•••
Hangat.
Rasa lelah membuat Jisung enggan membuka mata, hanya menerka-nerka benda apa yang menutupi tubuh mungilnya lalu ia genggam dengan erat supaya kehangatan itu tak pergi. Entahlah, si manis terlalu enggan membuka mata, masih berkutat dalam ringkukannya guna menghalangi hawa dingin yang mampu membuat badan menggigil hampir sepanjang sisa malam.
"Akhirnya aku menemukanmu."
Suara yang familiar, sepertinya Jisung mulai berhalusinasi. Tubuh terasa melayang namun pemuda tupai tersebut tak terlalu menghiraukannya, mungkin hanya mimpi.
"Tolong jangan pergi seperti tadi lagi Ji, kamu membuatku khawatir."
Jisung sedikit penasaran, suara Minho terus terusan terdengar di telinganya. Maka dari itu ia coba buka mata perlahan, menyesuaikan pandangan yang terlihat buram lalu mengulas senyum tipis begitu melihat pemandangan paras tampan Minho dari bawah.
Mimpi yang indah, Minho datang menjemput, menyelimuti tubuhnya menggunakan jaket lalu mengangkat dan menggendongnya untuk pulang.
"Maafkan aku Minho, aku merindukanmu." Jisung bergumam pelan, memilih untuk menyembunyikan wajah pada dada yang lebih tua sembari kembali terpejam. Fisik serta hatinya terlalu lelah, biarlah Jisung terlelap barang sejenak hingga bisa menyadari bahwa apa yang ia alami saat ini bukanlah sebatas mimpi.
Di sisi lain, seulas senyum simpul nampak terbit di bilah tipis yang lebih tua. Rasa penat seketika menghilang begitu mendapati bahwa tupai mungilnya baik-baik saja. Tolong lupakan tentang orang-orang yang sibuk memaki Minho karena pemuda tampan itu yang berlari kalang kabut bahkan tak jarang menabrak pejalan kaki lain, lupakan juga sopir taksi yang ia berhentikan secara paksa lalu sogok menggunakan tips tambahan supaya mau mengantarnya berkeliling kota di tengah malam dan lupakan saja tentang penampilan sembrawut dengan alas kaki berbeda yang ia kenakan.
Tak masalah, semua itu terbayarkan karena setidaknya untuk saat ini, Minho bisa menemukan Jisung dan membawanya kembali pulang.
"Aku juga merindukanmu, Jisung."
Perpisahan yang tak terlalu lama namun mampu membuat Minho serta Jisung menyadari betapa berartinya kehadiran satu sama lain.
━━━━━━━━━ ✦ ━━━━━━━━━━
c o m e t o m y h o m e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Sungguh, sepertinya ini adalah situasi paling canggung yang pernah Jisung hadapi dalam hidupnya. Setelah membuka mata lalu mendapati dirinya yang sudah tertidur di atas ranjang, Jisung seketika tersadar bahwa apa yang ia alami tadi bukanlah mimpi. Minho benar-benar berhasil menemukannya, mencari sampai halte terakhir di pinggir kota kemudian mendekapnya erat di jam tiga pagi.
Mereka sempat membasuh tubuh, mengganjal perut menggunakan roti serta segelas susu lalu kembali berbaring guna mengistirahatkan tubuh. Selama itu tak banyak kata yang keluar, keduanya terlihat sibuk termenung dalam pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To My Home [Minsung] ✔
FanfictionHan Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika ucapan wanita berpakaian gipsi tentang fenomena bintang jatuh akan menjadi kenyataan. Lee Minho hanyal...