•••
"Ji, tolong jelaskan semuanya padaku.""Tentang apa? Aku sudah mengatakan bahwa itu hanya mainan."
"Kamu pikir aku bodoh? Lalu kenapa sekarang kamu memakai pakaian serba tertutup?"
Jisung sukses bungkam, pertanyaan dari Hyunjin terlalu sulit untuk ia jawab. Jika saja Jisung tahu akan seperti ini jadinya, mungkin si manis akan menolak Hyunjin mentah-mentah saat pemuda berbibir tebal itu mengatakan ingin berkunjung.
Sepuluh menit lebih mereka berdiam diri di rooftop, mengabaikan angin dingin yang berhembus karena hari sudah mulai gelap hanya untuk mendebatkan hal tak penting. Hyunjin memang sedikit terlambat menyadari namun mengingat tingkah aneh Minho serta Jisung- kini ia merasa yakin bahwa penjelasan yang sejak tadi ia dengar adalah sebuah kebohongan belaka.
"Baiklah, jika aku mengatakan yang sebenarnya, apakah kamu mau berjanji untuk menjaga rahasia? Aku gak mau orang tuaku tau." Jisung menghela nafas panjang, ia sangat mengenal watak Hyunjin. Terkadang pemuda tampan itu akan menjadi keras kepala ketika sudah mempercayai sesuatu.
"Tentu saja, aku gak akan mengatakannya kepada siapapun."
Suasana perlahan melunak, Jisung nampak terdiam guna mempertimbangkan keputusan. Sayang sekali Minho sedang keluar karena ada urusan sehingga dirinya tak bisa meminta pendapatan dari sosok yang lebih tua. Selama ini hanya Minho dan Dahyun yang mengetahui rahasianya, Jisung sedikit khawatir apabila membeberkan kepada orang lain.
"Aku tahu ini gila, tapi-" Jisung menjeda ucapan, menurunkan tudung jaket serta menyingkap mantel panjang yang ia kenakan sehingga telinga dan ekor tupainya dapat terlihat dengan jelas di mata Hyunjin.
Pemuda di hadapan nampak cukup terkejut meski kerutan bingung tercetak jelas di dahi mulusnya. Hyunjin masih belum mengerti apa arti dari semua ini.
"Kini aku mempunyai ekor dan telinga tupai, aku juga gak tahu pasti tapi semua ini ada kaitannya dengan wanita gipsi yang selalu membicarakan tentang bintang dan takdir." Jisung memasang raut memelas, mengisyaratkan bahwa dirinya juga merasa frustasi karena kejadian aneh yang menimpa selama beberapa minggu belakangan.
Tanpa diminta, Hyunjin melangkah mendekat lalu menyentuh ekor lebat milik Jisung. Pandangannya nampak kosong, Hyunjin sedikit tak menyangka bahwa hal konyol yang ia pikirkan memang benar terjadi.
"Sejak kapan kamu mengalami ini?" Terdengar nada sendu dari pertanyaannya kali ini, Hyunjin hanya merasa sedikit campur aduk begitu mengetahui fakta yang selama ini Jisung sembunyikan.
Berhubung rahasianya sudah terbongkar, Jisung lantas menceritakan semuanya kepada Hyunjin, termasuk bagaimana ia dan Minho bisa saling mengenal lalu memutuskan untuk hidup bersama selama beberapa waktu.
Hyunjin mengulas senyum kecewa, mengusap wajah kasar lalu menghela nafas panjang begitu mendengarkan seluruh cerita dari Jisung.
"Bisa-bisanya kamu tinggal dengan orang asing Ji." Hyunjin berucap pelan, selama ini ia mengira Minho serta Jisung hanya sebatas teman biasa, ternyata temannya menumpang di rumah pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To My Home [Minsung] ✔
FanfictionHan Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika ucapan wanita berpakaian gipsi tentang fenomena bintang jatuh akan menjadi kenyataan. Lee Minho hanyal...