21: Trauma?

152 8 3
                                    

tubuh gadis kecil berusia lima tahun itu semakin mundur saat dua orang dewasa berbadan besar semakin mendekati nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tubuh gadis kecil berusia lima tahun itu semakin mundur saat dua orang dewasa berbadan besar semakin mendekati nya. Dress putih dengan corak bunga kesukaannya sudah tak seputih saat pertama kali ia memakainya

"M-aaf.. maafin aku paman"

"Tentu saja paman memaafkan mu cantik. Tapi tetap saja kan anak nakal harus dihukum?" Pria itu tersenyum namun terkesan geram

"Tapi papah gak pernah hukum aku walaupun nakal.."  beritahu nya dengan lirih

Mengingat papahnya, anak perempuan itu menangis. Dia sedih tidak bisa lagi bertemu dengan papah dan juga kakak-kakaknya, karena dua pria didepannya membawa dirinya secara paksa saat ia hendak membeli es krim dengan Bibi pengasuh nya

"Tapi kita bukan papah Lo anak kecil!" Yang satu berbicara agak kasar, membuat tubuh anak perempuan itu bergetar karena belum pernah mendengar orang berbicara dengan nya memakai nada setinggi itu

"Gue akuin lo bocah pinter karena kepikiran kabur dengan alasan pengen ketoilet"

Pria itu mengakui kecerdasan anak didepannya, mungkin karena gadis itu keturunan dari keluarga jenius.

"Sekarang lihat paman disamping kamu, dia juga harus dihukum karena lengah jagain kamu"

Anak perempuan itu melirik paman botak yang sempat dia bohongi

"Lo bisa berhitung?" Tanya si paman kasar

Dia mengangguk "a-ku bisa menghitung sampai sepuluh.."

"Pinter. Tapi lo cukup hitung sampai tiga.."

"Mulai oke!"

Gadis kecil itu mengangguk dan mulai berhitung

"Satu.."

"Dua.."

"Tiga.."

DOORR

"AAA!!"

"Ebuset kaget gue!!" Rangga mengelus dadanya terkejut

Dia melirik ke arah ranjang yang terdapat laia. Rangga mengerutkan dahinya bingung, bukan nya tadi gadis itu sedang tidur saat ia masuk ke kamar Ren untuk mengambil laptop milik sahabatnya

"Woyy Lo gapapa?" Rangga menyentuh bahu bergetar laia

Namun dia dibuat kaget saat laia malah histeris. Kakinya menekuk sambil menutup kedua telinganya, gadis itu juga memejamkan matanya  sambil mengeluarkan air mata

Laia menggeleng "PERGI!! ENGGAK MAU TOLONG!!"

Rangga mundur selangkah, rupanya dia juga terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"REN!!" Rangga berlari kelantai bawah dengan kecepatan super

Dia ngos-ngosan saat berhasil menemui teman temannya, tapi belum bisa bicara karena nafas nya masih memburu

REN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang