Epilog

172 26 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Kurasa kau sangat menyukai pertunjukan ini."

Bola kristal di hadapan bersinar terang, membuat seulas senyum penuh arti terbit di bilahnya yang terlapisi gincu merah. Sang madam merasa begitu puas kala menyaksikan alur kehidupan yang terpancar dari bola kristal kesayangannya.

Permukaan licin itu ia usap dengan lembut, mendengarkan sang bintang yang tengah berbicara serta memberikan titah kepada dirinya. Sungguh, adik bungsu dari tiga bersaudara itu begitu jahil, menggunakan kewenangan sesuka hati dalam mentukan takdir seseorang. Sang bulan dan matahari mungkin akan marah namun madam Boa tak bisa berbuat banyak, ia mengabdikan diri kepada si bungsu.

"Kau benar, sekarang adalah saat yang tepat untuk mencari orang terpilih selanjutnya."

Mereka sudah selesai bermain-main dengan Jisung dan hasilnya sangat memuaskan. Akhir membahagiakan, lebih dari apa yang diekspetasikan sebelumnya.

Tuk tuk tuk!

Suara langkah kaki beradu dengan lonceng yang terpasang di bagian belakang kereta kuda, Madam Boa melemparkan pandangan keluar jendela, menyaksikan rimbunnya pohon pinus serta kabut yang mulai mengelilingi dengan pekat.

Tak ada kriteria khusus untuk menjadi seseorang yang terpilih, takdir memainkan secara acak. Tidak ada yang tahu, siapapun bisa menjadi orang terpilih ketika sang bintang telah memutuskan. Mungkin saja seorang anak kecil, remaja penyendiri ataupun orang tua yang kesepian.

"Kau kembali memilih seorang pemuda? Apakah kau begitu menikmati pertunjukan sebelumnya?" Madam Boa berucap, menelisik gambaran remaja manis pemilik senyum polos layaknya seekor puppy. Kekehan pelan terdengar, ia paham apa yang diinginkan oleh sang bintang.

Kepala mendongak, menatap saudara tengah tuannya sedang bersinar penuh di atas sana. Bulan purnama, Madam Boa seolah sedang mengadu dan memintanya untuk menengok kelakuan si bungsu.

"Kim Seungmin, pemuda yang akan menjadi pemain berikutnya. Semoga kau bisa membuat sang bintang kembali bersinar riang seperti saat ini."

Di ujung jalan mereka menghilang, persis seperti kedatangan yang tak pernah bisa dijelaskan. Kabut menghapuskan jejak, meredupkan suara lonceng serta ketukan sepatu kuda lalu menghadirkan keheningan diantara gelapnya hutan.

Keberadaannya hampir tak bisa dirasakan, ia datang dan menghilang layaknya hembusan angin. Seluruh rahasia hanya diketahui oleh Madam Boa selaku sosok yang terhubung dengan takdir dan keajaiban, bahkan ia sendiri juga tak bisa menjelaskan banyak. Terlalu banyak hal yang disimpan oleh alam semesta, bagaikan kepingan teka-teki yang tak utuh.

Namun meski demikian, keanehan dan keajaiban akan tetap berdampingan. Tak ada yang perlu dikhawatirkan karena sang bintang- telah memilih.

 Tak ada yang perlu dikhawatirkan karena sang bintang- telah memilih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

END

Asli, sebelum aku baca ulang part ini, aku sempet lupa bahwa ff ini minor fantasy. Kayaknya seru kalau dibikin seriesnya tapi aku keburu kehabisan ide. Sekarang aku serahkan kepada kalian untuk berkreasi lebih lanjut ☆(ノ◕ヮ◕)ノ*

Tertanda, 11/10/2024

Bee, ayo berikan kesan dan pesannya 👉

Come To My Home [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang