03 : : Toko Buku

98 10 0
                                    

Hari pertama Sakra bekerja di toko buku milik keluarga Moreo sebagai karyawan baru di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertama Sakra bekerja di toko buku milik keluarga Moreo sebagai karyawan baru di sana. Sakra belum sempat pulang ke rumah. Ia langsung ganti baju dan bekerja.

Sore-sore begini, pelanggan yang datang kebanyakan ibu-ibu yang doyan mencari buku resep makanan. Tidak ada remaja yang datang sejauh ini. Apa mungkin karena minat literasi remaja sudah menurun? Sudah diganti gadget dan media sosial di dalamnya.

"Ini, Nak." Seorang wanita paruh baya membayar buku yang ia beli. "Karyawan baru, ya?"

Sakra tertawa kecil. "Iya, Bu. Baru hari ini."

"Weh, ganteng pisan." Dipujinya Sakra tiba-tiba.

Sakra mendadak malu. "Terima kasih." Ia membungkus buku resep di tangannya dengan tas belanja. "Ini bukunya, Bu."

"Terima kasih." Ibu itu mengambil bukunya dan berjalan pergi dari toko.

"Terima kasih kembali."

Saat wanita itu sudah keluar, Sakra menggaruk kepalanya. Masih kesemsem dipuji tampan. Lelaki itu duduk di kursi kasir lalu bersandar santai. Diambilnya buku komik yang ada di meja kayu depannya untuk dibaca sambil menunggu pelanggan.

Komik lucu series terbaru.

Sakra tertawa lagi, serius lagi, lalu tertawa lagi seorang diri. Hingga akhirnya bunyi lonceng pintu terdengar menandakan ada yang membuka pintu toko.

Sakra menyelipkan penyelip halaman di tengah-tengah buku. Ia buru-buru berdiri. Seorang gadis datang bersama anjing putih berbulu tebal menggemaskan dengan tali leher berwarna merah yang panjang.

Sakra melihat gadis itu berjalan menuju rak satu, rak yang isinya novel-novel dan cerita fiksi.

Sakra berdiri menunggunya, sesekali melihat ke jendela di sebelah kiri yang memperlihatkan restoran dan kafe-kafe yang ramai pengunjung. Ternyata keadaan petang di tempat ini menarik juga. Lampu-lampu indah ada di mana-mana, menghiasi jalanan dan juga toko-toko.

"Permisi..."

Sakra mengalihkan pandangan ke pelanggannya. "Iya?"

Gadis itu memandang Sakra lama. Sakra jadi bingung, sekaligus grogi. Apa yang harus ia lakukan jika dipandang begini?

"Mas karyawan baru, ya?"

"Oh! I-iya..." Sakra mendadak gugup.

"Moreo udah nggak kerja lagi, Mas? Biasanya dia yang jadi kasir gantiin Mbak Dyah kalau Mbak Dyah nggak bisa kerja." Gadis itu meletakkan satu buah novel ke atas meja.

"Dia lagi latihan voli." Sakra mulai melakukan tugasnya sebagai kasir. "Kenal Moreo juga?"

"Kenal. Kenal banget malah. Aku udah lama langganan di sini. Aku juga sering baca buku di situ." Ia menunjuk tempat baca di toko tersebut.

Sayang Tak Terbasuh HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang