sama flora.. D-ia.. dia.."

Dia menunduk tidak berhasil menceritakan nya pada Ren, Laia kalah oleh tangisan nya. Andai saja dia lebih memaksa agar flora pergi bersamanya mungkin..

"Makannya Lo berhenti nangis dulu!" Kesal Ren

Laia menggeleng "E-nggak bisa berhenti hiks.."

Lingga menghampiri mereka saat Ren mulai tersulut emosi, masalahnya jika Laia tidak berhenti menangis yang ada jasad flora habis diacak-acak cowok itu

REN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang