Aku lagi seneng hari ini karena habis dapat juara di kompetisi kemarin. Sesuai janji yang aku tulis di profilku, aku bakal publish dua chapter hari ini. Jumat nanti tetep update kok. Tenang ajaa 🤩
Happy reading...Sakra duduk bersama Moreo di emperan depan toko buku. Mereka sama-sama melihat ke seberang, tepatnya ke restoran milik Mama.
"Sempit ya dunia ini?" tanya Moreo. "Orang yang kamu sering ajak, ternyata kakak kandungmu sendiri."
Hening.
Suara motor menjadi latar suasana.
"Aku harus gimana, Mor?" tanya Sakra. "Aku harus pilih siapa?"
Moreo menggosok wajahnya sendiri dengan kedua tangan. "Huh..
Gila! Hidupmu kenapa berat gini sih, Sa?"Sakra menunduk.
"Ada masalah kelar, masalah baru dateng. Kalau nggak gitu, masalah belum kelar, udah ditimpa masalah baru lagi," tambah Moreo. "Kenapa sekarang disuruh milih pula?"
Sakra tak menjawab.
Moreo memang selalu mengerti posisinya. Dia bisa menempatkan diri menjadi Sakra dan paham segala kesulitan yang Sakra lalui. Mereka bersahabat sejak lama, tidak mungkin Moreo tidak bisa memahami masalah sahabatnya.
Sakra sudah terlalu banyak melewati hal berat. Sakra memang tidak menangis, tapi justru ia tahan-tahan sendiri. Sakra itu sangat tegar. Ia selalu tersenyum dan memakai topeng di wajahnya. Dia bilang ke seluruh dunia bahwa dirinya baik-baik saja. Padahal tidak begitu.
Tangan Moreo memijat kepala. "Sa... Aku bahkan nggak tau harus ngomong apa."
Moreo memberi jeda. "Kamu tau aku deket sama Bapak dan keluarga kandungmu. Solusi apa yang bisa aku kasih? Keduanya sama-sama baik untukmu. Tapi kalau kamu pilih satu, yang satu lagi pasti bakal sedih."
"Itu yang aku pikirin, Mor..." Sakra tampak bingung. "Mama sama Papa udah nawarin Bapak untuk tinggal bareng aja, tapi Bapak nolak. Bapak nggak mau jadi 'penumpang' di rumah orang. Kamu tahulah Bapak orangnya kayak gimana... Bapak itu teguh pendirian. Trus sekarang jadinya aku harus milih. Pilih tinggal sama Bapak atau Mama-Papa?"
"Kalau menurutku..." Moreo memberi jeda. "Mendingan kamu pilih Bapak aja, Sa. Kamu besarnya sama Bapak. Kalau kamu pergi, Bapak pasti bakal ngerasa sangat kehilangan."
"Aku tahu orang tuamu juga ngerasa kehilangan kamu. Bahkan sejak dulu... Mereka udah kehilangan kamu selama itu. Kalau kamu pilih Bapak, mereka sedih itu pasti. Tapi kalau kamu pilih mereka, setelah belasan tahun kamu dibesarin sama Bapak,
kamu berkhianat namanya, Sa... Kacang lupa kulit," sambung Moreo.Sakra mencerna.
Moreo menyentuh punggung Sakra. "Kalau kamu milih Bapak, aku yakin Mama sama Papamu bakal tetep rajin kunjungi kamu. Apalagi ada Mas Radja. Mas Radja juga pasti bakal selalu jagain kamu, entah di mana pun itu. Tapi kalau kamu milih Mama-Papa, belum tentu Bapak akan kunjungi kamu. Jarak rumah kalian jauh, Bapak harus keluar ongkos kalau mau liat kamu. Selain itu ... Bapak pasti ngerasa sungkan untuk cari kamu di rumah Mama-Papa. Beda feel. Serasa nyari anak orang. Padahal kamu, kan, juga anak Bapak. Trus Hansa sama Rinda juga bakal jadi jauh sama kamu karena dipisah jarak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang Tak Terbasuh Hujan
Novela Juvenil"Bapak..." Sebait nyeri terlaung lewat perihnya alunan tangis. Sakra menggenggam tangan sang ayah erat, menitikkan air mata tak henti. Bapak mengukir senyum. "Bapak akan selalu bangga menjadi ayahmu." Isakan Sakra terdengar semakin keras. Dia seseng...