•••
"Tolong bantu pindahkan beberapa proferti yang ada di sana.""Baik."
"Ah ya, angkut kardus kardus itu juga."
"Aku akan memindahkannya setelah selesai membawa ini ke mobil."
Suasana di lokasi pemotretan menjadi sedikit sibuk ketika segala keperluan foto sudah selesai. Bukan tugas Minho tentu saja namun mengingat minimnya pekerja laki-laki di sana, mau tak mau Minho ikut membantu.
Jisung juga turut serta, berjalan keluar ruangan, menuruni beberapa anak tangga lalu memasukkan barang-barang ke dalam mobil kantor. Cukup melelahkan tapi tak masalah, setidaknya Minho bisa mempunyai citra yang baik di perusahaan. Untung-untung, ia mungkin saja akan diberikan uang tips.
"Hati-hati, perhatikan jalanmu ketika menuruni tangga."
Jisung menganggukkan kepala begitu juru potret memperingatkan. Tiga kotak kardus berada di gendongan depan, membuat si manis sedikit kesulitan untuk melihat jalan. Tak ada masalah selama berjalan di lorong, orang-orang yang melintas juga refleks menepikan tubuh supaya tak berakhir menabrak Jisung. Namun tentu saja, permasalahan yang sesungguhnya datang ketika ia sampai di ujung tangga. Sebenarnya bisa saja Jisung mengangkutnya dua kali hanya saja sosok manis tersebut merasa malas jika harus naik turun tangga, jadi yah, Jisung hanya berdoa supaya dirinya tak berakhir jatuh menggelundung dari atas sana.
"Kaki kanan, kaki kiri, kaki kanan, kaki kiri." Pemuda menggemaskan tersebut sibuk menghitung tiap langkah selama kakinya menapak, ia hanya tak ingin salah jalan, terpleset lalu membuat semua proferti di dalam kardus menjadi berhamburan keluar. Selain hal itu akan terlihat memalukan, tentu saja si tupai bisa mendapat cidera.
Srett!
"Kaki kanan- eh?"
Langkah Jisung sontak terhenti begitu dua kotak di hadapan seketika terangkat sehingga menyebabkan pandangan tak lagi terhalang. Begitu mendongakkan kepala guna melihat sang pelaku, raut wajah Jisung seketika berubah masam kala mendapati Minho yang berdiri di dekat sana.
"Bawa sedikit barang saja Ji, kamu bisa jatuh."
Bukannya berterima kasih atau melemparkan senyum manis, Jisung justru melongos lalu sontak melanjutkan langkah tanpa mengucapkan apapun. Minho tentu merasa kebingungan, masih diam di pertengahan tangga sembari memperhatikan Jisung yang bergerak cepat turun ke lobby utama.
Menggelengkan kepala sekilas, Minho lantas mengikuti jejak yang lebih muda untuk memasukkan barang-barang tersebut ke dalam mobil. Entahlah, Minho tak ingin terlalu memikirkannya, mungkin Jisung sedang berada dalam mood yang buruk.
"Ini kardus tambahannya pak, apa masih ada yang tertinggal?"
Pria berumur empat puluh lima tahun itu nampak memperhatikan list di tangan sebelum akhirnya menggelengkan kepala samar, "Sudah semua, terima kasih karena sudah membantu bapak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To My Home [Minsung] ✔
FanficHan Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika ucapan wanita berpakaian gipsi tentang fenomena bintang jatuh akan menjadi kenyataan. Lee Minho hanyal...